WHO Rilis Kajian Kandungan Lemak Trans di 130 Produk Makanan Indonesia, Hasilnya 10 Persen Melebihi Rekomendasi
Makanan mengandung lemak trans pemicu kolesterol. (Freepik)
12:56
8 Mei 2024

WHO Rilis Kajian Kandungan Lemak Trans di 130 Produk Makanan Indonesia, Hasilnya 10 Persen Melebihi Rekomendasi

 

 

- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan kajian perintis mengenai sumber makanan asam lemak trans dalam pasokan pangan Indonesia. Hasilnya, hampir 10% produk yang disurvei, mengandung kadar lemak trans melebihi rekomendasi.

Lemak trans atau asam lemak trans adalah asam lemak tak jenuh yang berasal dari sumber alami atau industri. Konsumsi lemak trans secara signifikan dapat meningkatkan resiko serangan jantung dan berkontribusi terhadap sekitar 500.000 kematian akibat penyakit jantung koroner secara global setiap tahunnya.   Studi dasar ini sendiri melibatkan pengujian laboratorium terhadap 130 produk di empat kategori makanan, yaitu minyak dan lemak, margarin dan olesan, makanan kemasan yang terbuat dari lemak (seperti biskuit, kue kering, wafer, kue, dan roti), serta makanan siap saji seperti mi goreng, nasi goreng, ayam goreng, kentang goreng, dan roti.   Adapun kadar lemak trans yang direkomendasikan WHO dalam pangan adalah kurang dari 2 gram per 100 gram total lemak. Namun, hampir 10% produk yang disurvei atau sekitar 11 makanan mengandung kadar lemak trans melebihi rekomendasi tersebut.    Kadar lemak trans yang tinggi juga terdapat pada produk makanan ringan yang populer dan banyak dikonsumsi, seperti biskuit, wafer, produk roti, dan jajanan kaki lima seperti martabak.    Konsentrasi lemak trans tertinggi sendiri terdapat pada campuran margarin dan mentega, yaitu 10 kali lebih tinggi dari batas yang direkomendasikan WHO   Menanggapi hal itu, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengakui bahwa Indonesia masih kekurangan data terkait lemak trans pada pangan.    "Kemenkes sangat mengapresiasi upaya dari WHO Indonesia untuk melakukan kajian kandungan lemak trans pada makanan,” ujarnya, Rabu (8/5).   Ia menyebutkan, cara paling efektif untuk mengurangi lemak trans dalam pasokan pangan adalah melalui regulasi. WHO pun mendorong negara-negara untuk mengadopsi satu dari dua kebijakan praktik terbaik eliminasi lemak trans.   

    Dengan adanya rilis studi dasar WHO terkait kandungan lemak trans pada produk makanan di Indonesia ini, Dante mengatakan menjadi awal baik untuk perbaikan regulasi.   “Rilis studi dasar WHO hari ini menandai langkah maju yang penting dalam memperbaiki lingkungan pangan bagi lebih dari 275 juta masyarakat Indonesia, memungkinkan mereka untuk hidup lebih lama dan lebih sehat,” pungkasnya.   

Editor: Kuswandi

Tag:  #rilis #kajian #kandungan #lemak #trans #produk #makanan #indonesia #hasilnya #persen #melebihi #rekomendasi

KOMENTAR