Organisasi Pro-Palestina Adukan Menlu Israel Gideon Sa’ar ke ICC, Minta Surat Perintah Penangkapan
KEJAHATAN PERANG - Foto Gideon Sa'ar yang diunggah di Instagram resminya pada 11 November 2024. Yayasan Hind Rajab ajukan surat perintah penangkapan ICC untuk menteri luar negeri Israel Gideon Sa’ar. 
10:10
17 Februari 2025

Organisasi Pro-Palestina Adukan Menlu Israel Gideon Sa’ar ke ICC, Minta Surat Perintah Penangkapan

– Organisasi Pro-Palestina, Yayasan Hind Rajab (HRF), mengajukan pengaduan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar. 

Mereka meminta agar dikeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Sa’ar. 

Mengutip PressTV, dalam pernyataan pada Minggu (16/2/2025), HRF menyerukan agar surat perintah penangkapan diterbitkan untuk Sa’ar atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan selama serangan militer Israel yang berlangsung di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Sa’ar disebut sebagai salah satu pelaku kejahatan tersebut, bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Keduanya dianggap bertanggung jawab atas pemindahan massal, kelaparan, dan penganiayaan terhadap warga Palestina.

Sa’ar dijadwalkan mengunjungi Brussels, Belgia, pada 18 Februari 2025.

Ia akan mengunjungi Brussels pada tanggal 18 Februari.

Belgia, yang merupakan anggota ICC, harus bertindak berdasarkan hukum internasional.

HRF adalah sayap hukum dari Gerakan 30 Maret, sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2024 dan berbasis di Brussels, Belgia.

Misi HRF adalah untuk menantang dan mengatasi impunitas Israel atas kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia di Palestina, khususnya di Jalur Gaza.

Yayasan ini dinamai untuk menghormati Hind Rajab, seorang gadis Palestina berusia lima tahun dari Gaza yang tewas akibat serangan pasukan Israel.

Hind Rajab meninggal bersama enam anggota keluarganya dan dua paramedis yang mencoba menyelamatkan mereka.

"Karena Belgia adalah penandatangan Statuta Roma, negara ini memiliki kewajiban hukum untuk bekerja sama dengan ICC dan mengambil tindakan terhadap individu yang dituduh melakukan kejahatan internasional serius," kata HRF dalam pernyataannya.

"Yayasan Hind Rajab mendesak otoritas Belgia untuk memastikan bahwa Sa’ar tidak dapat menghindari keadilan saat berada di tanah Eropa."

"Membiarkan tersangka penjahat perang mengunjungi Brussels tanpa perlawanan berarti mengkhianati komitmen hukum internasional dan prinsip-prinsip dasar keadilan," tambah mereka.

HRF berkomitmen untuk memutus siklus impunitas Israel dan menghormati kenangan Hind Rajab serta semua korban genosida di Gaza.

Sebagai anggota senior pemerintahan Netanyahu dan tokoh kunci dalam pengambilan keputusan Israel, Sa’ar telah berperan penting dalam merancang serta menerapkan kebijakan yang menyebabkan pemindahan massal, hukuman kolektif, dan serangan sistematis terhadap warga sipil Palestina.

HRF menyatakan, pernyataan publik dan dukungan kebijakan Sa’ar menunjukkan keterlibatan langsung dan tidak langsung dalam kejahatan ini, serta hasutan untuk melakukan kekerasan dan menghalangi mekanisme peradilan internasional.

Kelompok ini juga menyoroti bahwa Sa’ar secara terbuka mendukung pengurangan wilayah Gaza, yang sejalan dengan tindakan militer Israel yang telah menghancurkan 72 persen infrastruktur sipil Gaza dan memaksa 1,7 juta warga Palestina meninggalkan rumah mereka.

"Tindakan ini melanggar Pasal 8(2)(b)(viii) Statuta Roma, yang melarang pemindahan penduduk sipil di wilayah pendudukan. Pembentukan zona penyangga militer dan penghancuran rumah secara terarah menunjukkan kebijakan yang bertujuan untuk secara permanen mencegah warga Palestina kembali, yang merupakan pelanggaran jelas terhadap hukum internasional," kata HRF.

Kelaparan sebagai Metode Perang

"Sebagai Menteri Luar Negeri, Sa’ar mendukung blokade total Israel terhadap Gaza yang membatasi akses makanan, air, dan pasokan medis, menyebabkan kondisi kelaparan yang mengerikan."

"Dengan menjadikan kelaparan sebagai senjata, Israel telah melanggar Pasal 8(2)(b)(xxv) Statuta Roma, yang mengkriminalisasi perampasan hak warga sipil atas kebutuhan pokok mereka untuk bertahan hidup," tambah kelompok itu.

Menurut organisasi kemanusiaan internasional, 96 persen penduduk Gaza kini menghadapi kerawanan pangan, dengan lebih dari 495.000 orang dalam kondisi kelaparan.

Penggunaan kelaparan sebagai alat militer merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan dikategorikan sebagai kejahatan perang.

Kematian Hind Rajab, Bocah Palestina Berusia 5 Tahun: Mobilnya Ditembaki 335 Peluru dari Jarak Dekat

Hind Rajab dan dua petugas ambulans yang datang untuk menyelamatkannya, semuanya tewas diserang Israel. KEBRUTALAN ISRAEL - Postingan PRCS tanggal 10 Februari 2024 saat mengumumkan kematian Hind Rajab dan petugas medis yang mencoba menolongnya (Twitter/X PalestineRCS)

Hind Rajab adalah seorang bocah Palestina berusia 5 tahun yang tewas dalam serangan tank Israel pada Januari 2024 lalu.

Pada tanggal 29 Januari 2024, tujuh anggota keluarga termasuk Hind Rajab mencoba melarikan diri dari Kota Gaza dengan mobil.

Namun tank Israel menembaki mobil yang ditumpangi Hind Rajab dan keluarganya itu.

Rajab masih hidup setidaknya selama tiga jam setelah enam orang lainnya terbunuh.

Ia sempat menelepon Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) untuk memohon bantuan.

"Saya sangat takut, tolong datang," katanya, menurut The Guardian.

Sepupu Rajab, Layan Hamada yang berusia 15 tahun, sedang menelepon PRCS ketika dia dibunuh.

Rekaman audio momen terakhirnya, di mana dia menjelaskan bahwa ada tank di samping mobil dan menembaki mereka, viral di media sosial.

Setelah menerima telepon dari Hind Rajab, PRCS langsung menerjunkan krunya.

Namun kru PRCS juga ikut diserang Israel.

Jenazah tujuh anggota keluarga itu beserta dua paramedis, yang kendaraannya diserang di dekatnya, ditemukan 12 hari kemudian, tepatnya pada 10 Februari 2024.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Suci BangunDS

Tag:  #organisasi #palestina #adukan #menlu #israel #gideon #saar #minta #surat #perintah #penangkapan

KOMENTAR