Pengguna Rokok Elektrik Meningkatkan 10 Kali Lipat, Ketahui Tiga Kandungan Bahaya di Dalamnya
Hal ini dikemukakan oleh Guru Besar dalam Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K).
"Prevalensi perokok elektronik di atas usia 15 tahun di Indonesia sebesar 3 persen atau meningkat 10 kali lipat dalam 10 tahun yaitu (2011/2023)," ungkapnya pada media briefing virtual, Selasa (9/1/2024).
Menurut dr Agus, ada beberapa alasan kenapa minat masyarakat tinggi terhadap rokok elektronik.
Salah satunya karena ada persepsi jika rokok elektronik tidak mengandung nikotin dan menyebabkan kanker.
Padahal, menurut dr Agus antara rokok konvensional dengan rokok elektronik punya tiga persamaan yang dapat membahayakan kesehatan.
Pertama, antara rokok elektronik dengan konvensional sama-sama mengandung nikotin sehingga dapat sebabkan kecanduan.
Kedua, meski tidak mengandung tar, rokok elektrik ini juga memiliki karsinogen yang memicu kanker.
Tar sendiri zat kimia partikel padat atau solid carbon yang hanya dihasilkan ketika rokok sudah dibakar yang bersifat karsinogenik.
Karsinogenik berpotensi meningkatkan risiko tumbuhnya sel-sel kanker dalam tubuh.
"Cairan rokok elektronik mengandung karsinogen yang tidak ada di tar," tegasnya.
Ketiga, rokok elektrik sama-sama mengandung toksik dan bersifat iritatif yang berujung merangsang induksi inflamasi.
"Baik komponen asap dari (rokok konvensional) mau pun uap (rokok elektrik). Keduanya mengandung partikel halus, yang merangsang iritasi dan menginduksi peradangan,"jelasnya.
Sehingga, dr Agus menegaskan jika keduanya sama-sama memiliki tiga komponen yang membahayakan tubuh yaitu nikotin, karsinogen dan iritatif.
Tag: #pengguna #rokok #elektrik #meningkatkan #kali #lipat #ketahui #tiga #kandungan #bahaya #dalamnya