



Pejabat Senior AS Ungkap Donald Trump Veto Rencana Israel untuk Membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei
— Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut telah memveto rencana Israel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara.
Informasi ini diungkap oleh dua pejabat senior pemerintahan AS kepada Reuters, Minggu (15/6). Veto itu disebut terjadi hanya beberapa hari setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Iran dalam upaya menghentikan program nuklir negara tersebut.
Menurut kedua pejabat yang enggan disebutkan namanya, otoritas Israel memberi tahu Amerika Serikat bahwa mereka memiliki peluang untuk mengeksekusi Khamenei. Namun, Trump langsung menolak rencana tersebut. Penolakan itu mencerminkan kebijakan kehati-hatian yang masih ia pertahankan, meskipun situasi di Timur Tengah memanas pasca-serangan Israel.
“Apakah Iran telah membunuh warga Amerika? Belum. Sampai itu terjadi, kita bahkan tidak akan membicarakan soal menyerang kepemimpinan politik mereka,” kata salah satu pejabat AS seperti dikutip dari Reuters, Senin (16/6/2025). Ia menjabat sebagai pejabat senior di pemerintahan Trump dan menyiratkan bahwa tindakan ekstrem baru akan dipertimbangkan jika ada korban dari pihak Amerika.
Meski tidak dijelaskan apakah Trump secara langsung menyampaikan veto tersebut kepada Israel, para pejabat memastikan bahwa komunikasi antara Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berlangsung intens. Trump diketahui sering berhubungan langsung dengan Netanyahu selama krisis ini berlangsung.
Pejabat AS juga menegaskan bahwa diskusi antara pejabat tinggi kedua negara tetap berlangsung secara intensif sejak dimulainya operasi militer Israel terhadap Iran. Operasi tersebut merupakan respons terhadap kekhawatiran bahwa Iran mendekati kemampuan membuat senjata nuklir.
Menanggapi laporan ini, Netanyahu menolak memberikan konfirmasi. Dalam wawancara dengan program Special Report With Bret Baier di saluran Fox News, ia mengatakan, “Ada begitu banyak laporan yang salah mengenai percakapan-percakapan yang tidak pernah terjadi, dan saya tidak akan membahas hal itu.” Namun, ia menambahkan, “Saya pikir kami akan melakukan apa yang perlu dilakukan. Dan saya pikir Amerika Serikat tahu apa yang baik bagi Amerika Serikat.”
Sementara itu, Trump dilaporkan masih menaruh harapan pada jalur diplomatik. Ia berharap agar negosiasi antara AS dan Iran yang sempat terhenti bisa dilanjutkan. Salah satu agenda dialog dijadwalkan berlangsung di Oman pada Minggu, namun dibatalkan menyusul gelombang serangan militer yang dilakukan Israel.
Dalam wawancara terpisah dengan Reuters pada Jumat sebelumnya, Trump menyampaikan bahwa “kami tahu segalanya” tentang operasi militer Israel terhadap Iran. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa pihak AS sangat terlibat dalam pemantauan dan koordinasi dengan Israel, meskipun tidak menyetujui seluruh langkah taktis yang diambil.
Veto Trump atas rencana pembunuhan Ayatollah Khamenei memperlihatkan ambiguitas strategis Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. Di satu sisi, AS tetap menjadi sekutu dekat Israel dan mengetahui secara rinci operasi militer yang dilakukan negara tersebut. Namun di sisi lain, Trump tampak enggan menyeret AS lebih jauh ke dalam konflik terbuka dengan Iran, terlebih saat tidak ada korban dari pihak Amerika.
Keputusan tersebut sekaligus menunjukkan bahwa meski Trump dikenal dengan pendekatan keras terhadap Iran selama masa jabatannya, ia tetap menghitung risiko geopolitik dan dampak jangka panjang terhadap stabilitas kawasan dan peluang diplomatik.
Tag: #pejabat #senior #ungkap #donald #trump #veto #rencana #israel #untuk #membunuh #pemimpin #tertinggi #iran #ayatollah #khamenei