Bea Cukai Terancam Dibekukan Purbaya, Dirjen: Apa Mau Dirumahkan Makan Gaji Buta?
Dirjen Bea Cukai Kemenkeu, Djaka Budi Utama saat ditemui di Kanwil Bea Cukai Jakarta, Rabu (3/12/2025). [Suara.com/Dicky Prastya]
13:27
3 Desember 2025

Bea Cukai Terancam Dibekukan Purbaya, Dirjen: Apa Mau Dirumahkan Makan Gaji Buta?

Baca 10 detik
  • Menkeu Purbaya mengancam akan membekukan Bea Cukai dalam satu tahun jika kinerjanya tidak membaik, mengancam 16 ribu pegawai.
  • Dirjen Bea Cukai Djaka Budi Utama merespons ancaman tersebut sebagai koreksi dan berjanji akan berupaya lebih baik ke depannya.
  • Pembenahan Bea Cukai mencakup perbaikan kultur, peningkatan kinerja, pengawasan ketat, dan penggunaan teknologi AI untuk menghindari praktik ilegal.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Djaka Budi Utama merespons ancaman Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang ingin membekukan Bea Cukai jika tak berbenah.

Dirjen Bea Cukai menyebut kalau itu adalah sebuah pernyataan koreksi dari Menkeu. Ia memastikan Bea Cukai akan berusaha lebih baik ke depannya.

“Yang pasti, Bea Cukai bahwa ke depannya, kita ke depan akan berupaya untuk lebih baik,” kata Djaka saat ditemui di Kantor Wilayah Bea Cukai Jakarta, Rabu (3/12/2025). 

Djaka lalu mengatakan kalau dirinya tak ingin Bea Cukai dibekukan seperti tahun 1985-1995 lalu, di mana Presiden Soeharto membekukan DJBC karena banyaknya pungutan liar. 

Kala itu, tugas pengawasan dialihkan ke perusahaan swasta asal Swiss, Societe Generale de Surveillance (SGS).

“Apa yang menjadi sejarah kelam tahun 1985-1995 itu, kita tidak ingin itu terjadi ataupun diulangi oleh Bea Cukai. Sehingga tentunya bahwa Bea Cukai harus berbenah diri untuk menghilangkan image negatif,” papar dia.

Untuk itu, Djaka akan membenahi Bea Cukai mulai dari kultur, peningkatan kinerja, hingga memperketat pengawasan baik itu di bandara maupun pelabuhan.

Ia memaparkan kalau Bea Cukai saat ini mulai berbenah dengan menggunakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menghindari praktik under invoice atau pemalsuan nilai barang ekspor impor.

“Jadi alat-alat yang kita punya kita kembangkan dengan kemampuan AI. Sedikit demi sedikit, walaupun belum sempurna tapi kita sudah berupaya untuk mengarah ke sana,” bebernya.

Lebih lanjut Djaka juga menanggapi soal pemberian waktu setahun yang diberikan Menkeu Purbaya untuk membenahi Bea Cukai. Dia optimistis lembaganya bisa berbenah.

“Kalau kita enggak optimis, tahun depan kita selesai semua,” umbar dia.

“Apakah mau Bea Cukai ataupun pegawai Bea Cukai dirumahkan dengan makan gaji buta saja itu? Tentu tidak akan mau, dengan keinginan Pak Purbaya untuk memperbaiki Bea Cukai, tentunya perlu dukungan dari masyarakat semua,” jelasnya.

Purbaya ancam bekukan Bea Cukai

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tampaknya mulai geram dengan kinerja yang dilakukan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC). Banyaknya kasus yang terus disorot publik pada lembaga ini membuat dirinya berniat membekukan peran Bea Cukai.

Meski demikian langkah ini tak akan ia langsung terapkan, dirinya berjanji akan terlebih dahulu memperbaiki kinerja Bea Cukai. Dia meminta waktu 1 tahun untuk membereskan semua persoalan yang ada.

"Saya bereskan waktu saya untuk memperbaiki bea cukai, karena ini ancaman serius," ujar Purbaya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/11/2025).

Jika dalam kurun waktu tersebut tidak ada perkembangan untuk diperbaiki, dirnya Purbaya membuka opsi mengganti peran Bea Cukai dengan operator swasta SGS (Société Générale de Surveillance) asal Swiss.

"Kalau bea cukai tidak bisa memperbaiki kinerjanya dan masyarakat masih tidak puas, bea cukai bisa dibekukan, diganti dengan SGS seperti zaman dulu lagi," tegas Purbaya.

Purbaya mengakui, jika nantinya kebijakan ini benar-benar dilakukan setidaknya akan berdampak pada 16 ribu pegawai Bea Cukai yang terancam dibekukan.

"Kalau dia gagal memperbaiki, [bisa-bisa] nanti 16 ribu orang pegawai bea cukai dirumahkan." katanya.

Editor: Dicky Prastya

Tag:  #cukai #terancam #dibekukan #purbaya #dirjen #dirumahkan #makan #gaji #buta

KOMENTAR