Pertamina Pastikan Stok BBM di Pulau Terpencil Aman Saat Hadapi Cuaca Ekstrem
- PT Pertamina (Persero) menegaskan kesiapan stok bahan bakar minyak (BBM) di wilayah terpencil saat menghadapi cuaca ekstrem dan menjelang periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyampaikan bahwa antisipasi terhadap kondisi cuaca memang sudah menjadi agenda tahunan perusahaan. Dalam hal ini, Pertamina akan memastikan untuk bisa menyiapkan stok dari pekan-pekan sebelumnya.
"Antisipasi cuaca kan itu memang sudah tahunan ya. Jadi kita harus build up stop jauh-jauh hari khususnya. Itu tempat-tempat yang posisinya jauh, pulau-pulau yang agak terpencil itu tentunya kita harus build up stop dari minggu-minggu sebelumnya," kata Simon saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/11).
Lebih lanjut, Simon membeberkan, selain menyiapkan diri untuk siaga di tengah cuaca ekstrem, guna memastikan keamanan stok BBM Pertamina juga membentuk Satgas Natal Tahun Baru.
Jika biasanya dibentuk pada awal Desember. Namun, untuk tahun ini, kata Simon, perusahaan telah memulai lebih awal, yakni sejak 13 November 2025.
"Tapi sekarang kita sudah mulai dari 13 November kemarin sudah mulai subgasnya sudah aktif dengan demikian kita akan monitor terus hari demi hari ke depan dulu," bebernya.
Simon menegaskan, langkah ini dilakukan agar distribusi energi selama libur akhir tahun dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
"Kita pastikan supaya kesiapan penyeluaran distribusi energi untuk Natal dan Tahun Baru 2026 berjalan lancar," tutupnya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menginstruksikan kepada semua pihak terkait, baik para Syahbandar maupun pihak operator kapal, nakhoda dan masyarakat maritim untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dalam kegiatan pelayaran.
Hal ini menindaklanjuti informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan bahwa cuaca ekstrem dan gelombang tinggi akan terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia.
Dalam pengumumannya, BMKG mendeteksi adanya bibit siklon tropis 97S di Laut Cina Selatan memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat Aceh dan Laut Arafuru bagian tengah.
“Apabila kondisi cuaca membahayakan keselamatan pelayaran maka Syahbandar diminta untuk tidak menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) dan menunda keberangkatan kapal sampai kondisi cuaca benar-benar aman untuk berlayar. Selain itu, Syahbandar harus memastikan kapal-kapal yang melanjutkan pelayarannya sudah memenuhi semua persyaratan keselamatan,” jelas Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud di Jakarta, belum lama ini.
Tag: #pertamina #pastikan #stok #pulau #terpencil #aman #saat #hadapi #cuaca #ekstrem