Usia Harapan Hidup di Indonesia Masih Rendah, BSN Dorong Penerapan SNI di Fasyankes
Ilustrasi rumah sakit. Dok JawaPos
16:43
17 September 2024

Usia Harapan Hidup di Indonesia Masih Rendah, BSN Dorong Penerapan SNI di Fasyankes

– Di kawasan Asia Tenggara, Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia masih tergolong rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, UHH penduduk Indonesia mencapai 73,93 tahun pada 2023.

Beberapa penyebab rendahnya angka harapan hidup di Indonesia di antaranya adalah karena infrastruktur dan layanan medis yang terbatas, serta rendahnya jumlah tenaga medis yang memadai.

Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, salah satu indikator utamanya adalah target untuk harapan hidup 80 tahun. Namun, dengan kondisi pengelolaan kesehatan saat ini, mustahil untuk mencapai visi ini.

Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) yang S.M.A.R.T (Selamat, berMutu, Aman, Ramah, Terjangkau). Selain S.M.A.R.T, penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) juga perlu didorong.

Informasi tersebut diungkapkan Sekretaris Utama Badan Standardisasi Nasional (BSN) Donny Purnomo dalam International Healthcare Engineering Forum (INAHEF) 2024 di Jakarta pada Selasa (17/9).

Menurut Donny, penerapan SNI yang terkait dengan alat dan fasilitas kesehatan ini perlu didorong. Karena sudah banyak standar yang ditetapkan.

"Namun, penerapannya perlu kita support bersama-sama dengan berkolaborasi dan bersinergi dengan seluruh pihak yang terkait demi kemajuan bersama," tutur Donny.

Tercatat, hingga Agustus 2024, BSN telah menetapkan 15.231 SNI. Dari jumlah tersebut, terkait alat kesehatan dan fasilitas kesehatan sebanyak 463 SNI yang masih aktif. 

INAHEF 2024 merupakan forum yang diprakarsai dan didukung oleh Kantor Staf Presiden (KSP), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan BSN.

Serta diselenggarakan oleh Perhimpunan Teknik Pelayanan Kesehatan Indonesia (PTPI) dengan kolaborasi bersama industri, perguruan tinggi, asosiasi, serta pemerintah daerah. 

Acara ini bertujuan untuk merumuskan rencana implementasi program pemerintah 2024–2029 terutama bidang kesehatan.

Selain itu, juga untuk mendapatkan masukan dari daerah, merumuskan, serta mengimplementasikan secara masif di seluruh daerah di Indonesia melalui kongres.

Kemudian melakukan penilaian kesesuaian produk-produk penunjang SMART Hospital dengan regulasi. Serta memberikan penghargaan bagi industri yang telah memenuhi regulasi. 

Dalam kesempatan yang sama, Presiden PTPI Eko Supriyanto mengatakan, Forum Teknik Pelayanan Kesehatan Internasional diselenggarakan untuk menghasilkan rumusan model dan program 2025-2029 untuk Penguatan Fasyankes dan Industri Kesehatan.

"Ini termasuk program pemeriksaan kesehatan 9 Penyakit Prioritas, program penanganan TBC secara terstruktur, sistemik, masif, dan modern. (Juga) program pemenuhan Fasyankes seluruh Indonesia, serta model struktur industri alkes dalam negeri dan model pembiayaan Fasyankes," jelas Eko.

Agenda tersebut dihadiri unsur pemerintah pusat dan daerah, fasyankes, perguruan tinggi, asosiasi profesi dan asosiasi fasyankes, serta konsultan dan kontraktor fasyankes.

Editor: Bayu Putra

Tag:  #usia #harapan #hidup #indonesia #masih #rendah #dorong #penerapan #fasyankes

KOMENTAR