Qatar Khawatir Janji AS untuk Balas Serangan di Yordania Ganggu Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Timur Tengah, dan perang Israel-Hamas di markas besar PBB pada 29 November 2023 di New York City. PM Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani khawatir soal janji AS yang akan membalas serangan drone di Yordania yang menewaskan tiga pasukan AS, dapat merusak kesepakatan baru soal pembebasan sandera Hamas. 
10:30
30 Januari 2024

Qatar Khawatir Janji AS untuk Balas Serangan di Yordania Ganggu Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Amerika Serikat (AS) bersumpah akan membalas serangan drone yang menewaskan tiga pasukannya di Yordania, Minggu (28/1/2024).

Serangan yang dilakukan oleh militan yang didukung Iran adalah serangan mematikan pertama terhadap pasukan AS sejak perang Israel-Hamas meletus pada bulan Oktober 2023 lalu.

Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan pada hari Senin bahwa AS tidak menginginkan perang yang lebih luas dengan Iran atau di wilayah tersebut.

Namun, kata Kirby, AS harus melakukan apa yang harus dilakukan ketika pasukannya diserang.

Presiden AS Joe Biden sebelumnya telah memerintahkan serangan balasan terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran, tetapi sejauh ini tidak menyerang Iran secara langsung.

"Jangan ragu – kami akan meminta pertanggungjawaban semua pihak pada waktu dan cara yang kami pilih," kata Biden, dikutip dari Reuters.

Pemerintahan Biden berada di bawah tekanan untuk menanggapi serangan pesawat tak berawak itu dengan tegas tanpa memicu perang yang lebih luas.

Mereka juga berusaha memfasilitasi pembebasan lebih dari 100 sandera oleh Hamas.

Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al Thani mengatakan bahwa dia berharap pembalasan AS tidak akan melemahkan kemajuan menuju kesepakatan pembebasan sandera baru.

Ia mengatakan, potensi pembalasan AS terhadap serangan di Yordania akan berdampak pada keamanan regional.

Direktur CIA William Burns bertemu Sheikh Mohammed, serta kepala dinas intelijen Mossad Israel dan kepala intelijen Mesir, pada hari Minggu di Paris untuk melakukan pembicaraan yang dianggap konstruktif oleh Israel, Qatar dan AS.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan pembicaraan Paris menimbulkan harapan bahwa proses negosiasi yang dimediasi Qatar dapat dilanjutkan.

Sebelum gagal, mekanisme tersebut menghasilkan perjanjian gencatan senjata selama seminggu pada bulan November ketika Hamas membebaskan sekitar 100 sandera.

"Kerangka kerja yang dikembangkan di Paris adalah kerangka yang kuat dan menarik."

"(Kerangka) menawarkan harapan bahwa kita dapat kembali ke proses ini (pembebasan sandera)."

"Hamas harus mengambil keputusannya sendiri," kata Blinken.

Ada Kemajuan Baik

Antony Blinken dan Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani 214912-35827601275- Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kanan) bertemu dengan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani (kiri) di Ruang Perjanjian Departemen Luar Negeri di Washington, DC pada 29 Januari 2024.

Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al Thani mengatakan ada kemajuan baik yang telah dicapai dalam pertemuan antara pejabat intelijen Mesir, Israel, dan AS.

Pertemuan itu untuk membahas kemungkinan kesepakatan guna mengamankan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas dan pembebasan tawanan yang ditahan oleh Hamas.

"Kami berharap dapat menyampaikan proposal ini kepada Hamas dan membawa mereka ke tempat di mana mereka terlibat secara positif dan konstruktif dalam proses tersebut," kata Sheikh Mohammed, dikutip dari Al Jazeera.

Sheikh Mohammed juga mengatakan bahwa Hamas menuntut gencatan senjata permanen sebagai syarat untuk memasuki perundingan.

"Saya yakin kita beralih dari situasi tersebut ke tempat yang berpotensi mengarah pada gencatan senjata secara permanen di masa depan," ucapnya.

Ia juga menyebut, perundingan ini berada dalam kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan beberapa minggu lalu.

Sekitar 240 orang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober setelah pejuang kelompok tersebut melancarkan serangan mendadak dari Gaza ke Israel selatan, menewaskan sedikitnya 1.139 orang, menurut data Israel.

Israel menanggapinya dengan pemboman dahsyat dan invasi darat ke Gaza, menewaskan lebih dari 26.600 orang, menurut pejabat kesehatan Palestina.

Qatar dan AS memimpin negosiasi gencatan senjata selama seminggu sebelumnya pada akhir November, yang mengakibatkan lebih dari 100 tawanan dibebaskan oleh kelompok Palestina di Gaza dan lebih dari 200 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel dibebaskan sebagai imbalannya.

Sheikh Mohammed juga mencatat bahwa negaranya bukanlah negara adidaya yang dapat memaksakan sesuatu pada suatu kelompok.

Pernyataan ini muncul setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa Qatar telah gagal menggunakan pengaruhnya untuk menekan Hamas.

Doha menjadi tuan rumah kantor politik Hamas dan merupakan kediaman utama pejabat politik senior Ismail Haniyeh.

"Kami menggunakan jasa baik kami untuk menghubungkan, menjembatani kesenjangan, dan menghasilkan beberapa alternatif. Dan cara ini berhasil," kata Sheikh Mohammed.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #qatar #khawatir #janji #untuk #balas #serangan #yordania #ganggu #kesepakatan #gencatan #senjata #gaza

KOMENTAR