Wall Street Melemah, Tekanan Valuasi Saham Teknologi Kian Terasa
Ilustrasi bursa saham New York Stock Exchange (NYSE) atau Wall Street.(SHUTTERSTOCK/STUART MONK)
06:56
7 November 2025

Wall Street Melemah, Tekanan Valuasi Saham Teknologi Kian Terasa

– Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis (6/11/2025) Waktu setempat (Jumat (7/11/2025 Waktu Indonesia), seiring tekanan aksi jual pada saham-saham teknologi yang dinilai memiliki valuasi terlalu tinggi dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi.

Mengutip data Reuters,Indeks Dow Jones Industrial Average terpantau turun 397,35 poin atau 0,84 persen menjadi 46.913,65. Indeks S&P 500 melemah 75,91 poin atau 1,12 persen ke level 6.720,38, sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 445,80 poin atau 1,90 persen ke 23.053,99.

Di jajaran 11 sektor utama S&P 500, sektor barang konsumsi diskresioner mencatat penurunan terdalam setelah turun 2,5 persen. Sebaliknya, sektor energi menjadi sektor dengan kenaikan terbesar.

Tekanan pada saham-saham teknologi yang sebelumnya mendorong reli dalam beberapa bulan terakhir, terutama yang terkait dengan momentum kecerdasan buatan, kembali menjadi penggerak pelemahan pasar. Indeks Philadelphia SE Semiconductor turun 2,4 persen.

“Valuasi masih menjadi perhatian utama dalam jangka panjang, tetapi pasar sebenarnya masih cenderung bullish,” ujar Paul Nolte, penasihat kekayaan senior dan ahli strategi pasar di Murphy & Sylvest, Elmhurst, Illinois. 

“Awal pekan ini kami sempat turun 1 persen hingga 1,5 persen. Keesokan harinya pasar justru naik 80 basis poin. Jadi mentalitas beli saat harga turun masih ada,” kata Nolte.

Di saat yang sama, penutupan sebagian layanan pemerintah AS membuat pelaku pasar kekurangan rujukan indikator ekonomi. Federal Reserve yang mengandalkan data juga masih menilai kebutuhan untuk memangkas suku bunga jangka pendek lebih lanjut.

Minimnya data resmi memunculkan peran sumber alternatif dari sektor swasta. Perusahaan penempatan eksekutif Challenger, Gray & Christmas melaporkan lonjakan pemutusan hubungan kerja (PHK) bulanan sebesar 183,1 persen pada Oktober, menjadi angka terburuk dalam lebih dari dua dekade. Pemangkasan biaya dan penyesuaian terkait AI disebut menjadi salah satu pendorong.

Secara terpisah, perusahaan analitik tenaga kerja Revelio Labs mencatat ekonomi AS kehilangan 9.100 lapangan kerja bulan lalu, terutama dari sektor pemerintah.

“PHK Challenger mengecewakan, meningkatkan prospek bahwa pasar tenaga kerja melemah lebih cepat dan lebih dari yang tampaknya disadari oleh The Fed,” kata Michael Green, kepala strategi di Simplify Asset Management, Philadelphia.

“Hal itu menyebabkan beberapa penyesuaian harga atas pemotongan suku bunga Desember yang menurut Powell sangat relevan untuk diperdebatkan dalam pidato terakhirnya,” ujar Green.

Pada Rabu (5/11/2025), Mahkamah Agung AS juga mendengarkan argumen terkait apakah tarif era Presiden Donald Trump yang sempat mengganggu pasar merupakan penyalahgunaan kewenangan.

Musim laporan keuangan kuartal ketiga mendekati puncaknya. Dari 424 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan kinerja, 83 persen di antaranya melampaui ekspektasi analis, menurut data LSEG.

Para analis kini memperkirakan pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 16,8 persen pada periode Juli–September, meningkat dibanding proyeksi awal 8,0 persen.

Pada sesi ini, saham DoorDash merosot 17,5 persen setelah laba kuartal ketiga berada di bawah ekspektasi akibat kenaikan biaya.

Produsen kosmetik Elf Beauty juga memperkirakan penjualan dan laba tahunan di bawah ekspektasi sehingga sahamnya turun 35,0 persen.

Sementara itu, saham Snap melonjak 9,7 persen setelah melampaui estimasi pendapatan kuartal ketiga dan mengumumkan kemitraan dengan Perplexity AI.

Tag:  #wall #street #melemah #tekanan #valuasi #saham #teknologi #kian #terasa

KOMENTAR