IHSG Dibuka Melemah ke 8.201
Ilustrasi IHSG, saham. (canva.com)
09:52
5 November 2025

IHSG Dibuka Melemah ke 8.201

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (5/11/2025).

Indeks turun 40,00 poin atau 0,49 persen ke level 8.201,91.

Berdasarkan data RTI, IHSG dibuka di level 8.213,60 dan sempat bergerak di kisaran 8.181,90 hingga 8.240,31.

Volume transaksi tercatat sebanyak 4,82 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,17 triliun.

Sebanyak 176 saham menguat, 349 saham melemah, dan 161 saham stagnan.

Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai pelemahan IHSG tersebut masih bersifat sementara.

Secara teknikal, IHSG dinilai masih berada di awal wave (iii) of wave [iii], yang membuka peluang bagi kelanjutan penguatan pada perdagangan hari ini, Rabu (5/11/2025).

IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan dengan area target terdekat di 8.332-8.354.

“Support: 8.144, 8.042 dan Resistance: 8.309, 8.365,” ujar Herditya dalam analisis hariannya.

Sementara berdasarkan analisis teknikal, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus alias Nico, IHSG diperkirakan berpotensi melemah terbatas dalam jangka pendek dengan kisaran support di level 8.020 dan resistance di level 8.290.

“Berdasarkan analisis teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance 8.020-8.290,” kata Nico.

Tekanan jual masih berpeluang berlanjut seiring investor menanti arah sentimen global, terutama dari Amerika Serikat (AS).

Dari mancanegara, perhatian pasar tengah tertuju pada sidang penting di Mahkamah Agung AS yang akan memutuskan legalitas perang tarif yang digagas oleh Donald Trump.

Keputusan ini dinilai sangat krusial karena dapat menentukan apakah Trump berwenang menggunakan Undang-Undang Darurat 1977 (International Emergency Economic Powers Act) untuk menerapkan tarif impor secara sepihak kepada mitra dagang utama AS seperti Tiongkok, Kanada, dan Meksiko.

Apabila Mahkamah Agung memutuskan bahwa kebijakan tersebut melanggar hukum, maka sebagian besar tarif impor yang diberlakukan Trump berpotensi dibatalkan, sekaligus membuka ruang kompensasi atas kerugian puluhan miliar dollar AS.

Pasar global menilai skenario ini dapat menjadi katalis positif, karena mengurangi tensi dagang dan membuka peluang normalisasi hubungan ekonomi internasional.

Namun, di sisi lain, analis memperkirakan Trump masih memiliki lima opsi regulasi alternatif untuk mempertahankan kebijakan tarifnya, meski dengan ruang gerak yang lebih terbatas.

Dengan kata lain, ketidakpastian mengenai arah kebijakan perdagangan AS masih akan membayangi sentimen pasar dalam waktu dekat.

Sementara dari dalam negeri, sentimen positif datang dari kebijakan pemerintah terkait industri hasil tembakau.

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, berencana menerapkan tarif cukai khusus bagi produsen rokok ilegal mulai Desember 2025, untuk mendorong mereka masuk ke dalam sistem resmi melalui Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT).

Kebijakan ini dinilai akan memperbaiki struktur persaingan industri rokok, yang selama ini tertekan oleh maraknya peredaran rokok ilegal.

Emiten besar seperti HM Sampoerna (HMSP), Gudang Garam (GGRM), dan Wismilak (WIIM) berpotensi diuntungkan dalam jangka menengah, seiring menurunnya peredaran rokok tanpa cukai dan tertahannya kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) pada 2026.

Tag:  #ihsg #dibuka #melemah #8201

KOMENTAR