700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Ilustrasi ibu hamil. Dinkes Lombok Timur melaporkan ada sebanyak 799 anak di bawah umur yang hamil. Menurut dokter, hamil di bawah umur memiliki risiko kesehatan tinggi.(UNSPLASH)
12:12
17 Juni 2025

700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi

Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) atau umum dikenal sebagai dokter kandungan memperingatkan risiko hamil di usia remaja.

“Hamil di bawah umur berbahaya karena termasuk risiko tinggi,” kata
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) dr. Keven Pratama Manas Tali, SP.OG., kepada Kompas.com pada Senin (16/6/2025).

Sayangnya, kasus hamil di bawah umur masih banyak terjadi di Indonesia, bahkan dinormalkan. Salah satu contohnya terjadi di Lombok Timur.

Mengutip pemberitaan Kompas.com sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Lombok Timur Nurhidayati mengatakan bahwa masyarakat terutama yang tinggal di pedesaan di sana beranggapan menikah di usia muda, bahkan di bawah umur, adalah hal yang baik.

Masyarakat memiliki stigma buruk yang masih kental terhadap perempuan yang tidak segera menikah.

Nurhidayati melaporkan bahwa ada sebanyak 779 kasus hamil di bawah usia 19 tahun di Lombok Timur selama 2024.

Angka tersebut masih tinggi, meski telah mengalami penurunan.

Pada 2023, kasus hamil di bawah umur di Lombok ada sebanyak 1.114. Sementara, pada 2022, sebanyak 1.168.

Nurhidayati mengungkapkan bahwa masyarakat di sana umumnya tidak mengetahui risiko kehamilan pada anak di bawah umur.

"Andaikan mereka tahu bahayanya (kehamilan usia anak) terhadap kesehatan, mungkin mereka bisa berpikir untuk tidak melakukan perkawinan usia anak ataupun kalau terpaksa sudah terjadi (perkawinan), melakukan penundaan untuk hamil, sehingga upaya reproduksi bisa dilakukan di waktu yang tepat," ungkapnya.

Lalu, apa saja risiko hamil di usia remaja? Berikut artikel ini akan mengulasnya.

Macam risiko hamil di bawah umur

Keven mengatakan bahwa hamil di usia remaja memiliki risiko besar pada anak itu sendiri dan bayinya.

Ia menyebutkan risiko kesehatan yang bisa muncul meliputi anemia pada ibu dan janin, pertumbuhan janin terhambat, bayi lahir prematur, serta masalah kesehatan mental yang mungkin akan terjadi pada ibu muda.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), komplikasi selama kehamilan atau persalinan merupakan penyebab utama kematian secara global pada ibu hamil usia 15-19 tahun.

Disarikan dari Healthline dan WebMD, ini ulasan risiko hamil di bawah umur:

  • Anemia

Remaja yang hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami anemia.

Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah dalam tubuh rendah.

Kondisi ini bisa membuat ibu hamil merasa lebih lemah dan lelah. Hal ini juga bisa memengaruhi perkembangan bayi.

  • Preeklamsia

Anak di bawah umur yang hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi (hipertensi) dibandingkan wanita usia 20-an atau 30-an.

Hipertensi berisiko memicu kondisi yang bernama preeklamsia.

Preeklamsia adalah kondisi medis berbahaya yang menggabungkan hipertensi dengan kelebihan protein dalam urine.

Kondisi tersebut menyebabkan pembengkakan pada tangan dan wajah serta kerusakan organ pada ibu hamil.

Preeklamsia juga mengganggu pertumbuhan bayi yang belum lahir, dan memicu komplikasi kehamilan, termasuk anak lahir prematur.

  • Kelahiran prematur

Kehamilan cukup bulan adalah sekitar 40 minggu.

Bayi yang lahir sebelum 37 minggu adalah bayi prematur.

Semakin dini bayi lahir, semakin besar risikonya memiliki sejumlah masalah kesehatan meliputi pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognitif, dan masalah lainnya.

  • Bayi dengan berat lahir rendah

Wanita yang hamil di bawah umur memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Biasanya kondisi ini dimiliki oleh bayi prematur, karena memiliki lebih sedikit waktu di dalam rahim untuk tumbuh.

Bayi dengan berat badan lahir rendah beratnya hanya 3,3-5,5 pon (1,5-2,5 kg).

Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah beratnya kurang dari 1,5 kg.

BBLR memengaruhi perkembangan otak anak. Anak-anak yang lahir dengan kondisi ini diketahui memiliki kesulitan belajar.

Selain memiliki risiko kekurangan berat badan, bayi yang lahir dari ibu di bawah umur juga memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

  • Depresi

Hamil di usia remaja berisiko lebih tinggi juga mengalami depresi.

Hal ini umumnya karena adanya rasa takut dan khawatir untuk memberi tahu keluarga dan teman sebaya.

Tidak bicara dengan orang lain dan tidak mendapatkan bantuan serta dukungan yang dibutuhkan saat terjadi perubahan biologis dalam tubuh, dapat membuat seorang anak merasa terisolasi dan tertekan.

Hal ini dapat menyebabkan masalah di rumah dan di sekolah.

Akibatnya, banyak remaja yang hamil putus sekolah, dan beberapa tidak pernah menyelesaikan pendidikan.

Pada akhirnya, itu membawa risiko hidup dalam kemiskinan.

Konsekuensi ini tidak hanya ada pada remaja wanita, tetapi juga pria yang berperan sebagai ayah.

Remaja dengan peran ayah cenderung hanya memiliki 30 persen lebih kecil untuk menyelesaikan sekolah menengah atas dibandingkan remaja laki-laki lainnya.

Kekhawatiran tentang kesehatan pasangan, keterbatasan uang, tantangan pendidikan, dan tekanan lainnya dapat membebani mental, fisik, dan finansial sebagian calon ayah remaja.

Kemudian, Keven mengatakan bahwa biologis wanita lebih siap hamil pada usia 20-an tahun ke atas. 

 

Tag:  #lebih #kasus #hamil #bawah #umur #lombok #timur #dokter #berisiko #tinggi

KOMENTAR