Selamatkan Dua Sandera Tapi Membunuh Puluhan Warga Sipil Palestina, Benjamin Netanyahu: Mengakhiri kendali Hamas di Gaza
Serangan Israel yang baru-baru ini terjadi disebutkan telah menyelamartkan dua sandera yang ditahan oleh Hamas.
Meski demikian, serangan israel di Rafah disebutkan kembali menewaskan puluhan warga sipil di Palestina.
Dilansir dari Nypost.com, Rabu (14/2), sandera yang ditahan oleh Hamas kini disebutkan telah kembali ke Israel setelah operasi militer.
Dalam kondisi bersamaan, dikatakan oleh pejabat kesehatan di Gaza, sedikitnya 67 warga sipil Palestina tewas.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pengamanan Rafah sangat penting bagi tujuan Israel untuk mengakhiri kendali Hamas di Gaza.
Operasi khusus Israel telah menggerebek sebuah bangunan di kota Rafah, di selatan Gaza, pada hari Senin (12/2) pagi dan membebaskan dua sandera yang ditahan oleh Hamas.
Namun di Rafah, serangan tersebut memicu ketakutan, duka, dan kepanikan, di antara lebih dari satu juta warga Palestina yang memadati kota tersebut.
Kejadian tersebut membuat warga mencari perlindungan dari tindakan militer Israel di wilayah utara.
Warga Palestina khawatir bahwa serangan tersebut menandakan invasi darat besar-besaran ke Rafah.
Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pasukan darat Israel sedang bersiap memasuki Rafah dengan tujuan melenyapkan batalyon Hamas di sana.
Intensitas operasi penyelamatan dan jumlah korban tewas memperjelas tekad Benjamin Netanyahu untuk terus melanjutkan serangan di wilayah selatan.
Meskipun ada kritik dari Amerika Serikat dan sekutu lainnya, serta tekanan untuk mengurangi korban sipil dan kehancuran.
Pada pukul satu pagi, di hari Senin (12/2), pasukan khusus Israel menerobos masuk ke sebuah gedung, tempat dua sandera, Fernando Simon Marman 60 tahun, dan Louis Har 70 tahun, ditahan.
Sekitar satu menit kemudian, tentara Israel menembaki gedung-gedung di dekatnya, upaya tersebut untuk mengganggu komunikasi Hamas dan memungkinkan para sandera dibawa keluar.
Para pejabat Israel menyatakan bahwa para sandera yang diselamatkan dibawa ke rumah sakit di Tel Aviv.
Pada hari Senin (12/2), mereka dibebaskan setelah lebih dari 120 hari menjadi tahanan Hamas di Gaza.
Sedangkan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden setelah bertemu Raja Abdullah II dari Yordania, di Gedung Putih.
Joe Biden menegaskan kembali kekhawatiran Amerika tentang invasi Israel di Rafah, dengan mengatakan bahwa invasi tersebut tidak boleh dilanjutkan tanpa rencana yang kredibel.
Hal tersebut untuk memastikan keselamatan dan dukungan lebih dari satu pihak, serta juta orang yang berlindung di sana.
Menurut pejabat kesehatan di wilayah tersebut, lebih dari 28.000 orang di Gaza telah terbunuh dalam kampanye militer Israel.
Setidaknya, serangan pada tanggal 7 Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan 1.200 warga sipil Palestina.
Stéphane Dujarric sebagai juru bicara Sekretaris Jenderal PBB menyampaikan bahwa saat ini tidak ada tempat yang aman di Gaza.
PBB telah berulang kali memperingatkan bahwa serangan di Rafa dapat berdampak buruk terhadap warga sipil dan memperburuk bencana kemanusiaan yang sudah terjadi di Gaza.
***
Tag: #selamatkan #sandera #tapi #membunuh #puluhan #warga #sipil #palestina #benjamin #netanyahu #mengakhiri #kendali #hamas #gaza