6 Fakta Presiden AS Donald Trump Serukan Pembersihan Etnis Gaza, Analis Sarankan Hati-hati Bereaksi
Jihad Islam Palestina (PIJ) memandang rencana Trump untuk memindahkan warga Palestina sebagai bagian dari upaya pembersihan etnis Gaza, Al Jazeera melaporkan.
Gagasan Trump tidak hanya mengancam warga Gaza, tetapi juga menambah intensitas kekerasan yang berlangsung sejak Israel melancarkan perang di Gaza pada Oktober 2023.
Fakta Seruan Donald Trump soal Pembersihan Etnis Gaza
1. Seruan Kontroversial Trump
Ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke rumah mereka di Gaza, setelah perang berlangsung lebih dari 15 bulan, seiring dengan diterapkannya gencatan senjata.
Di tengah momen ini, Trump memunculkan sebuah usulan yang kontroversial: merelokasi seluruh penduduk Gaza ke negara tetangga seperti Mesir dan Yordania.
2. Tanggapan Dunia terhadap Seruan Trump
Dikutip dari Al Jazeera, usulan Trump untuk memindahkan penduduk Gaza ini langsung mendapat kecaman dari banyak pihak.
Analis menganggap ini sebagai bentuk pembersihan etnis.
Istilah pembersihan etnis merujuk pada usaha sistematis untuk mengusir kelompok etnis tertentu dari wilayah mereka dengan cara kekerasan atau penindasan.
Meskipun ide tersebut mendapat banyak kritik, ada pula yang menyarankan agar berhati-hati dalam menanggapi perkataan Trump.
"Meski seruan tersebut memalukan, kita perlu bersikap skeptis terhadap pernyataan Trump," kata Yousef Munayyer, seorang analis Palestina,.
Menurutnya, pernyataan Trump sering kali tidak berdasarkan pertimbangan matang dan ide tanpa dasar yang jelas.
3. Mesir dan Yordania Tolak Gagasan Trump
Tidak hanya mendapat reaksi keras dari analis, usulan Trump juga ditanggapi dengan tegas oleh negara-negara Arab.
Mesir dan Yordania langsung menolak rencana tersebut.
Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, menegaskan bahwa Mesir tidak akan terlibat dalam pemindahan warga Palestina dari Gaza.
Sisi beralasan tindakan tersebut tidak adil dan akan membahayakan keamanan nasional Mesir.
Yordania menyuarakan posisi yang sama, menegaskan bahwa mereka tidak akan menerima pengungsi dari Gaza.
Kedua negara ini khawatir jika mereka menerima pengungsi dalam jumlah besar, stabilitas politik dan ekonomi mereka bisa terganggu.
Reaksi dari rakyat Mesir dan Yordania yang sangat mendukung perjuangan Palestina juga menjadi pertimbangan besar, mengingat potensi reaksi negatif terhadap keputusan tersebut.
4. Trump: Gaza Hancur Total
Donald Trump tetap bersikeras pada pandangannya.
Ia mengklaim bahwa Gaza telah hancur total akibat perang.
Presiden AS ini memandang negara-negara tetangga, seperti Mesir dan Yordania dapat memberikan tempat yang lebih aman bagi warga Gaza.
Trump bahkan mengatakan bahwa pengungsian tersebut bisa bersifat sementara atau dalam jangka panjang, meskipun pernyataannya masih dipertanyakan oleh banyak pihak.
Meski demikian Mesir dan Yordania tetap dengan pendirian mereka untuk tidak menerima warga Palestina dalam jumlah besar.
5. Pembersihan Etnis
Pakar hukum internasional memperingatkan bahwa seruan Trump bisa dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional.
Bahkan serun untuk merelokasi warga Palestina ke Mesir dan Yordania ini bisa tergolong kejahatan perang.
Mengingat, pembersihan etnis melibatkan pengusiran paksa suatu kelompok etnis.
Israel mengungkapkan dukungannya terhadap pernyataan Trump, tapi banyak pihak yang menilai hal ini bukanlah solusi yang adil.
"Menghancurkan Gaza dan memaksa penduduknya keluar hanya akan memperburuk keadaan," imbuh Yousef Munayyer.
6. Masa Depan Gaza
Masa depan Gaza masih penuh ketidakpastian.
Memang gencatan senjata telah dimulai, akan tetapi belum ada keputusan yang jelas mengenai siapa yang akan memerintah Gaza setelah perang.
Amerika Serikat dan Israel menyatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan Hamas tetap berkuasa di wilayah tersebut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #fakta #presiden #donald #trump #serukan #pembersihan #etnis #gaza #analis #sarankan #hati #hati #bereaksi