Walau Mudah dan Murah, Ada 5 Dampak Buruk dari Konsumsi Mi Instan
ILUSTRASI: Mi instan (Freepik/Kamran Aydinov)
06:28
30 Januari 2024

Walau Mudah dan Murah, Ada 5 Dampak Buruk dari Konsumsi Mi Instan

- Mi Instan makanan yang sangat praktis dan murah. Banyak orang menggemari mi instan. Namun, terlalu banyak makan mi instan bisa berpengaruh ke kesehatan.

Mi instan adalah salah satu makanan yang menggugah selera masyarakat Indonesia karena harganya murah, cara memasak yang mudah, dan rasanya yang bervariasi menjadi daya tarik tersendiri. Tak banyak yang mengetahui batas aman konsumsi mi instan sehingga membuat seseorang cenderung mengkonsumsi mi instan secara berlebihan.

Mengonsumsi mi instan mungkin bisa jadi alternatif saat lapar, karena mudah dimasak dan murah. Namun, mi instan sebaiknya tidak dikonsumsi setiap hari. Pasalnya, mi instan merupakan jenis makanan ultraproses yang memiliki kandungan lemak jenuh, pengawet, dan natrium yang tinggi.

Dikutip dari beberapa sumber, mi instan mengandung propylene glycol (PG). Zat ini digunakan untuk membantu mempertahankan bentuk dan tekstur mi agar tidak mudah kering. PG mudah sekali terserap oleh tubuh dan apabila menumpuk di ginjal, hati, maupun saluran pencernaan akan membahayakan kesehatan organ serta menurunkan daya tahan tubuh.

Selain kandungan PG, dalam mi instan terdapat juga tertiary butylhydroquinone (TBHQ). Penggunaan TBHQ pada mi instan berguna sebagai pengawet agar tahan lama dan tidak mudah busuk. Sebenarnya penggunaan TBHQ dalam dosis kecil masih aman digunakan.

Tubuh terpapar terus-menerus dalam jangka waktu lama tidak dimungkiri akan terjadi gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan itu meliputi gangguan penglihatan, kerusakan pada liver, hingga meningkatnya risiko terkena limfoma.

Makanan olahan cepat saji ini ternyata berisiko menimbulkan dampak buruk bagi sistem pencernaan yang memaksanya untuk mencerna mie dalam waktu berjam-jam. Pencernaan yang lambat menjadikan bahan kimia beracun dan pengawet tetap berada di dalam tubuh yang mengakibatkan paparan berlebihan dari BHA dan TBHQ. Agar dapat tahan lama atau awet, kedua kandungan ini biasanya digunakan dalam suatu produk.

Faktanya, bahan kimia ini bersifat karsinogenik, yaitu dapat menimbulkan kanker pada seseorang dan beberapa gangguan lainnya, misalnya diare, asma, bahkan perasaan cemas. Mengonsumsi terlalu sering, segala gangguan tersebut berisiko terjadi lebih tinggi.

Meski begitu, ada juga mitos yang menyatakan jika menambahkan sayuran ke mi instan yang disajikan dapat meningkatkan nilai gizinya. Namun faktanya, makanan-makanan yang menyehatkan layaknya sayur dan buah tidak dapat melawan efek negatif yang dihasilkan oleh makanan tidak sehat ini.

Berikut ini pembahasan untuk mengetahui lebih jauh terkait dampak buruk yang dapat dihasilkan.

1. Kekurangan Nutrisi
Mi instan sebenarnya mengandung karbohidrat tinggi, tapi kandungan serat, protein, vitamin, dan mineral di dalamnya tergolong sangat minim.

Makan mi instan setiap hari mungkin bisa membuat kenyang. Namun, secara tak langsung jadi kekurangan nutrisi yang sangat penting untuk tubuh karena kandungan zat gizi makro dan mikro tidak seimbang. Padahal, tubuh memerlukan zat gizi makro lain, seperti protein dan lemak sehat sebagai sumber energi dan pembentukan massa otot. Sementara zat gizi mikro diperlukan dalam jumlah sedikit untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, perkembangan otak, dan memastikan fungsi organ bekerja dengan baik.

2. Memicu Pertambahan Berat Badan
Sebagai makanan tidak sehat, mi instan memiliki jumlah kalori yang cukup tinggi karena kandungan karbohidrat dan natrium yang lebih dominan. Menurut riset dalam American Journal Of Lifestyle Medicine (2018), sebanyak 71 persen masyarakat Amerika mengalami obesitas yang diakibatkan oleh konsumsi makanan olahan dan ultraproses.

Bahkan, riset tersebut juga menjelaskan bahwa konsumsi makanan olahan dan cepat saji lebih berisiko menyebabkan kematian daripada merokok. Selain itu, mi instan tinggi akan kandungan lemak jenuh yang memberikan rasa enak dan bikin ketagihan. Namun, kandungan lemak jenuh yang masuk ke dalam tubuh dalam jumlah banyak inilah berkontribusi besar pada kenaikan berat badan.

3. Tekanan Darah Naik
Efek makan mi instan setiap hari juga berkaitan erat dengan masalah tekanan darah yang diakibatkan oleh kandungan natrium tinggi di dalamnya. Menurut jurnal Nutrients (2017), makanan ultra proses ini menyumbang sekitar 80 persen asupan garam harian.

Ini belum termasuk asupan garam dari makanan lain, sehingga dapat membuat berisiko mengonsumsi garam melebihi batas yang dianjurkan, yaitu sekitar 1 sendok teh per hari. Bayangkan saja bagaimana akibat makan mie instan tersebut setiap hari. Padahal, asupan garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah yang mengarah pada penyakit kardiovaskular.

4. Menimbulkan Masalah Pencernaan
Mungkin sudah sering mendengar bahwa mie instan dicerna lebih lama daripada makanan. Mi instan bahkan membutuhkan waktu 1 – 2 hari agar bisa tercerna dengan sempurna. Akibat dimakan setiap hari, mie instan akan menumpuk karena semakin sulit dicerna. Memperberat kerja sistem pencernaan dan lebih berisiko menimbulkan penyakit yang lebih serius seperti sembelit hingga usus bocor.

Selain itu, proses mencerna mi instan yang cukup lama ini juga dapat mengganggu penyerapan zat gizi lainnya pada tubuh. Alhasil, tak hanya bisa mengalami masalah pencernaan, tapi juga bisa terkena masalah malnutrisi.

5. Memicu Sindrom Metabolik
Mengkonsumsi mie instan setiap hari juga dapat menyebabkan sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah beberapa kondisi gangguan kesehatan yang terjadi bersamaan dan dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, hingga stroke.

Ada penelitian yang menyebutkan konsumsi mi instan setidaknya 2 kali seminggu dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik sebesar 68 persen. Ini artinya, akan jauh lebih berisiko mengalami gangguan metabolisme lebih besar bila mengkonsumsi mi setiap hari.

Dikutip dari laman rspp, mi instan mengandung kalori tinggi dan konsentrasi olahan yang tinggi karbohidrat, lemak, dan natrium. Mi instan berkontribusi dengan peningkatan risiko penyakit metabolic.

Dr. Frank B. Hu, profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard, merekomendasikan untuk konsumsi mi instan satu sampai dua kali dalam sebulan. Sebaiknya mi instan dikonsumsi dengan menambahkan sayur dan protein hewani.

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #walau #mudah #murah #dampak #buruk #dari #konsumsi #instan

KOMENTAR