Presiden Kerahkan 22.400 Tentara untuk Hancurkan Geng Bersenjata di Ekuador
Pasukan keamanan Ekuador berpatroli di sekitar alun-alun utama dan istana kepresidenan setelah Presiden Daniel Noboa menyatakan konflik bersenjata internal, dan memerintahkan tentara melakukan operasi militer melawan kartel narkoba di pusat kota Quito pada 9 Januari 2024.(AFP/RODRIGO BUENDIA)
10:12
12 Januari 2024

Presiden Kerahkan 22.400 Tentara untuk Hancurkan Geng Bersenjata di Ekuador

Presiden Ekuador Daniel Noboa telah mengerahkan lebih dari 22.400 tentara untuk menghancurkan geng-geng bersenjata di wilayahnya pada Kamis (11/1/2024).

Diharapkan, kehadiran militer di jalan dengan berpatroli dari darat, laut maupun udara, maka kelompok geng bersenjata bisa ditumpas.

Dikutip dari AFP pada Jumat (12/1/2024), pihak militer Ekuador juga mulai melakukan penggeledahan tubuh dan mobil secara acak.

Selain itu, pihaknya juga melakukan penggerebekan di penjara dan menerapkan jam patroli malam.

"Mereka ingin menimbulkan rasa takut, namun justru memicu kemarahan kami," kata Menteri Pertahanan Gian Carlo Loffredo di media sosial.

"Mereka percaya bahwa mereka akan menaklukkan seluruh negara tetapi lupa bahwa angkatan bersenjata kami dilatih untuk berperang," tegasnya.

Sejak Senin (8/1/2024), kartel narkoba melancarkan kampanye penculikan dan penyerangan berdarah.

Hal itu dilakukan sebagai respons tindakan keras pemerintah terhadap kejahatan terorganisir, yang mendorong Noboa mengumumkan negaranya dalam keadaan darurat.

"Menyerah pada kejahatan: tidak pernah!" kata Noboa dalam pesan video yang disiarkan di televisi pada hari Kamis.

Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan pada hari Kamis bahwa seorang perwira tinggi militer dan pejabat senior Amerika akan melakukan perjalanan ke Ekuador dalam beberapa minggu mendatang untuk mendukung perjuangan Noboa.

Negara kecil di Amerika Selatan ini telah terjerumus ke dalam krisis setelah bertahun-tahun meningkatnya kontrol oleh kartel transnasional yang menggunakan pelabuhannya untuk mengirimkan kokain ke Amerika Serikat dan Eropa.

Geng kriminal di negara berpenduduk sekitar 17 juta orang ini diperkirakan memiliki lebih dari 20.000 anggota.

Ledakan kekerasan terbaru dipicu oleh penemuan salah satu bos narkoba paling kuat di negara itu, Jose Adolfo Macias, yang dikenal dengan nama samaran "Fito", yang melarikan diri dari penjara pada hari Minggu.

Pada hari Senin, Daniel Noboa memberlakukan keadaan darurat dan jam malam, namun geng tersebut membalas dengan deklarasi "perang" dan mengancam akan mengeksekusi warga sipil dan pasukan keamanan.

Mereka telah memicu banyak kerusuhan di penjara, memicu ledakan dan membakar mobil di tempat umum.

Pada hari Kamis, anggota geng menyandera 178 penjaga dan petugas administrasi di beberapa lembaga pemasyarakatan, menurut otoritas penjara SNAI.

Otoritas itu juga melaporkan adanya kerusuhan di penjara, bahkan narapidana menembaki anggota angkatan bersenjata.

Polisi mengatakan jumlah korban tewas meningkat menjadi 16 orang pada Rabu malam akibat serangan "teroris" di sebuah diskotik di Amazon yang merenggut dua nyawa dan melukai sembilan orang.

Tujuh personel polisi telah diculik dalam beberapa hari terakhir, namun hanya satu yang masih ditahan.

Pada hari Kamis, banyak toko dan tempat usaha di kota-kota utama Ekuador masih tutup.

"Kami takut, takut jika tidak diduga, mereka (para gangster) akan melakukan hal yang sama lagi," kata Ines Macas, seorang ibu rumah tangga berusia 69 tahun di Quito, kepada AFP.

Transportasi umum dikurangi, sekolah dan universitas ditutup, dan masyarakat diimbau untuk bekerja dari rumah.

Tag:  #presiden #kerahkan #22400 #tentara #untuk #hancurkan #geng #bersenjata #ekuador

KOMENTAR