Bio Farma jadi Satu-satunya BUMN Farmasi Raih Primaniyarta, Soroti Arah Kemandirian Industri Kesehatan Nasional
- Di tengah tantangan memperkuat kemandirian sektor kesehatan nasional, PT Bio Farma (Persero) kembali mencatatkan prestasi di kancah internasional dengan meraih Primaniyarta Award 2025 kategori Lifetime Achievement Award.
Menariknya, tahun ini Bio Farma menjadi satu-satunya BUMN farmasi yang menerima penghargaan tersebut, menandakan pentingnya peran perusahaan pelat merah dalam menopang diplomasi dan industri farmasi Indonesia.
Penghargaan diberikan dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di ICE BSD, Tangerang, dan diterima oleh Kamelia Faisal, Direktur Sales Bio Farma. Sejak 2010, perusahaan yang berbasis di Bandung itu telah meraih 11 kali Primaniyarta, menjadikannya salah satu eksportir paling konsisten di sektor kesehatan nasional.
Kamelia menegaskan bahwa capaian ini bukan sekadar bentuk apresiasi, melainkan pengakuan terhadap kiprah BUMN farmasi dalam menjaga reputasi dan kemandirian kesehatan bangsa.
“Berkontribusi lebih dari satu abad, Bio Farma tidak hanya mengekspor produk, tetapi juga mengekspor kepercayaan dan reputasi bangsa. Kami berkomitmen memperluas akses vaksin dan bioteknologi Indonesia ke berbagai negara,” ujar Kamelia.
Dengan jaringan distribusi yang menjangkau lebih dari 150 negara, Bio Farma menjadi ujung tombak ekspor vaksin dan produk bioteknologi nasional, sekaligus bagian dari diplomasi kesehatan Indonesia yang semakin strategis pascapandemi.
Meski capaian Bio Farma terbilang impresif, keberhasilan ini juga menyoroti tantangan besar yang masih dihadapi BUMN farmasi Indonesia. Sebagian besar bahan baku obat dan vaksin masih bergantung pada impor, sementara riset bioteknologi dalam negeri belum sepenuhnya mandiri.
Kondisi ini membuat BUMN seperti Bio Farma, Kimia Farma, dan Indofarma berada di garis depan untuk menjawab ambisi pemerintah menuju ketahanan dan kedaulatan kesehatan nasional.
Menteri Perdagangan Budi Santoso, dalam sambutannya di TEI 2025, menyebut penghargaan ini sebagai simbol ketangguhan eksportir Indonesia di pasar global.
“Kami berharap keberhasilan para eksportir ini dapat membuka akses pasar global lebih luas bagi produk nasional,” ujar Budi.
Namun, keberlanjutan ekspor di sektor farmasi dinilai akan bergantung pada kebijakan industrialisasi bahan baku dan kolaborasi riset antar-BUMN yang selama ini masih terfragmentasi.
Ke depan, peran BUMN farmasi diprediksi akan semakin penting, tidak hanya dalam memastikan akses obat dan vaksin, tetapi juga membangun ekosistem bioteknologi nasional yang berdaya saing global.
Dalam pameran TEI 2025, Bio Farma menampilkan portofolio ekspor dan peluang kolaborasi dengan mitra strategis global, sebuah langkah yang menegaskan posisi Indonesia sebagai calon pusat bioteknologi di kawasan Asia Tenggara.
Tag: #farma #jadi #satu #satunya #bumn #farmasi #raih #primaniyarta #soroti #arah #kemandirian #industri #kesehatan #nasional