



Hati-Hati! Pandangan Kabur di Usia Senja, Kenali 3 Jenis Katarak yang Terjadi Akibat Proses Penuaan
- Seiring bertambahnya usia, berbagai perubahan pada tubuh manusia menjadi hal yang tak terhindarkan, termasuk pada kesehatan mata. Salah satu kondisi yang paling umum dialami oleh lansia adalah penurunan kualitas penglihatan akibat berbagai faktor degeneratif. Gangguan penglihatan pada usia lanjut tidak hanya memengaruhi kualitas hidup, tetapi juga dapat membatasi aktivitas sehari-hari dan menurunkan kemandirian seseorang. Di antara berbagai masalah kesehatan mata yang berkaitan dengan penuaan, katarak menjadi salah satu kondisi yang paling sering dijumpai dan menjadi penyebab utama kebutaan yang dapat disembuhkan di seluruh dunia.
Katarak adalah kondisi medis yang ditandai dengan keruhnya lensa mata yang normalnya jernih dan transparan. Lensa mata berfungsi memfokuskan cahaya ke retina sehingga kita dapat melihat dengan jelas, namun ketika lensa menjadi keruh, cahaya yang masuk ke mata akan terhalang atau tersebar. Akibatnya, penglihatan menjadi kabur, buram, atau seperti melihat melalui kaca yang berembun.
Katarak berkembang secara bertahap dan pada tahap awal mungkin tidak terlalu mengganggu, namun seiring waktu dapat memengaruhi kemampuan melihat secara signifikan hingga mengganggu aktivitas harian seperti membaca, mengemudi, atau mengenali wajah orang lain.
Meskipun katarak paling sering dikaitkan dengan proses penuaan, kondisi ini sebenarnya dapat terjadi pada berbagai kelompok usia dan memiliki beberapa jenis berdasarkan penyebabnya. Memahami berbagai jenis katarak penting untuk mengenali faktor risiko dan mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa jenis katarak yang perlu diketahui:
1. Katarak Pediatrik
Katarak pediatrik adalah jenis katarak yang memengaruhi bayi dan anak-anak, baik sejak lahir (kongenital) maupun berkembang di masa kanak-kanak. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor genetik, infeksi selama kehamilan, atau gangguan metabolisme tertentu. Deteksi dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah gangguan perkembangan penglihatan permanen pada anak.
2. Katarak Traumatik
Katarak traumatik terbentuk sebagai akibat dari cedera atau trauma langsung pada mata, baik akibat benturan benda tumpul maupun luka penetrasi. Jenis katarak ini dapat berkembang segera setelah cedera terjadi atau bahkan beberapa tahun kemudian. Penggunaan alat pelindung mata saat beraktivitas yang berisiko tinggi dapat membantu mencegah terjadinya katarak traumatik.
3. Katarak Sekunder
Katarak sekunder merupakan bercak keruh yang terbentuk pada kapsul lensa, yaitu membran tipis yang melapisi lensa mata. Kondisi ini sering kali berkembang sebagai komplikasi dari penyakit mata lainnya, penggunaan obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid jangka panjang, atau sebagai efek samping dari kondisi kesehatan lain seperti diabetes. Katarak sekunder juga dapat terjadi setelah operasi katarak sebelumnya, yang dikenal sebagai posterior capsular opacification (PCO).
Jenis Katarak Akibat Usia
Sedangkan untuk katarak yang disebabkan oleh usia, kondisi ini masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang mengacu pada lokasi munculnya kekeruhan pada lensa mata. Kebanyakan orang juga dapat mengalami beberapa jenis katarak secara bersamaan, yang membuat kondisi ini semakin kompleks. Seperti yang dilansir dari Cleveland Clinic, jenis katarak akibat usia yang paling umum dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan lokasinya.
1. Katarak Nuklear Sklerotik (Nuclear Sclerotic Cataract)
Jenis katarak ini terbentuk di bagian tengah lensa yang disebut nukleus. Katarak nuklear sklerotik merupakan jenis yang paling umum terjadi dan berkembang sangat lambat seiring bertambahnya usia. Pada tahap awal, kondisi ini bahkan dapat menyebabkan peningkatan sementara dalam kemampuan melihat dekat (second sight), namun seiring perkembangannya, lensa akan berubah warna menjadi kekuningan atau kecokelatan dan penglihatan akan semakin memburuk.
2. Katarak Kortikal (Cortical Cataract)
Katarak kortikal terbentuk di bagian korteks lensa, yaitu lapisan yang mengelilingi nukleus. Kekeruhan biasanya dimulai di tepi luar lensa dan berkembang seperti jari-jari menuju pusat, menciptakan pola seperti bintang. Jenis katarak ini sering menyebabkan masalah dengan silau dan kesulitan membedakan kontras, terutama saat mengemudi di malam hari atau berada di bawah cahaya terang.
3. Katarak Subkapsular Posterior (Posterior Subcapsular Cataract)
Katarak ini terbentuk di bagian posterior korteks, yaitu area di belakang lensa yang paling dekat dengan retina. Istilah "posterior" dalam konteks ini mengacu pada bagian "belakang" lensa, sedangkan "subkapsular" berarti katarak terbentuk di tepi luar korteks, tepat di bawah kapsul lensa. Jenis katarak ini cenderung berkembang lebih cepat dibandingkan jenis lainnya dan dapat sangat mengganggu penglihatan dekat serta kemampuan membaca, terutama dalam kondisi cahaya terang.
