



Rincian Terbaru Hasil Autopsi Buktikan Yahya Sinwar Bebas Narkoba: Kopi, Bukan Captagon
Tidak disebutkan kapan dan di mana autopsi ini dilakukan.
Namun rincian terbaru hasil autopsi ini baru dirilis oleh media Israel Maariv pada Jumat ( 21/2/2025).
Laporan tersebut menyebut uji forensik mengonfirmasi bahwa dalam darah Sinwar tidak ditemukan jejak narkoba.
Sinwar hanya mengonsumsi kafein dalam jumlah besar sebelum kematiannya.
Sebelumnya, Israel sempat menuduh Yahya Sinwar serta pejuang Hamas lainnya menggunakan captagon, sejenis amfetamin yang sering digunakan pejuang di Suriah dan Irak untuk meningkatkan performa tempur.
Yahya Sinwar tewas dalam pertempuran dengan pasukan Israel pada Oktober lalu setelah sebuah tank menghantam gedung tempat ia berlindung di Kota Rafah, Gaza.
Laporan autopsi awal yang dirilis pada November 2024, mengungkapkan bahwa Sinwar tidak makan selama tiga hari sebelum kematiannya.
Sinwar sempat bertahan hidup beberapa jam setelah ditembak di kepala.
Meski demikian, para ahli patologi memutuskan untuk tidak mengeluarkan peluru yang ditemukan di kepala Sinwar.
Jenazah Yahya Sinwar saat ini disimpan oleh Israel di lokasi yang dirahasiakan.
Adik laki-laki Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza, Mohammed Sinwar, meminta agar Israel menyerahkan jenazah kakaknya sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata untuk mengakhiri konflik secara permanen.
Namun, hingga saat ini, permintaan tersebut masih ditolak oleh Israel.
Update Pertukaran Tahanan Israel-Hamas
Pada Sabtu (22/2/2025), Hamas akan memulangkan enam sandera Israel dari Gaza.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan ratusan warga Palestina yang saat ini ditahan di penjara-penjara Israel.
Pertukaran ini adalah kali ketujuh dari tahap pertama gencatan senjata Israel-Hamas.
Gencatan senjata, yang berlaku sejak 19 Januari 2025, diharapkan terdiri dari tiga tahap yang bertujuan untuk mengakhiri perang secara permanen.
Mengutip Al Jazeera, berikut rincian pertukaran tahanan yang berlangsung hari ini:
- Sandera Israel yang akan dibebaskan
Hamas telah merilis nama enam sandera Israel yang akan dibebaskan.
Mereka adalah Eliya Cohen, Omer Shem-Tov, Omer Wenkert, Tal Shoham, Avera Mengistu, dan Hisham al-Sayed.
Hisham al-Sayed dan Avera Mengistu telah ditahan oleh Hamas sejak mereka memasuki Gaza dalam kondisi yang tidak dijelaskan sekitar satu dekade lalu.
Enam sandera ini adalah yang terakhir dari total 33 sandera yang disepakati untuk dibebaskan dalam tahap pertama gencatan senjata.
- Waktu dan tempat
Menurut pejabat Hamas, sandera Israel tersebut akan diserahkan sekitar pukul 08:30 pagi waktu setempat (13:30 WIB).
Lokasi serah terima belum diumumkan, tetapi penyerahan sebelumnya dilakukan di Khan Younis, Gaza selatan.
- Tahanan Palestina yang dibebaskan
Sebagai imbalan, Israel akan membebaskan total 602 tahanan Palestina pada hari Sabtu.
Sebagian besar tahanan ini telah ditahan selama beberapa dekade.
Di antara 602 tahanan tersebut, sekitar 445 adalah warga Palestina dari Gaza yang ditangkap setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Sebanyak 50 di antaranya menjalani hukuman seumur hidup.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Tag: #rincian #terbaru #hasil #autopsi #buktikan #yahya #sinwar #bebas #narkoba #kopi #bukan #captagon