Indonesia Teken Perjanjian Perdangan Bebas dengan Rusia Cs
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso (Busan).(DOK.Kemendag)
15:12
22 Desember 2025

Indonesia Teken Perjanjian Perdangan Bebas dengan Rusia Cs

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso (Busan) menandatangani perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) antara Indonesia dengan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU FTA), Minggu ( (21/12/2025).

Penandatanganan dilakukan di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Ekonomi Eurasia, St. Petersburg, Rusia.

Adapun Uni Ekonomi Eurasia terdiri dari lima negara bekas Uni Soviet yakni, Rusia, Armenia, belarus, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan.

Ilustrasi ekspor. Ekspor China ke Amerika Serikat (AS) turun tajam sebesar 33 persen pada Agustus 2025, di tengah melambatnya pertumbuhan perdagangan luar negeri Negeri Tirai Bambu.PIXABAY/AWADPALESTINE Ilustrasi ekspor. Ekspor China ke Amerika Serikat (AS) turun tajam sebesar 33 persen pada Agustus 2025, di tengah melambatnya pertumbuhan perdagangan luar negeri Negeri Tirai Bambu.“Menindaklanjuti arahan Presiden untuk membuka pasar baru bagi pelaku usaha Indonesia, hari ini saya menandatangani persetujuan dagang bersejarah dengan Uni Ekonomi Eurasia,” kata Mendag Busan dalam keterangan resminya, Senin (22/12/2025).

Adapun penandatanganan itu dihadiri jajaran pejabat tinggi kementerian dari negara terkait dan disaksikan langsung kepala negara anggota Uni Ekonomi Eurasia, termasuk Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Pada kesempatan itu, Busan menyampaikan salam hangat dari Presiden Prabowo Subianto kepada para peserta perjanjian EAEU FTA.

Ia menekankan, perjanjian dagang Indonesia dengan Uni Ekonomi Eurasia ini bukan hanya gestur politik maupun ekonomi, melainkan pertanda babak baru kemitraan strategis.

Menurutnya, Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia memiliki mesin ekonomi dan potensi pasar yang besar, didukung sumber daya kuat, produk saling komplementer dan bisa saling menguatkan posisi strategis di rantai perdagangan global.

Busan menyebut, bagi Indonesia perjanjian perdagangan bebas ini menciptakan peluang untuk memperluas pasar non tradisional di kawasan Eurasia dengan populasi 180 juta penduduk dan produk domestik bruto (PDB) 2,56 triliun dollar Amerika Serikat (AS).

Sementara, bagi Eurasia, Indonesia menawarkan peluang ekonomi dengan 281,6 juta penduduk, PDB 1,4 triliun, dan kelas menengah yang terus tumbuh.

Ilustrasi ekspor.SHUTTERSTOCK/APCHANEL Ilustrasi ekspor.“Penandatanganan ini juga merupakan upaya diversifikasi pasar tujuan ekspor Indonesia, dan potensi sumber investasi baru khususnya terkait sektor manufaktur dan pertanian,” tutur Busan.

Busan mengungkapkan, sebelum disepakati, Indonesia dan negara-negara Eurasia telah mulai berunding pada 2023 lalu.

Pembahasan selesai dalam waktu dua tahun dan bisa tercapai berkat kerja keras serta rasa kepercayaan satu sama lain.

“Proses ini mencerminkan tekad bersama untuk memperkuat perdagangan di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah,” kata Busan.

Materi perjanjian perdagangan bebas dengan Eurasia

Adapun materi perjanjian perdagangan bebas itu terdiri dari 15 bab yang meliputi pembukaan akses pasar barang, fasilitasi perdagangan, hingga kerja sama ekonomi.

Dalam perjanjian itu, Uni Ekonomi Eurasia berkomitmen memberikan preferensi tarif ke Indonesia 80,5 persen dari total pos tarif atau mencapai 95,1 persen dari total nilai impor di kawasan itu.

Menurut Busan, kebijakan itu akan meningkatkan ekspor produk sawit dan turunannya, alas kaki, tekstil, serta produk tekstil, produk perikanan, karet alam, elektronik, furnitur, dan produk manufaktur lain.

Fasilitas dagang dari perjanjian itu dinilai membuka karpet merah untuk indonesia merebut pangsa pasar dari negara-negara yang selama ini menjadi kompetitor.

“Dengan preferensi tarif hingga 90,5 persen dari total pos tarif Uni Ekonomi Eurasia, produk unggulan Indonesia akan memperoleh akses pasar yang lebih luas dan kompetitif,” jelas Busan.

Dengan berbagai peluang bisnis ini, Mendag mendorong eksportir di tanah air segera memanfaatkan keuntungan dari perjanjian tersebut.

FTA, kata Busan, memberikan kepastian hukum dan transparansi kepada dunia usaha sehingga iklim perdagangan lebih kondusif dan bisa diprediksi.

“Pemerintah Indonesia akan memastikan implementasi persetujuan ini berjalan efektif, transparan, dan berpihak pada dunia usaha dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” kata Busan.

Pada forum yang sama, Kepala Komisi Uni Ekonomi Eurasia Bakytzhan Sagintayev, mengungkapkan pertemuan itu membahas berbagai isu di sektor perdagangan, logistik, dan bidang lain.

“Hari ini kami menandatangani dokumen penting, yaitu FTA antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia. Kami berharap, setelah perjanjian ini mulai diimplementasikan, perdagangan antara negara-negara kami dapat meningkat hingga dua kali lipat,” ujar Sagintayev.

Tag:  #indonesia #teken #perjanjian #perdangan #bebas #dengan #rusia

KOMENTAR