ADRO Masuk Key Call List UBS: Target Harga Saham Diproyeksi Naik 49 Persen
-
UBS Global Research menaikkan target harga saham ADRO sebesar 49% menjadi Rp3.300 dari Rp2.220.
-
Kenaikan target dipicu oleh proyek smelter aluminium, ekspansi energi bersih, dan valuasi saham ADRO yang dinilai masih murah (P/BV 0,7x).
-
Pasar merespons positif, dengan saham ADRO melonjak 7,28% ke level Rp1.915 pada 29 Oktober,
Raksasa perbankan investasi global yang berbasis di Swiss, UBS Global Research, baru-baru ini membuat kejutan di pasar modal Indonesia dengan menaikkan target harga saham PT Adaro Resources Indonesia Tbk (ADRO) secara sangat signifikan, yaitu sebesar 49 persen.
Target harga ADRO kini dipatok Rp3.300 per saham, naik drastis dari target sebelumnya yang berada di level Rp2.220 per saham.
Penguatan target harga ini bukan sekadar angka. UBS menilai bahwa pasar selama ini terlalu meremehkan potensi besar yang dimiliki oleh ADRO.
Katalis utama yang diabaikan adalah proyek hilirisasi, terutama pembangunan smelter aluminium dan ekspansi agresif perseroan di sektor energi bersih (solar farm).
Sebagai bentuk keyakinan yang luar biasa, UBS bahkan memasukkan ADRO ke dalam daftar unggulan mereka, UBS APAC Key Call List, yang menempatkan saham ini sebagai salah satu pilihan terbaik di sektor pertambangan Asia-Pasifik.
Dalam riset yang diterbitkan pada 28 Oktober 2025, UBS memproyeksikan laba per saham (Earnings Per Share/EPS) Adaro akan tumbuh kuat dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) mencapai 27 persen untuk periode 2025–2028. Optimisme ini ditopang oleh tiga pilar fundamental:
- Arus Kas yang Kuat: Bisnis batubara dan energi eksisting masih menjadi sumber arus kas yang masif dan stabil.
- Imbal Hasil Konsisten: Konsistensi dalam pembagian dividen dan buyback saham dengan payout ratio yang stabil di level 40%.
- Valuasi Murah: Adaro dinilai masih sangat murah (undervalued) dibandingkan emiten energi regional lainnya. Rasio valuasi P/BV (Price to Book Value) berada di 0,7x dan EV/EBITDA (Enterprise Value to Earning Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization) hanya 2,9x untuk estimasi tahun fiskal 2025.
Menurut UBS, kombinasi proyek hilirisasi dan diversifikasi ADRO kini menjadi fondasi utama pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Proyek smelter aluminium di Kalimantan Utara adalah pilar krusial transformasi perusahaan, mengubah citra dari eksportir batu bara mentah menjadi perusahaan energi terintegrasi dan material strategis.
Sementara itu, ekspansi solar farm menegaskan adaptasi perusahaan terhadap tren global dekarbonisasi.
Kabar baik dari UBS langsung disambut euforia di pasar. Pada perdagangan Rabu, 29 Oktober 2025, saham ADRO melonjak tajam 7,28 persen ke level Rp1.915 per saham, setelah dibuka di level Rp1.785.
Kenaikan ini disertai dengan nilai transaksi yang fantastis, mencapai Rp505 miliar dari volume 2,71 juta lot, menjadikannya salah satu volume tertinggi dalam dua pekan terakhir.
Lonjakan ini memicu gap naik yang lebar di awal sesi, menandakan adanya minat beli yang sangat kuat (euphoria beli). Secara teknikal, pergerakan ini mengonfirmasi bahwa ADRO kini mulai memasuki fase bullish setelah lama bergerak sideways di bawah Rp1.800. Level Rp1.750 kini menjadi support yang kuat.
Jika tekanan beli berlanjut dan berhasil menembus area Rp1.950–Rp2.000, ADRO berpotensi menguji resistance berikutnya di kisaran Rp2.200, sebelum melangkah lebih jauh menuju target jangka panjang yang ditetapkan oleh UBS di Rp3.300.
Lonjakan aktivitas transaksi hingga tiga kali lipat rata-rata harian juga mengindikasikan adanya minat baru dari investor institusional dan ritel yang merespons validasi dari lembaga sekelas UBS.
Desclaimer: Redaksi hanya menyampaikan informasi, segala keputusan dan risiko investasi ada di tangan pembaca.
Tag: #adro #masuk #call #list #target #harga #saham #diproyeksi #naik #persen