Terkuak! Rekaman Ponsel Paramedis yang Tewas Ditembak Bongkar Kebohongan Militer Israel soal Lampu Darurat Diklam Tidak Menyala
Suasana duka menyelimuti saat jenazah 8 paramedis yang tewas ditembaki Israel saat misi evakuasi di Rafah, Gaza. (The Guardian)
09:51
8 April 2025

Terkuak! Rekaman Ponsel Paramedis yang Tewas Ditembak Bongkar Kebohongan Militer Israel soal Lampu Darurat Diklam Tidak Menyala

— Sebuah rekaman video dari ponsel milik Rifat Radwan, salah satu dari 15 paramedis dan petugas penyelamat yang tewas di Rafah, Gaza selatan, telah menggugurkan klaim awal militer Israel mengenai insiden tragis pada 23 Maret lalu. Dalam pernyataan awalnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka menembaki konvoi karena kendaraan “bergerak mencurigakan” tanpa menyalakan lampu atau tanda darurat.

Namun, video berdurasi hampir tujuh menit yang dirilis Palestine Red Crescent Society (PRCS) pada Sabtu (5/4/2025), lalu justru memperlihatkan kendaraan pemadam kebakaran dan ambulans yang jelas bertanda medis sedang melaju pada malam hari dengan lampu utama dan lampu darurat menyala.

Dua petugas turun untuk memeriksa kendaraan yang berhenti di pinggir jalan, kemudian terdengar suara tembakan yang menghentikan rekaman tersebut secara tiba-tiba.

Seorang pejabat militer Israel, yang berbicara secara anonim sesuai kebijakan militer, akhirnya mengakui bahwa laporan awal itu keliru. “Apa yang kami pahami saat ini adalah orang yang memberikan laporan awal itu ternyata salah. Kami sedang mencoba memahami mengapa hal itu bisa terjadi,” ujarnya, seperti dikutip The Guardian.

15 Korban Tewas, Termasuk Pegawai PBB, Diduga Ditembak Satu per Satu

Dilansir dari The Guardian, Senin (7/4/2025), insiden tersebut terjadi di Tel al-Sultan, Rafah, hanya sehari setelah serangan militer Israel kembali dilancarkan pasca-runtuhnya gencatan senjata dua bulan dengan Hamas.

Menurut laporan PBB, para korban, termasuk sedikitnya satu pegawai Perserikatan Bangsa-Bangsa, ditembak satu per satu dan jasad mereka kemudian dikuburkan secara massal.

PRCS dan pekerja pertahanan sipil saat itu sedang berusaha menyelamatkan rekan-rekannya yang diserang lebih dulu. Jenazah salah satu korban ditemukan dalam kondisi tangan terikat, menambah indikasi pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.

Kesaksian Langsung dari Paramedis yang Selamat

Munther Abed, seorang relawan PRCS berusia 27 tahun yang selamat dari serangan, menyampaikan kepada The Guardian bahwa ia melihat rekannya, Assad al-Nassasra, dibawa pergi dalam kondisi mata tertutup oleh tentara Israel. “Mereka menyeret saya keluar dari ambulans, memaksa saya tengkurap agar saya tidak melihat apa yang terjadi pada rekan-rekan saya,” ujar Abed.

Abed berhasil selamat dengan menjatuhkan diri ke lantai ambulans saat dua rekannya yang duduk di bagian depan tewas seketika akibat tembakan. Ia kemudian ditahan selama beberapa jam sebelum dibebaskan. Hingga kini, al-Nassasra masih dinyatakan hilang, dan PRCS telah meminta klarifikasi resmi dari militer Israel mengenai keberadaannya.

PBB dan PRCS Desak Investigasi Independen

PBB dan PRCS telah menyerukan penyelidikan independen terkait insiden ini. Jonathan Whittall, Kepala Sementara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) di wilayah pendudukan Palestina, dengan tegas membantah tudingan Israel yang menyebut beberapa korban merupakan anggota Hamas.

“Ini adalah tim paramedis yang saya kenal secara pribadi. Mereka dimakamkan dengan mengenakan seragam lengkap dan sarung tangan—mereka dalam kondisi siap untuk menyelamatkan nyawa,” tegas Whittall.

Militer Israel mengeklaim telah memberitahu PBB tentang lokasi jenazah pada hari kejadian, dan menyatakan bahwa jenazah ditutup dengan jaring kamuflase sebelum akhirnya dikuburkan ketika tidak segera diambil.

Namun, PBB mengonfirmasi bahwa akses ke lokasi tersebut ditolak selama beberapa hari oleh Israel. Para korban akhirnya dimakamkan di tempat, bersama kendaraan mereka: ambulans, mobil pemadam kebakaran, dan mobil PBB—semuanya dengan tanda yang jelas.

Serangan Udara Terbaru dan Balasan Roket

Pada Minggu (6/4), serangan udara Israel kembali menewaskan sedikitnya 44 orang, termasuk tiga anak-anak di Kota Gaza. Hamas menanggapi dengan menembakkan roket ke wilayah selatan Israel, termasuk ke Ashkelon. IDF menyatakan sebagian besar proyektil berhasil dicegat, namun satu orang terluka akibat serpihan.

Sementara itu, publik internasional terus mendesak transparansi dan akuntabilitas atas kematian para petugas medis yang seharusnya dilindungi dalam zona konflik. Di tengah gelombang informasi dan disinformasi, rekaman ponsel Radwan kini menjadi bukti penting yang tidak bisa diabaikan oleh dunia.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #terkuak #rekaman #ponsel #paramedis #yang #tewas #ditembak #bongkar #kebohongan #militer #israel #soal #lampu #darurat #diklam #tidak #menyala

KOMENTAR