Toko Buku Palestina di Yerusalem Timur Diserbu Polisi Israel, Buku-Buku tentang Konflik Disita
ILUSTRASI TOKO BUKU - Foto ini diambil dari Freepik pada Senin (10/2/2025) yang menunjukkan ilustrasi toko buku. Polisi Israel pada hari Minggu (9/2/2025) menyerbu sebuah toko buku milik warga Palestina yang telah lama berdiri di Yerusalem Timur yang bernama Educational Bookshop. 
05:40
11 Februari 2025

Toko Buku Palestina di Yerusalem Timur Diserbu Polisi Israel, Buku-Buku tentang Konflik Disita

Polisi Israel menyerbu sebuah toko buku milik warga Palestina yang telah lama berdiri di Yerusalem Timur yang bernama Educational Bookshop pada hari Minggu (9/2/2025).

Dalam penyerbuan tersebut, polisi menahan pemilik toko, Ahmed dan Mahmoud Muna, serta menyita ratusan judul buku yang diklaim Israel sebagai "memicu kekerasan."

Toko ini dikenal sebagai pusat intelektual yang telah berdiri lebih dari 40 tahun dan menjadi tempat bagi peneliti, jurnalis, serta diplomat asing untuk mendapatkan literatur tentang konflik Timur Tengah.

Educational Bookshop memiliki koleksi buku yang luas, terutama dalam bahasa Arab dan Inggris, termasuk karya-karya penulis Israel dan Yahudi. 

Selain menjual buku, toko ini juga sering mengadakan acara budaya dan diskusi intelektual.

Penyerbuan ini memicu keprihatinan di kalangan masyarakat, terutama karena tindakan polisi dinilai sebagai upaya membatasi kebebasan intelektual dan ekspresi budaya warga Palestina.

Menurut May Muna, istri Mahmoud, polisi memilih buku-buku berdasarkan sampul yang memiliki judul atau simbol Palestina tanpa memahami isi sebenarnya.

Mereka bahkan menggunakan Google Translate untuk menerjemahkan judul-judul buku sebelum menyitanya, dikutip dari Al-Arabiya.

Kejadian ini bukan pertama kalinya yang dilakukan oleh polisi Israel.

Sebelumnya, polisi Israel juga menyerbu toko buku Palestina lain di Kota Tua Yerusalem Timur dengan alasan yang sama.

Dalam pernyataannya, polisi menyebut bahwa pemilik toko buku ditangkap karena menjual buku yang berisi "hasutan untuk melakukan kekerasan".

Salah satu buku yang menjadi sorotan adalah buku mewarnai anak-anak berjudul "From the River to the Sea," yang mengacu pada wilayah antara Sungai Yordan dan Laut Tengah. 

Ungkapan ini memiliki makna politis yang dipahami secara berbeda oleh berbagai pihak, baik oleh warga Palestina maupun kelompok garis keras Israel.

Pengacara pembela pemilik toko buku mengatakan kepada Haaretz bahwa ia belum pernah menemukan kasus di mana seseorang ditahan semalaman karena dicurigai mengganggu ketertiban umum, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Awal mula penggeledahan toko buku tersebut adalah berasal dari surat perintah yang dikeluarkan oleh seorang hakim Pengadilan Magistrat Yerusalem atas permintaan polisi Israel.

Sayangnya, polisi Israel gagal menemukan buku-buku tentang hasutan.

Sudah terlanjur menggeledah, polisi Israel akhirnya mengganti tuduhan.

Awalnya, ia menuduh pemilik toko menimbulkan hasutan, namun akhirnya diganti menjadi "mengganggu ketertiban umum."

Meski tak mendapat bukti apapun, polisi tetap bersikeras menahan pemilik toko selama semalam.

Mereka membawa pemilik toko ke pengadilan untuk sidang perpanjangan penahanan.

Tindakan keras Israel terhadap toko-toko buku Palestina mencerminkan ketegangan yang terus berlanjut terkait status Yerusalem Timur. 

Sebagian besar warga Palestina di Yerusalem Timur berharap wilayah tersebut menjadi ibu kota negara Palestina di masa depan. 

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak terima dengan itu.

Ia menegaskan bahwa Israel harus mempertahankan kendali penuh atas seluruh wilayah barat Sungai Yordan, menutup peluang bagi pendirian negara Palestina.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Yerusalem Timur dan Konflik Palestina vs Israel

Editor: Nuryanti

Tag:  #toko #buku #palestina #yerusalem #timur #diserbu #polisi #israel #buku #buku #tentang #konflik #disita

KOMENTAR