Panduan Melindungi Telinga dari Kehilangan Kemampuan Pendengaran
Ilustrasi suara bising(FREEPIK)
05:18
9 Juni 2025

Panduan Melindungi Telinga dari Kehilangan Kemampuan Pendengaran

- Kemampuan mendengar akan menurun secara bertahap seiring bertambahnya usia. Sekitar separuh kasus gangguan pendengaran dipengaruhi oleh faktor genetik, sesuatu yang berada di luar kendali kita.

Namun, gaya hidup juga berperan penting. Terlalu sering menghadiri konser yang mengguncang ruangan, misalnya, dapat memperburuk kemampuan mendengar. Akibatnya, kita mulai merasa kesulitan mengikuti percakapan dalam kelompok atau harus menaikkan volume saat menonton film.

“Saat kita masih muda, kita berpikir tidak ada yang dapat mengancam kita. Faktanya, separuh orang akan mengalami gangguan pendengaran saat berusia di atas 75 tahun,” kata Dr. Howard W. Francis, profesor otolaringologi di Fakultas Kedokteran Universitas Duke.

Gangguan pendengaran tidak hanya berdampak pada kemampuan mendengar semata. Penelitian menunjukkan kaitannya dengan depresi, penurunan kualitas hidup, bahkan peningkatan risiko demensia.

Untungnya, kita bisa mengambil langkah pencegahan untuk melindungi fungsi pendengaran.  Berikut ini beberapa anjuran dari para pakar dan hal-hal yang sebaiknya dihindari.

- Waspadai suara bising

Selain proses penuaan, paparan suara keras adalah penyebab paling umum dari gangguan pendengaran. Semakin lama telinga kita terpapar kebisingan, semakin besar kemungkinan kerusakan akan terjadi.

“Mendengar suara yang sangat keras, seperti ledakan, bahkan sekali saja dapat menyebabkan kerusakan pendengaran permanen. Namun, gangguan pendengaran lebih sering terjadi akibat paparan kumulatif yang akan baru disadari di kemudian hari,” jelas Dr. Dunia Abdul-Aziz, ahli otolaringologi bersertifikat di Harvard Medical School.

Ilustrasi konser, penonton konser.SHUTTERSTOCK/MELINDA NAGY Ilustrasi konser, penonton konser.

Konser adalah contoh paling jelas, namun risiko juga datang dari aktivitas seperti menyalakan kembang api setiap tahun, mengoperasikan mesin berat, mengikuti kelas olahraga dengan musik memekakkan telinga, atau menggunakan headphone dengan volume maksimal.

Menurut OSHA (Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja), paparan suara lebih dari 85 desibel secara berulang bisa merusak sel-sel rambut halus di telinga bagian dalam—komponen vital yang menerjemahkan gelombang suara menjadi sinyal listrik untuk otak. Sayangnya, begitu sel-sel ini rusak, mereka tidak bisa pulih.

Tanda sederhana bahwa lingkungan terlalu bising: bila kita harus berteriak untuk berbicara dengan seseorang yang berjarak beberapa meter, kemungkinan pendengaran kita sedang terancam. Namun, ini bukan berarti Anda harus menghindari tempat ramai sepenuhnya.

“Kenakan penyumbat telinga. Itu adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan,” saran Dr. Nandini Govil, dokter spesialis THT anak di Children’s Healthcare of Atlanta dan Emory University.

- Jangan sering memakai cotton bud

Menggaruk telinga yang gatal atau membersihkan kotoran dengan cotton bud (kapas) mungkin terasa memuaskan, tetapi sebaiknya dihindari.

“Sel-sel kulit di telinga hampir seperti ban berjalan. Ketika sel-sel baru tumbuh, sel-sel mati bermigrasi keluar sambil membawa kotoran telinga bersamanya,” kata Dr.Francis.

Artinya, telinga memiliki mekanisme pembersihan alami, dan penggunaan cotton bud justru bisa membahayakan. Gumpalan kapas keci bisa mendorong lebih dalam dan menyebabkan sumbatan.

“Jika masuk terlalu dalam, kapas bisa menusuk gendang telinga dan menyebabkan gangguan pendengaran,” tambah Dr. Govil.

Bahkan dalam beberapa kasus, dorongan kuat dari kapas bisa merusak tulang kecil di balik gendang telinga yang berfungsi menghantarkan suara, ujar Dr. Abdul-Aziz. Potongan kapas juga bisa tertinggal di dalam telinga dan menutup saluran pendengaran.

Jika tetap ingin membersihkan telinga, gosokkan waslap hangat di bagian luar tanpa memasuki liang telinga. Cara lain, gunakan obat tetes pelunak kotoran yang dijual bebas dan bilas dengan air hangat menggunakan spuit karet.

- Lakukan tes pendengaran

Sama seperti memeriksa tekanan darah atau kadar kolesterol, pendengaran juga perlu dievaluasi secara rutin.

“Mudah untuk merasa acuh tak acuh terhadap pendengaran Anda ketika itu adalah 'kotak hitam' yang tidak di ketahui sama sekali. Namun, ketika melihat dalam angka, itu sangat jujur. Angka tidak berbohong,” kata Dr.Frank Lin, professor otolaryngology di Universitas Johns Hopkins.

WHO merekomendasikan orang dewasa usia 50 tahun ke atas untuk melakukan tes pendengaran setiap lima tahun hingga usia 64. Setelah itu, frekuensi pengujian dapat ditingkatkan menjadi satu hingga tiga tahun sekali.

- Jangan abaikan perubahan pendengaran mendadak

Jika kita tiba-tiba kehilangan pendengaran di satu atau kedua telinga, jangan anggap sepele dan menganggap akan membaik sendiri. Itu adalah situasi darurat medis.

“Kehilangan pendengaran mendadak sering kali diobati dengan memberikan sejumlah steroid. Namun, semakin lama Anda menunggu, semakin tidak efektif pengobatannya,” kata Dr. Gaffney.

Menjaga pendengaran bukan sekadar soal kenyamanan mendengar, tetapi juga menyangkut kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan kesadaran dan kebiasaan kecil yang konsisten, kita bisa memperpanjang umur telinga dan semua kenangan yang ingin didengar di dalamnya.

 

Tag:  #panduan #melindungi #telinga #dari #kehilangan #kemampuan #pendengaran

KOMENTAR