Kisah Sekeluarga di Lebak Banten Lumpuh karena Gangguan Pembuluh Darah di Otak, Begini Caranya Hidup
Satu keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengalami kelumpuhan. 
07:50
16 Januari 2024

Kisah Sekeluarga di Lebak Banten Lumpuh karena Gangguan Pembuluh Darah di Otak, Begini Caranya Hidup

- Satu keluarga di Kampung Curug Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur Lebak Banten mengalami kelumpuhan.

Tak hanya dalam waktu sebentar, 7 dari 8 anggota keluarga mengalami kelumpuhan selama bertahun-tahun.

Diantara keluarga yang lumpuh ini diketahui, 5 orang adalah kakak beradik, sementara 2 orang lainnya masih sepupu.

Sumantri misalnya, harus berjalan tertatih-tatih untuk melakukan aktifitas sehari-hari.

Ia baru mengalami kelumpuhan selama 2 tahun terakhir, setelah mendadak alami sakit bagian tubuh hingga lumpuh dan sulit berbicara.

7 anggota keluarga ini alami kelumpuhan dalam rentan waktu yang berbeda.

Misto merupakan anggota keluarga pertama yang mengalami kelumpuhan .

Sudah 20 tahun lebih lamanya ia hanya bisa terbaring di dalam rumah, dan sulit untuk berbicara.


Satu Keluarga Lumpuh, Hidup Penuh Keterbatasam, Dibantu Tetangga

Hidup sekeluarga yang mengalami kelumpuhan Mereka tinggal di rumah panggung dengan bilik dari bambu ini pun penuh keterbatasan.

Beruntung, para tetangga masih memperhatikan nasib mereka.

Secara bergantian, tetangga selalu memberikan bantuan makanan, termasuk bantuan dari aparat desa berupa beras.

Kembali sehat merupakan harapan terbesar mereka, dalam kondisi yang tak lagi dapat bergerak normal, uluran tangan pemerintah bisa jadi jawaban untuk keluarga ini.


Diagnosa Dokter, Penyebab Kelumpuhan Satu Keluarga Gangguan Pembuluh Darah di Otak

Satu keluarga di Lebak Banten dibawa ke RSUD dr. Adjidarmo di Rangkasbitung untuk menjalani pemeriksaan pada Minggu (14/1/2023) kemarin.

Penjabat (Pj) Bupati Lebak, Iwan Kurniawan, mengatakan, dua dari enam anggota keluarga yang lumpuh sudah diperiksa, yakni Maman Abdurahman dan Sumantri.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata Iwan, ada gangguan saraf di otak.

“Kemarin pemeriksaan spesialis saraf dan rehabilitasi medik, diperiksa ternyata ada permasalahan pembuluh darah di otak,” kata Iwan di Pendopo Bupati Lebak, Senin (15/1/2023).

Menurut Iwan, mereka mengalami penyakit yang sama juga dikarenakan faktor genetik atau garis keturunan keluarga. Sehingga, seluruh keluarga tersebut mengalami kelumpuhan.

Dirujuk ke RSCM Jakarta, Sebelumnya Sudah Difisioterapi di RSUD dr Adjidarmo

Sekeluarga yang lumpu ini lantas direkomendasikan untuk dirujuk ke RSCM Jakarta.

“Alhamdulillah tadi malam sudah dibawa ke Jakarta dan transit dulu di rumah singgah Handayani milik Kemensos sambil menunggu tahapan rujukan,” kata Iwan.

Seluruh biaya perawatan keluarga pasien kelumpuhan, kata Iwan, akan ditanggung oleh Kementerian Sosial.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Budhi Mulyanto menjelaskan, satu keluarga yang mengalami kelumpuhan ini merupakan kasus lama. Sebelumnya mereka pernah ditangani tenaga kesehatan Puskesmas Cikulur sejak 2015.

Bahkan, pasien pernah menjalani fisioterapi di RSUD dr Adjidarmo dan menjalani rawat inap di RS DKT Serang.

"Tapi tidak menyelesaikan perawatan," kata Budhi yang juga menjabat sebagai Direktur RSUD dr Adjidarmo.

Menurut Budhi, saat ini RSUD dr Adjidarmo siap memberikan layanan kepada pasien yang mengalami kelumpuhan tersebut, sambil menunggu kesediaan keluarga pasien untuk dibawa ke rumah sakit.

Selain mengupayakan pengobatan, Pemkab Lebak juga memprioritaskan bantuan untuk anggota keluarga yang masih sehat dengan memberikan pekerjaan yang layak.

“Untuk Pak Saeful yang merupakan tulang punggung keluarga, kita sampaikan ke Disnaker untuk memberikan pekerjaan untuk peningkatan kesejahteraan,” kata Penjabat (Pj) Bupati Lebak, Iwan Kurniawan.

(Kompas.com/Kompas TV)

Editor: Anita K Wardhani

Tag:  #kisah #sekeluarga #lebak #banten #lumpuh #karena #gangguan #pembuluh #darah #otak #begini #caranya #hidup

KOMENTAR