Ngebet Serang Iran, Israel Malah Dilanda Masalah Gawat: Kehabisan Rudal Penangkis
Sistem pertahanan Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, yang dikendalikan oleh Hamas, di atas kota Ashkelon di Israel selatan, pada 11 Mei 2021. 
18:10
15 Oktober 2024

Ngebet Serang Iran, Israel Malah Dilanda Masalah Gawat: Kehabisan Rudal Penangkis

Israel dilaporkan mulai kehabisan rudal penangkis atau interceptor missile pada sistem pertahanan udaranya.

Padahal, Israel saat ini sedang bersiap menghadapi potensi eskalasi konflik dengan musuh besarnya, yakni Iran.

Israel sudah berjanji akan membalas serangan Iran pada awal bulan ini yang melibatkan ratusan rudal balistik.

Adapun serangan Iran itu adalah balasan atas serangan Israel yang menewaskan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut.

Berdasarkan keterangan pernyataan pakar dan eks pejabat militer, Financial Times melaporkan Amerika Serikat (AS) kini membantu Israel mengatasi persoalan kelangkaan itu.

Namun, Israel harus memilih target mana yang harus diprioritaskan dalam pertahanannya.

“Masalah amunisi Israel itu gawat,” kata eks pejabat pertahanan AS, Dana Stroul, dikutip dari The Times of Israel.

“Jika Iran membalas serangan Israel, dan Hizbullah bergabung juga, pertahanan udara Israel akan disebar.”

Stroul mengatakan AS tak bisa memasok rudal ke Ukraina dan Israel dalam jumlah yang sama.

Sementara itu, Boaz Levy yang menjabat sebagai CEO Industri Dirgantara Israel menyebut pihaknya bekerja keras untuk memproduksi rudal penangkis.

“Beberapa lini kami bekerja 24 jam, tujuh hari dalam seminggu. Tujuan kami ialah memenuhi semua tanggung jawab kami,” ujar Levy.

“Bukan rahasia bahwa kami harus mengisi kembali persediaan.”

Financial Times menyebut sistem pertahanan tiga lapis milik Israel berhasil menangkis banyak drone dan rudal yang diluncurkan Iran dan sekutunya ke Israel.

“Iron Dome milik negara itu sudah menembak jatuh roket jarak dekat dan drone yang diluncurkan Hamas dari Gaza, sedangkan David’s Sling telah menangkis roket lebih besar yang ditembakkan dari Lebanon, dan Arrow telah menghalangi rudal balistik dari Iran. Houthi di Yaman dan milisi Irak juga menembakkan rudal, roket, dan drone ke Israel,” kata media itu.

Tiga sistem pertahanan udara Israel

1. Iron Dome

Iron Dome adalah sistem pertahanan udara jarak dekat yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industry.

Sistem  ini pertama kali dikerahkan pada thaun 2011. Iron Dome menjadi lapisan pertahanan terdalam di langit Israel.

Iron Dome memiliki tiga tugas. Pertama, mendeteksi ancaman dari udara; kedua, memprediksi titik hantamannya; ketiga, menangkisnya.

Dikutip dari Encylopaedia Britannica, radar Iron Dome mendeteksi target dalam jangkauan 4 hingga 70 km.

Jika suatu target, misalnya rudal, tidak mengancam nyawa warga dan insfrastruktur, target itu dibiarkan.

Iron Dome memiliki peluncur rudal yang berisi hingga 20 rudal Tamir.

Sistem ini mudah dipindahkan karena peluncur roket tidak memerlukan alat transportasi khusus.

Iron Dome memiliki catatan yang baik karena berhasil menangkis sekitar 90 persen rudal selama 12 tahun terakhir.

Namun, sistem ini kewalahan ketika menghadapi banyak rudal yang ditembakkan dalam waktu berdekatan.

Diwartakan oleh Samaa TV, beberapa rudal Hamas juga masih bisa menembus sistem pertahanan itu.

Pakar keamanan bernama John Erath menyebut Iron Dome juga memiliki kekurangan, salah satunya ialah biaya operasional yang sangat mahal. Setiap rudal penangkis berharga puluhan ribu dolar.

Kemudian, sistem itu hanya bisa membawa rudal penangkis dalam jumlah terbatas dalam satu waktu.

2. David’s Sling

David’s Sling dirancang untuk menangkis rudal balistik jarak dekat, roket berkaliber besar, dan rudal penjelakah.

Berdasarkan informasi pada laman CSIS, sistem itu dikembangkan oleh Israel bersama dengan Amerika Serikat (AS).

David’s Sling berada pada lapisan tengah dalam sistem pertahanan berlapis milik Israel.

Diklaim bahwa David’s Sling dirancang untuk bisa menangkis rudal balistik dan rudal penjelajah dalam jarak jangkauan 40 hingga 300 km.

Sistem itu terdiri atas unit peluncuran rudal vertika, radar kendali ELM-2084, stasiun operator/manajemen, dan rudal Stunner untuk menangkis ancaman dari udara.

Stunner memiliki panjang 4,6 meter dan mampu menangkis target pada ketinggian hingga 15 km dan jarak jangkauan 40 hingga 300 km.

Sistem pertahanan udara David's Slings milik Israel. Sistem pertahanan udara David's Slings milik Israel. (Wikimedia Commons)

Rudal itu itu menggunakan bahan bakar padat dan mampu mencapai kecepatan hingga Mach 7,5.

Berbeda dengan rudal Tamir di Iron Dome, Stunner tidak memiliki hulu ledak. Stunner menangkis target dengan menghantamnya secara langsung.

Pertama kali Israel menggunakan David’s Sling ialah ketika militer Israel menghadapi dua rudal balistik jarak dekat OTR21 Tochka pada bulan Juli 2018.

3. Arrow

Arrow adalah sistem pertahanan udara di lapisan pertama.

Dikutip dari CNN, Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik di fase terminal.

Arrow 2 memiliki jangkauan 56 mil dan ketinggian maksimlam 32 mil.

Sistem ini disebut sebagai pemutakhiran dari sistem pertahanan Patriot buatan AS yang juga digunakan Israel.

Sementara itu, Arrow 3 menggunakan teknologi hit-to-kill untuk menangkis rudal balistik di langit sebelum rudal itu memasuki atmosfer dalam perjalanan menuju target.

Sistem Arrow Israel Sistem pertahanan udara Arrow milik Israel.

(Tribunnews/Febri)

Editor: Whiesa Daniswara

Tag:  #ngebet #serang #iran #israel #malah #dilanda #masalah #gawat #kehabisan #rudal #penangkis

KOMENTAR