Flu Tapi di Perut, Emang Bisa? Yuk Kenali dan Simak Lebih Dalam tentang Gastroenteritis!
Muntah, salah satu gejala gastroenteritis. (Freepik)
16:25
17 November 2025

Flu Tapi di Perut, Emang Bisa? Yuk Kenali dan Simak Lebih Dalam tentang Gastroenteritis!

– Bayangkan suatu pagi kamu bangun dengan perut terasa melilit. Awalnya kamu mengira hanya maag atau telat makan. Namun beberapa menit kemudian, rasa mual datang hingga membuatmu harus berlari ke kamar mandi. Tidak lama setelah itu, tubuh mulai lemas, keringat dingin muncul, dan kamu mulai bolak-balik karena diare yang datang tiba-tiba.

Kondisi seperti ini sangat umum terjadi. Kebanyakan orang mengalaminya setelah makan di luar, kemungkinan besar akibat makan atau minum sesuatu yang tidak jelas kebersihannya, atau bisa juga terjadi begitu saja tanpa tahu penyebabnya sama sekali.

Dalam banyak kasus, penyebabnya adalah gastroenteritis, sebuah penyakit yang sering disebut sebagai “flu perut”. Akan tetapi meski namanya terdengar ringan, gastroenteritis bisa membuat seseorang tidak berdaya selama beberapa hari, terutama jika tidak ditangani dengan tepat.

Apa Itu Gastroenteritis?

Dilansir dari Alodokter, gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus yang menyebabkan diare, muntah, mual, dan gangguan pencernaan lainnya. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, atau keracunan makanan. Pada sebagian besar kasus, gastroenteritis disebabkan oleh virus.

Mayo Clinic juga menjelaskan bahwa gastroenteritis virus biasanya muncul 1–3 hari setelah seseorang terpapar agen infeksi. Meski umumnya berlangsung singkat sekitar 1–2 hari, keluhan bisa bertahan lebih lama tergantung penyebabnya.

Better Health Channel menambahkan bahwa gastroenteritis sangat mudah menular, terutama norovirus yang dapat menyebar melalui makanan, minuman, permukaan benda, hingga percikan kecil muntahan yang hampir tidak terlihat oleh mata.

Penyebab Gastroenteritis

Alodokter menjelaskan bahwa pemicu paling umum gastroenteritis adalah infeksi virus, termasuk rotavirus, norovirus, adenovirus, dan astrovirus. Virus ini dapat menular melalui berbagai cara, diantaranya seperti:

  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi;
  • Bersentuhan dengan orang yang sedang sakit;
  • Menyentuh benda yang telah terpapar virus lalu tanpa sadar menyentuh mata, hidung, atau mulut;
  • Memakai peralatan makan atau barang pribadi milik penderita;
  • Tidak mencuci tangan dengan benar sebelum makan; memasak, maupun setelah menggunakan kamar mandi.

Selain virus, gastroenteritis juga dapat disebabkan oleh bakteri seperti Campylobacter, parasit seperti Entamoeba histolytica dan Cryptosporidium, efek samping obat tertentu termasuk antibiotik dan obat kemoterapi, serta paparan logam berat seperti timbal, arsen, atau merkuri yang mencemari air.

Gejala gastroenteritis akibat virus sering kali terlihat mirip dengan diare yang disebabkan oleh bakteri maupun parasit. Karena itu, kondisi ini mudah tertukar dengan infeksi yang dipicu oleh bakteri seperti Clostridioides difficile, Salmonella, dan Escherichia coli, atau oleh parasit seperti Giardia. Kemiripan gejala ini membuat penentuan penyebab yang tepat menjadi penting, terutama bila gejala berlangsung lebih lama dari biasanya.

Gejala Gastroenteritis

Setiap orang yang mengalami gastroenteritis biasanya merasakan perubahan mendadak pada tubuhnya. Gejalanya sering dimulai dengan rasa tidak nyaman di perut, lalu berkembang menjadi diare atau muntah yang membuat tubuh cepat lemas. Meski sering disamakan dengan flu, penyakit ini sejatinya menyerang saluran cerna, bukan sistem pernapasan. Karena itu, keluhan yang muncul terutama berkaitan dengan pencernaan, seperti kram atau mual.

Berdasarkan informasi dari Alodokter, Mayo Clinic, dan Better Health Channel, pada infeksi yang disebabkan oleh virus, keluhan biasanya mulai terasa 1–3 hari setelah paparan, dan bisa berlangsung 1–2 hari, namun sebagian kasus dapat bertahan hingga dua minggu. Keluhan yang sering muncul:

  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Hilang nafsu makan
  • Kram atau nyeri perut
  • Demam
  • Menggigil
  • Tubuh terasa lelah
  • Nyeri otot atau sendi
  • Sakit kepala
  • Kulit berkeringat atau terasa lembap

Keluhan ini biasanya ringan, tetapi bayi, anak kecil, ibu hamil, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh rendah lebih berisiko mengalami dehidrasi dan kondisi yang lebih berat.

Kapan Harus Ke Dokter?

Pada sebagian besar orang dewasa, gastroenteritis biasanya mereda dengan istirahat dan cukup cairan. Namun, ada beberapa kondisi yang tidak boleh diabaikan.