Perlu diketahui juga bahwa gejala katarak berkembang secara perlahan dan mungkin tidak disadari pada tahap awal, namun seiring waktu akan semakin terasa mengganggu. Salah satu keluhan yang paling umum adalah penglihatan yang menjadi kabur, berawan, atau redup, seolah-olah melihat melalui jendela berkabut yang membuat segala sesuatu tampak tidak tajam. Banyak penderita katarak juga mengalami kesulitan melihat di malam hari dan menjadi lebih sensitif terhadap cahaya dan silau, bahkan cahaya lampu biasa pun dapat terasa menyilaukan dan menimbulkan ketidaknyamanan. Selain itu, penderita katarak sering melihat "lingkaran cahaya" atau halo di sekitar sumber cahaya seperti lampu jalan atau lampu kendaraan, yang dapat sangat mengganggu saat berkendara di malam hari.
Katarak berkembang secara perlahan dan mungkin tidak disadari pada tahap awal, namun seiring waktu akan semakin terasa mengganggu. Salah satu keluhan yang paling umum adalah penglihatan yang menjadi kabur, berawan, atau redup, seolah-olah melihat melalui jendela berkabut yang membuat segala sesuatu tampak tidak tajam. Banyak penderita katarak juga mengalami kesulitan melihat di malam hari dan menjadi lebih sensitif terhadap cahaya dan silau, bahkan cahaya lampu biasa pun dapat terasa menyilaukan dan menimbulkan ketidaknyamanan. Selain itu, penderita katarak sering melihat "lingkaran cahaya" atau halo di sekitar sumber cahaya seperti lampu jalan atau lampu kendaraan, yang dapat sangat mengganggu saat berkendara di malam hari.
Penyebab dan Faktor Risiko
Dilansir dari Hello Sehat, ada beberapa penyebab dan faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami katarak.
- Penuaan: Proses penuaan alami merupakan penyebab utama katarak, di mana protein dalam lensa mata mengalami perubahan struktur dan menggumpal seiring waktu. Perubahan ini bersifat degeneratif dan hampir tidak dapat dihindari pada sebagian besar populasi lansia.
- Paparan Sinar Ultraviolet (UV): Paparan sinar UV yang berlebihan dan dalam jangka panjang dapat merusak protein lensa mata dan mempercepat pembentukan katarak. Kebiasaan tidak menggunakan pelindung mata saat berada di luar ruangan, terutama di daerah dengan intensitas sinar matahari tinggi, dapat meningkatkan risiko ini secara signifikan.
- Cedera atau Radiasi pada Mata: Trauma fisik pada mata, baik akibat kecelakaan maupun benturan, dapat memicu terbentuknya katarak traumatik. Selain itu, paparan radiasi, termasuk dari terapi radiasi untuk pengobatan kanker di area kepala atau leher, juga dapat merusak struktur lensa dan menyebabkan katarak.
- Paparan Bahan Kimia: Kontak dengan bahan kimia berbahaya, baik melalui pekerjaan maupun kecelakaan, dapat merusak mata dan memicu pembentukan katarak. Pekerja industri yang sering terpapar bahan kimia harus menggunakan alat pelindung diri yang memadai untuk melindungi kesehatan mata mereka.
- Kekurangan Nutrisi: Defisiensi vitamin dan antioksidan, terutama vitamin C, vitamin E, dan lutein, dapat meningkatkan risiko katarak. Nutrisi ini berperan penting dalam melindungi lensa mata dari kerusakan oksidatif yang dapat memicu pembentukan kekeruhan.
- Merokok: Kebiasaan merokok telah terbukti secara ilmiah meningkatkan risiko katarak hingga dua kali lipat dibandingkan dengan non-perokok. Zat-zat berbahaya dalam rokok dapat mempercepat proses oksidasi dan kerusakan pada lensa mata.
- Mengonsumsi Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat memengaruhi kesehatan mata dan meningkatkan risiko berbagai penyakit mata, termasuk katarak. Alkohol dapat menyebabkan stres oksidatif yang merusak sel-sel lensa mata.
- Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan katarak dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi yang sama. Faktor genetik menentukan bagaimana tubuh merespons proses penuaan dan seberapa rentan seseorang terhadap pembentukan katarak.
Mengatasi Gejala Katarak
Pada tahap awal perkembangan katarak, beberapa strategi penanganan non-bedah dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas penglihatan sehari-hari. Menurut Mayo Clinic, terdapat beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala katarak ringan hingga sedang. Langkah-langkah ini bersifat sementara dan bertujuan untuk memaksimalkan penglihatan yang masih ada, meskipun tidak dapat menghentikan atau membalikkan perkembangan katarak itu sendiri. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:
- Memastikan resep kacamata atau lensa kontak kamu selalu diperbarui
- Menggunakan kaca pembesar untuk membantu membaca jika kamu membutuhkan bantuan tambahan.
- Meningkatkan pencahayaan di rumah dengan menambah jumlah atau menggunakan lampu yang lebih terang.
- Mengenakan kacamata hitam atau topi bertepi lebar untuk mengurangi silau saat beraktivitas di siang hari.
- Membatasi mengemudi di malam hari untuk menghindari kesulitan akibat silau dari lampu kendaraan lain.
Namun, penanganan yang paling efektif untuk katarak adalah dengan mengambil tindakan operasi yang bertujuan untuk mengembalikan penglihatan agar kembali jernih. Operasi katarak merupakan prosedur bedah yang sangat umum, aman, dan memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi dalam mengembalikan penglihatan pasien. Prosedur ini melibatkan pengangkatan lensa yang keruh dan menggantinya dengan lensa intraokular buatan yang jernih, sehingga cahaya dapat kembali difokuskan dengan baik ke retina. Meskipun terdengar menakutkan, operasi katarak adalah salah satu operasi yang paling sering dilakukan di dunia dengan tingkat komplikasi yang sangat rendah dan pemulihan yang relatif cepat.
Tag: #hati #hati #pandangan #kabur #usia #senja #kenali #jenis #katarak #yang #terjadi #akibat #proses #penuaan