Strategi Efisiensi Jadi Kunci Bank Digital Catat Laba Signifikan
- Transformasi perbankan digital Indonesia tidak hanya sekadar menghadirkan layanan dasar untuk literasi keuangan berbasis teknologi saja. Menghadapi beragam kondisi ekonomi perbankan digital Indonesia melakukan sejumlah inovasi. Di antaranya menghadirkan produk investasi, pembiayaan konsumen dan UMKM, hingga layanan korporasi.
Langkah itu dilakukan oleh PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC). Direktur Utama Bank Neo Commerce Eri Budiono mengatakan, kinerja perseroan tidak terlepas dari perubahan strategi yang lebih menekankan pengendalian risiko dan efisiensi operasional.
Menurut dia, transformasi digital yang dilakukan perseroan telah memasuki tahap yang lebih stabil. "Kami fokus pada disiplin risiko, pengelolaan operasional yang lebih baik, serta pengembangan layanan yang relevan. Hasilnya mulai terlihat dari kinerja yang lebih sehat dan berkelanjutan,” ujar Eri kepada wartawan di Jakarta Selatan, Selasa (16/12).
Saat ini BNC mencatatkan lonjakan laba signifikan, yaitu Rp 517,20 miliar hingga Oktober 2025. Angka itu melonjak dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang masih berada di kisaran Rp 6,95 miliar.
Menurut Eri, capaian tersebut menjadi sinyal bahwa model bisnis perbankan digital mulai bergerak dari fase bakar uang menuju keberlanjutan.
Dari sisi neraca, total aset BNC per Oktober 2025 tercatat sebesar Rp 18,49 triliun. Artinya tumbuh 3,01 persen secara tahunan. Modal inti juga menguat menjadi Rp 4,00 triliun atau naik lebih dari 20 persen dibandingkan Oktober 2024. Penguatan permodalan ini memberi ruang lebih besar bagi bank untuk bersaing di tengah industri yang semakin selektif.
Indikator efisiensi menjadi salah satu pembeda utama di tengah kompetisi bank digital. BNC berhasil menurunkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) ke level 82,83 persen, jauh membaik dibandingkan Oktober 2024 yang hampir menyentuh 100 persen.
Di saat yang sama, margin bunga bersih (NIM) dikatakan tetap terjaga di level 14,74 persen, mencerminkan strategi pembiayaan yang lebih terkendali.
Kualitas aset juga menunjukkan perbaikan. Rasio kredit bermasalah (NPL Gross) turun menjadi 2,89 persen, dari sebelumnya 3,74 persen setahun lalu. Sementara itu, rasio kecukupan modal (CAR) melonjak ke 47,77 persen, menandakan struktur permodalan yang sangat kuat untuk menopang ekspansi ke depan.
Berbeda dengan periode awal pertumbuhan bank digital yang agresif dalam menyalurkan kredit, BNC memilih pendekatan yang lebih selektif. Penyaluran kredit per Oktober 2025 tercatat Rp 7,40 triliun, turun dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini mencerminkan fokus bank pada perbaikan kualitas aset, bukan semata mengejar volume.
Meski demikian, segmen kredit digital tetap menunjukkan potensi. Produk pinjaman digital Neo Loan atau Neo Pinjam mencatatkan pertumbuhan 139 persen secara tahunan, menandakan permintaan yang masih kuat ketika dikelola dengan pendekatan yang lebih terukur.
Di sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) relatif stabil di kisaran Rp13,60 triliun. Stabilitas ini menjadi indikator kepercayaan nasabah di tengah persaingan ketat bank digital yang menawarkan berbagai produk tabungan dan investasi berbasis aplikasi.
Untuk memperkuat daya saing, BNC terus memperluas ekosistem layanan. Selain layanan dasar perbankan digital, bank ini juga menghadirkan produk investasi, pembiayaan konsumen dan UMKM, hingga layanan korporasi.
Kemitraan strategis pun diperluas, termasuk pengembangan tabungan hijau Neo Green bersama WWF-Indonesia serta kerja sama bancassurance dengan Zurich Asuransi Indonesia.
Langkah-langkah tersebut menunjukkan bahwa persaingan bank digital kini tidak lagi sekadar soal akuisisi pengguna, melainkan kemampuan membangun ekosistem dan menjaga profitabilitas jangka panjang. "Kami optimistis berada di jalur yang tepat untuk menutup 2025 dengan laba penuh satu tahun, sebuah capaian penting bagi bank berbasis digital,” tutup Eri.
Capaian Bank Neo Commerce diyakini mempertegas sinyal bahwa industri bank digital Indonesia mulai memasuki babak baru, di mana efisiensi, kualitas aset, dan keberlanjutan menjadi kunci utama dalam memenangkan persaingan.
Tag: #strategi #efisiensi #jadi #kunci #bank #digital #catat #laba #signifikan