Waspada Agar Tidak Tertular dan Menularkan TBC, Simak Penjelasannya!
Ilustrasi TBC. (Investor.id)
18:14
20 Januari 2024

Waspada Agar Tidak Tertular dan Menularkan TBC, Simak Penjelasannya!

 Adanya informasi melalui Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kemenkes RI yaitu dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes menjelaskan etika pencegahan TBC mengatakan untuk mencegah penularan TBC harus memperhatikan etika saat batuk.

Sebagai salah satu penyebab utama kematian di antara penyakit menular di seluruh dunia dan beban yang signifikan pada sistem perawatan kesehatan, tuberkulosis (TB) harus ditanggapi dengan serius.

Mengetahui cara penularan TBC dengan langkah awal mencegah penularan penyakit ini dengan adanya Bakteri penyebab TBC, Mycobacterium tuberculosis, menyebar ketika penderita TB mengeluarkan dahak atau cairan liur yang berisi kuman tersebut ke udara, misalnya saat batuk, bersin, berbicara, dan meludah sembarangan.

Kuman yang keluar dari batuknya penderita tuberkulosis (TBC) dapat bertahan di udara lembab yang tidak terpapar sinar matahari selama berjam-jam, bahkan berminggu-minggu.

Akibatnya, setiap orang yang berdekatan dan memiliki kontak dekat dengan pasien TB berpotensi menghirup udara yang terkontaminasi bakteri TBC.

Penjelasan mengenai penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang berpotensi serius dan umumnya menyerang paru-paru. Penyebab tuberkulosis adalah infeksi dari bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb) yang dapat menyebar melalui kelenjar getah bening dan aliran darah ke organ tubuh manusia.

Tuberkulosis ditularkan melalui udara. Kebanyakan orang yang terkena TB tidak pernah menunjukan gejala, karena bakteri dapat hidup dalam bentuk tidak aktif pada tubuh dan dapat menjadi aktif ketika sistem kekebalan tubuh menurun.

Adanya pengobatan TBC bertujuan untuk mengurangi jumlah bakteri secara perlahan sehingga semakin meminimalisir risiko penularan. Pengobatan yang dilakukan meliputi konsumsi obat TBC secara teratur selama 6-12 bulan.

Menurut penjelasan yang dikutip dari website yankes.kemkes.go.id menjelaskan adanya tanda dan gejala TB ketika tubuh telah terinfeksi oleh kuman tuberkulosis, sistem kekebalan tubuh dapat mencegah kuman tersebut aktif. Berdasarkan kondisi tersebut kuman TB dapat dibagi dua jenis yaitu :

- TB Pasif (kondisi seseorang memiliki infeksi TB tetapi bakteri pada tubuh dalam keadaan tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala. TB pada jenis ini tidak menular. TB pasif dapat berubah menjadi aktif sehingga pengobatan tetap penting bagi penderita TB pasif dan juga dapat membantu mencegah penyebaran/penularan TB)
-TB Aktif (kondisi seseorang mengalami sakit dan dapat menular ke orang lain. TB dapat langsung aktif pada minggu pertama setelah infeksi atau terjadi pada tahun selanjutnya)   Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh jajaran kesehatan untuk memprioritaskan pencarian para penderita TBC, sehingga 90% dari jumlah itu dapat terdeteksi di tahun 2024.  

  Kemenkes menargetkan pencapaian deteksi TBC sebesar 90% pada 2024. Upaya skrining besar-besaran sudah dimulai sejak 2022.   Dikatakan syahril bahwa Kemenkes sudah membuat protokol yang baru, kerja sama dengan berbagai asosiasi dan organisasi profesi. Termasuk juga mendorong dana Global Fund yang disalurkan ke provinsi, kabupaten dan kota agar terealisasi lebih cepat.   Mengenai penjelasan dari wesite yankes.kemkes.go.id ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko TB :  


1. Kontak langsung dengan penderita TB (Bila salah satu anggota keluarga terkena TB maka faktor resiko 1 dari 3 orang kemungkinan tertular)
2. Faktor usia (Orang lanjut usia dan anak-anak memiliki resiko lebih tinggi terkena TB karena sistem kekebalan tubuh yang kurang kuat sehingga lebih mudah terinfeksi TB)   3. Sistem kekebalan tubuh (Sistem kekebalan tubuh yang lemah karena penyakit dan obat dapat menjadi penyebab mudahnya terkena TB. Misalnya penderita HIV/AIDS, diabetes melitus, dan gangguan ginjal yang parah)  

  4. Melakukan perjalanan ke daerah mayoritas terinfeksi TB dapat meningkatkan faktor resiko terkena TB karena paparan infeksi dalam waktu yang lama.
5. Orang yang tinggal di lingkungan pemukiman yang kumuh dan padat penduduknya.
6. Petugas medis yang sering merawat penderita TBC.
7. Orang yang mengalami kekurangan gizi.  


8. Pengguna NAPZA (Narkotika,Alkohol,Psikotropika, dan Zat adiktif),narkotika, alkohol, dan obat – obatan dapat merusak tubuh seseorang, sehingga melemahkan sistem kekebalan mereka terhadap penyakit TBC.   Dari penjelasan website hellosehat.com dijelaskan penyebaran TBC melalui udara membuat penyakit bisa menular dengan cepat. Akan tetapi, bakteri bisa saja tidak langsung menimbulkan dampak kesehatan begitu masuk ke dalam tubuh.    Orang yang dapat menularkan penyakit ini hanyalah pasien TB aktif. Artinya, bakteri di dalam tubuh aktif berkembang biak dan menyerang sel-sel sehat. Meski sangat menular, pengidap TB aktif bisa melakukan beberapa cara pencegahan agar tak memperluas penularan penyakit TBC.  

  Upaya mencegah TBC bisa dilakukan sebelum menunggu hasil diagnosis, segera saat merasakan gejala atau ciri-ciri penyakit tuberkulosis.    Meski sangat menular, pengidap TB aktif bisa melakukan beberapa cara pencegahan agar tak memperluas penularan penyakit TBC.   Upaya mencegah TBC bisa dilakukan sebelum menunggu hasil diagnosis, dan untuk kunci utamanya semangat untuk sembuh jangan menyerah dan harus dilawan penyakitnya. Ujar komentar dari youtube Kata Dokter.

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #waspada #agar #tidak #tertular #menularkan #simak #penjelasannya

KOMENTAR