Menlu Iran: Negara Tetangga Tak Akan Membiarkan Serangan Israel Melewati Wilayah Mereka
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa saat ini Iran mendapatkan dukungan dari negara-negara tetangga. 
00:40
23 Oktober 2024

Menlu Iran: Negara Tetangga Tak Akan Membiarkan Serangan Israel Melewati Wilayah Mereka

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi mengatakan bahwa saat ini Iran mendapatkan dukungan dari negara-negara tetangga.

Araghci mengatakan bahwa negara tetangga meyakinkan Iran untuk tidak mengizinkan wilayah mereka dilintasi oleh serangan Israel.

"Semua tetangga kami telah meyakinkan kami bahwa mereka tidak akan membiarkan tanah atau wilayah udara mereka digunakan melawan Republik Islam Iran," kata Araghchi dalam konferensi pers di Kuwait pada Selasa (22/10/2024), dikutip dari Al-Arabiya.

Merasa mendapat dukungan, Araghci mengatakan bahwa pihaknya sedang memantau apapun yang dilakukan oleh Israel dan sekutunya, AS.

"Kami memantau dengan seksama pergerakan pangkalan-pangkalan Amerika di kawasan tersebut dan mengetahui semua pergerakan dan penerbangan mereka," jelasnya.

Ia juga berjanji apabila Israel nekat melancarkan serangan ke Iran, maka balasan yang sama akan diluncurkan oleh pihaknya.

"Jika Israel menyerang Iran dalam bentuk apa pun, Iran akan membalas dengan cara yang sama," tegasnya.

Tak hanya itu, menteri yang sedang melakukan tur regional ini memperingatkan Israel untuk tidak menyerang fasilitas nuklir Iran.


Menurut Araghci, menargetkan fasilitas nuklir merupakan melanggar aturan Internasional.

“Menyerang situs nuklir adalah kejahatan internasional yang besar, bahkan mengancam (untuk menyerang) situs nuklir adalah kejahatan dan melanggar hak asasi internasional," tegasnya.

Araghci mengaku saat ini Iran tengah melakukan persiapan untuk mempertahankan diri dari serangan Israel.

“Untuk mempertahankan diri dan lokasi nuklir kami, kami memiliki alat dan metode sendiri, dan kami mengandalkannya,” tambah menteri tersebut.

Iran Kirim Surat Protes ke Pengawas Nuklir PBB

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat aduan ke pengawas nuklir PBB.

Surat ini berisi aduan terkait ancaman Israel yang akan menyerang situs nuklir Iran.

Menurut Baghaei, ancaman Israel ini melanggar resolusi PBB.

"Ancaman untuk menyerang situs nuklir bertentangan dengan resolusi PBB  dan dikutuk kami telah mengirim surat tentang hal itu kepada pengawas nuklir PBB," kata Baghaei dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, dikutip dari Al-Arabiya.

Sebelumnya, Israel telah bersumpah akan membalas serangan Iran pada tanggal 1 Oktober 2024.

Menurut pejabat Israel, serangan balasan yang akan dilakukan pihaknya bisa menyasar mana saja, termasuk fasilitas produksi nuklir dan minyak Iran.

Hal tersebut didukung penuh oleh Mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.

"Kita harus bertindak sekarang untuk menghancurkan program nuklir Iran, fasilitas energi utamanya, dan melumpuhkan rezim teroris ini," tulis Bennett di X setelah serangan rudal Iran, dikutip dari Al-Jazeera.

Namun, presiden Amerika Serikat, Joe Biden tidak setuju dengan usulan tersebut.

Meski menolak, Biden justru telah menyetujui pengerahan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan pasukan Amerika Serikat ke Israel, mungkin untuk mengantisipasi respons Iran terhadap serangan Israel.

Sementara itu, lawan politik Biden, calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, telah mendesak Israel untuk melakukan serangan nuklir terlebih dahulu. 

Sementara itu, Iran diketahui memiliki 2 lokasi inti program nuklir.

Kedua lokasi tersebut di antaranya di kompleks pengayaan uranium Natanz dan Pusat Teknologi Nuklir Isfahan.

Kota Isfahan, lokasi respons Israel pada bulan April, juga merupakan lokasi beberapa fasilitas penting, termasuk perusahaan militer.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Abbas Araghchi dan Iran vs Israel

Editor: Whiesa Daniswara

Tag:  #menlu #iran #negara #tetangga #akan #membiarkan #serangan #israel #melewati #wilayah #mereka

KOMENTAR