Mayo Clinic menyebutkan jika selama 24 jam kamu sama sekali tidak mampu menahan cairan yang diminum, itu adalah tanda bahwa tubuh mulai kehilangan banyak cairan dan perlu mendapatkan pertolongan medis. Begitu pula jika muntah atau diare berlangsung lebih dari dua hari tanpa membaik, karena tubuh bisa semakin lemah dan berisiko mengalami dehidrasi berat.

Ada juga tanda bahaya lain yang perlu diwaspadai. Muntah darah atau munculnya darah pada feses adalah indikasi bahwa mungkin ada masalah yang lebih serius pada saluran pencernaan. Dehidrasi yang parah juga harus diwaspadai, terutama bila kamu merasa sangat haus, mulut terasa kering, warna urin menjadi kuning pekat, buang air kecil sangat sedikit, atau tubuh terasa lemas sampai pusing dan hampir pingsan.

Selain itu, nyeri hebat di perut yang tidak mereda atau demam tinggi di atas 40°C (104°F) merupakan alasan kuat untuk segera mencari bantuan medis. Kondisi-kondisi tersebut dapat menandakan bahwa ada infeksi atau gangguan lain yang memerlukan penanganan dokter secepatnya.

Pengobatan dan Pencegahan Gastroenteritis

Pada sebagian besar kasus, gastroenteritis dapat pulih dengan perawatan mandiri di rumah. Fokus utama pengobatan bukan pada menghentikan diare atau muntah secara instan, tetapi pada menjaga tubuh agar tidak kehilangan terlalu banyak cairan. Langkah paling penting dalam menangani gastroenteritis adalah rehidrasi. Ketiga sumber medis menekankan bahwa mengganti cairan yang hilang menjadi prioritas utama.

Menurut Alodokter, oralit atau larutan rehidrasi elektrolit merupakan pilihan terbaik karena tidak hanya mengganti air, tetapi juga mineral penting yang hilang akibat muntah dan diare. Air putih tetap bermanfaat, tetapi tidak dapat mengembalikan elektrolit dengan optimal.

Selain itu, pola istirahat dan makan juga berperan besar dalam mempercepat pemulihan. Saluran cerna yang sedang iritasi membutuhkan waktu untuk pulih, sehingga makanan dan minuman yang dikonsumsi harus disesuaikan agar tidak memperberat keluhan.

Langkah pengobatan yang dianjurkan menurut Alodokter meliputi:

  • Makan dalam porsi kecil tetapi sering agar perut tidak bekerja terlalu berat;
  • Memilih makanan lembut atau mudah dicerna, seperti bubur, roti, pisang, dan sup bening;
  • Menghindari makanan pedas, berminyak, bersantan, atau terlalu manis yang dapat memperparah diare;
  • Menjauhi minuman bersoda, berkafein, atau beralkohol karena dapat memicu dehidrasi dan iritasi lambung;

Selama masa pemulihan, tubuh membutuhkan istirahat cukup agar sistem imun bekerja lebih optimal. Jika muncul tanda bahaya seperti dehidrasi berat, muntah darah, atau demam tinggi, penanganan medis segera diperlukan.

Karena gastroenteritis mudah menular melalui makanan, air, maupun kontak langsung, pencegahannya sangat bergantung pada kebersihan diri dan lingkungan. Better Health Channel menegaskan bahwa cuci tangan dengan air dan sabun adalah cara paling efektif untuk memutus rantai penularan. Kebiasaan sederhana ini dapat mengurangi risiko penyebaran virus, bakteri, maupun parasit penyebab gastroenteritis.

Selain mencuci tangan, kebersihan makanan juga menjadi faktor yang sangat menentukan. Alodokter merekomendasikan beberapa langkah untuk memastikan makanan tetap aman dikonsumsi diantaranya yaitu anjuran untuk mencuci bersih bahan makanan sebelum diolah, menjaga kebersihan dapur dan peralatan masak, hingga menyimpan makanan pada suhu yang tepat agar tidak cepat terkontaminasi.

Untuk kelompok rentan seperti bayi, upaya pencegahan dapat dilakukan sejak dini. Menurut Mayo Clinic, vaksin rotavirus sangat dianjurkan untuk bayi karena terbukti mengurangi risiko gastroenteritis yang berat. Selain itu, Better Health dan Alodokter juga menyarankan untuk tidak berbagi peralatan makan, terutama bila ada anggota keluarga yang sedang mengalami gejala. Cara sederhana ini dapat mencegah penyebaran virus melalui droplet atau kontak tidak langsung.

Gastroenteritis mungkin terdengar seperti gangguan pencernaan biasa, tetapi gejalanya dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan berpotensi berbahaya bila tidak ditangani dengan tepat. Praktik sederhana seperti menjaga kebersihan tangan, memilih makanan yang aman, dan memperhatikan asupan cairan dapat memberikan perlindungan besar dari penyakit yang sangat mudah menular ini.

Dengan memahami penyebab, membangun kewaspadaan serta penanganan yang tepat kita dapat mencegah kondisi ini berkembang lebih parah sehingga tubuh bisa segera kembali pulih dan beraktivitas seperti biasa. (*)

Editor: Siti Nur Qasanah

Tag:  #tapi #perut #emang #bisa #kenali #simak #lebih #dalam #tentang #gastroenteritis

KOMENTAR