PBB Sebut Warga Palestina Mulai Tinggalkan Rafah, Pindah ke Gaza Tengah Buntut Serangan Udara Israel
Foto dari udara menunjukkan tenda-tenda pengungsi Palestina di Kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, pada 31 Desember 2023. Warga di Rafah dilaporkan pindah dari wilayah tersebut menuju wilayah Gaza tengah. 
17:00
17 Februari 2024

PBB Sebut Warga Palestina Mulai Tinggalkan Rafah, Pindah ke Gaza Tengah Buntut Serangan Udara Israel

- Para pejabat kemanusiaan PBB mengatakan, warga Palestina di kota Rafah, bagian selatan Gaza, dilaporkan pindah dari wilayah tersebut menuju wilayah Gaza tengah.

Hal itu seiring dengan intensifnya serangan udara Israel yang terus berlanjut di Rafah.

Dilansir Al Jazeera, diperkirakan sebanyak 1,4 juta warga Palestina, lebih dari separuh populasi Gaza, memadati Rafah.

Sebagian besar dari mereka mengungsi akibat pertempuran di tempat lain di wilayah tersebut.

Ratusan ribu orang tinggal di tenda-tenda yang luas.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menekankan parahnya kekurangan pangan di Rafah dan tempat lain, terutama di Gaza utara.

Adapun Gaza utara menjadi target pertama serangan Israel tersebut, di mana sebagian besar wilayah telah hancur total.

“Di Rafah, kondisi kemanusiaan menjadi semakin parah dengan terus adanya laporan mengenai orang-orang yang menghentikan truk bantuan untuk mengambil makanan,” ungkap Stephane Dujarric, Sabtu (17/2/2024).

Di seluruh Gaza, kata Dujarric, pengiriman bantuan terhambat oleh seringnya penutupan perbatasan, pembatasan impor yang sudah berlangsung lama, kerusakan infrastruktur penting, dan pertempuran.

Serangan Israel ke Rafah

Seorang pejabat tinggi PBB telah memperingatkan serangan Israel terhadap Rafah, dapat menyebabkan 'pembantaian'.

Kepala Badan Kemanusiaan Martin Griffiths mengatakan, warga Palestina di Gaza sudah menderita 'serangan yang tidak ada bandingannya dalam hal intensitas, kebrutalan dan cakupannya'.

"Konsekuensi dari invasi Rafah akan menjadi bencana besar," jelasnya, dikutip dari BBC.

Dalam pernyataan yang sangat keras, Griffiths mengatakan, lebih dari satu juta orang "berjejalan di Rafah, menatap kematian".

Ia mengatakan, warga sipil di kota tersebut hanya mempunyai sedikit makanan atau akses terhadap obat-obatan dan tidak ada tempat yang aman untuk pergi.

"Invasi Israel ke kota tersebut, akan meninggalkan operasi kemanusiaan yang sudah rapuh di ambang kematian," tambah dia.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk mengalahkan kelompok Hamas yang katanya bersembunyi di kota itu.

Rafah adalah kota kecil di selatan Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir.

Sebelum perang, wilayah ini dihuni oleh sekitar 250.000 orang.

Namun, sejak Israel memerintahkan warga sipil untuk mengungsi ke selatan, populasinya diperkirakan membengkak hingga 1,5 juta jiwa.

Banyak di antara mereka yang tinggal di tenda-tenda dalam kondisi yang menyedihkan dan mengatakan mereka tidak punya tempat tujuan.

Rafah telah menjadi sasaran serangan udara besar-besaran Israel dalam beberapa hari terakhir.

Gambar satelit yang diambil pada 10 Februari 2024 dan dirilis pada 15 Februari 2024 oleh Maxar Technologies menunjukkan gambaran wilayah yang berdekatan dengan perbatasan Mesir-Jalur Gaza di Rafah, Mesir, setelah dilakukan pemeringkatan tanah. Gambar satelit yang diambil pada 10 Februari 2024 dan dirilis pada 15 Februari 2024 oleh Maxar Technologies menunjukkan gambaran wilayah yang berdekatan dengan perbatasan Mesir-Jalur Gaza di Rafah, Mesir, setelah dilakukan pemeringkatan tanah. (Selebaran / Citra satelit ©2024 Maxar Technologies / AFP)

Update Perang Israel-Hamas

Rumah sakit terbesar di Gaza yang masih berfungsi di Khan Younis masih dikepung oleh pasukan Israel dengan laporan bahwa staf medis dipukuli dan bantuan diblokir.

Pasukan Israel menahan dan menginterogasi petugas kesehatan, pasien, dan pengungsi di gedung bersalin Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dia berharap Israel tidak akan melakukan invasi darat besar-besaran ke Rafah.

AS telah memperbarui sanksi terhadap kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman atas serangan kelompok tersebut terhadap jalur pelayaran Laut Merah.

Afrika Selatan menyambut baik tanggapan Mahkamah Internasional terhadap permintaan perintah pengadilan mengenai rencana invasi darat Israel ke Rafah, meskipun pengadilan hanya memperbarui perintahnya untuk mematuhi langkah-langkah sementara yang ada.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan 28.775 warga Palestina dan melukai 68.552 orang sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #sebut #warga #palestina #mulai #tinggalkan #rafah #pindah #gaza #tengah #buntut #serangan #udara #israel

KOMENTAR