Cak Imin Dorong Para Menteri Peka Selaraskan Diri dengan Arah Ekonomi Prabowo
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin saat menghadiri Seminar Nasional Proyeksi ekonomi Indonesia 2026: Menata Ulang Arah Ekonomi Berkeadilan di Menara Danareksa, Jakarta, Kamis (20/11/2025).(KOMPAS.com/Syakirun Ni'am)
06:04
21 November 2025

Cak Imin Dorong Para Menteri Peka Selaraskan Diri dengan Arah Ekonomi Prabowo

– Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan para menteri Kabinet Merah Putih harus peka terhadap arah baru kebijakan ekonomi yang ditekankan Presiden Prabowo Subianto.

Ia menyebut Presiden terus meminta jajarannya mencari jalan baru agar pertumbuhan ekonomi benar-benar menyentuh masyarakat akar rumput.

Cak Imin mengatakan bahwa Presiden berulang kali menyampaikan instruksi tersebut dalam berbagai forum. 

“Itu perintah, permintaan dan instruksi presiden di berbagai forum kepada seluruh anggota kabinetnya,” ujarnya seusai menghadiri acara "Seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2026" yang digelar INDEF di Menara Danareksa, Jakarta, Kamis (20/11/2025).

Menurut dia, tantangan selanjutnya berada di tangan para menteri. 

“Sekarang tergantung kami-kami para menteri harus peka dan mengimplementasikan,” katanya.

Cak Imin menjelaskan bahwa agar pertumbuhan ekonomi lima persen dapat dirasakan masyarakat, pemerintah harus menjalankan sejumlah paket kerja.

Ia mencontohkan pemberdayaan masyarakat, evaluasi sistem pendidikan vokasi, serta penciptaan kapasitas dan keterampilan baru.

Tujuan berbagai langkah tersebut adalah membuat masyarakat mampu tumbuh secara adaptif dalam menghadapi kebutuhan dan kompetisi pasar global. 

“Itulah model-model cara baru dan arah baru itu mutlak, supaya pertumbuhan ekonomi itu benar-benar dirasakan,” ujarnya.

Ia menambahkan, Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat telah menyiapkan beberapa pilot project. Salah satunya mendorong pertumbuhan ekonomi UMKM dengan memberi kesempatan seluas-luasnya.

Di sisi lain, ia menilai sekolah menengah harus semakin terhubung dengan dunia kerja dan industri. 

“Ini harus kita dorong, kalau di pemberdayaan lain misalnya kita ingin masyarakat miskin dapat pelatihan khusus yang disalurkan langsung ke kerja,” kata Cak Imin.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi nasional terus bergerak ke arah yang lebih kuat. 

Dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Minggu (16/11/2025), ia menilai pemerintah berhasil membalik tren perlambatan dan mendorong sejumlah indikator kembali menguat. Karena itu, Purbaya memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2025 dapat mencapai 5,6 persen hingga 5,7 persen.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 digadang mencapai sekitar 6 persen, menurut Purbaya, selama percepatan belanja pemerintah, kelancaran likuiditas, dan pelaksanaan kebijakan ekonomi tetap konsisten. 

Dalam agenda media briefing tersebut, ia menegaskan bahwa kebijakan yang berjalan saat ini “sudah berada di arah yang benar” untuk menopang pemulihan yang lebih berkelanjutan.

Adapun dukungan indikator juga terlihat dari survei Bank Indonesia (BI) yang mencatat kenaikan indeks keyakinan konsumen (IKK) dari 115 pada September 2025 menjadi 121,2 pada Oktober 2025. Tren optimisme rumah tangga tersebut, beserta peningkatan penjualan ritel, menjadi sinyal tambahan bahwa pertumbuhan ekonomi menuju akhir tahun ini semakin solid.

Indef Soroti Dampak Kucuran Dana Rp 200 Triliun

Sebagai informasi, dalam acara "Seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2026" yang digelar INDEF, ekonom senior Aviliani menilai kucuran dana Rp 200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke bank Himbara belum memberikan hasil optimal meski mampu menurunkan suku bunga. 

“Kontribusinya sudah mulai naik, tapi belum optimal,” ujarnya, merujuk pada kebijakan yang diteken Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Ia menjelaskan bahwa penurunan suku bunga memang mulai mendorong permintaan kredit dan biasanya diikuti kenaikan investasi. Namun, menurut Aviliani, dampaknya menjadi terbatas karena tidak ada kebijakan lanjutan dari kementerian lain untuk memperkuat sektor riil. 

“Biasanya kalau suku bunga turun, indeks harga saham langsung naik,” katanya, seraya menekankan perlunya dorongan lintas sektor.

Dalam pandangannya, dua sektor memiliki potensi terbesar untuk mempercepat efek dana tersebut, yakni pariwisata dan hilirisasi manufaktur. Aviliani menilai keduanya mampu menyerap banyak tenaga kerja dan menarik minat investor, termasuk di kawasan seperti KEK Batang. 

“Jadi intinya bank itu follow the business, jangan minta bank kasih kredit tapi enggak ada permintaan,” sentilnya.

Tag:  #imin #dorong #para #menteri #peka #selaraskan #diri #dengan #arah #ekonomi #prabowo

KOMENTAR