Stimulus Ekonomi IV jadi Katalis hingga Akhir 2025, Investasi Berpotensi Tembus Target
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro. (Bank Mandiri untuk Jawa Pos)
18:00
19 Oktober 2025

Stimulus Ekonomi IV jadi Katalis hingga Akhir 2025, Investasi Berpotensi Tembus Target

Pemerintah resmi meluncurkan paket stimulus ekonomi keempat pada 17 Oktober 2025 dengan anggaran Rp 46,2 triliun. Langkah ini diambil untuk memperkuat daya beli rumah tangga dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional menjelang akhir tahun. Stimulus difokuskan pada dua program utama, yakni perluasan bantuan langsung tunai (BLT) dan ekspansi program magang nasional bagi lulusan muda.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, suntikan fiskal ini dapat memberikan dampak langsung pada konsumsi rumah tangga. Yang mana menjadi penopang utama produk domestik bruto (PDB) Indonesia dengan kontribusi sekitar 54 persen. Dengan pengganda fiskal sekitar 1,6 maka alokasi Rp 30 triliun atau setara 0,15 persen dari PDB, berpotensi meningkatkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal IV 2025 sebesar 0,2 hingga 0,3 poin persentase.

"Dampak paling besar diperkirakan terjadi di sektor perdagangan ritel, makanan dan minuman, serta transportasi," kata Asmo kepada Jawa Pos, Minggu (19/10).

Sepanjang 2025, pemerintah telah meluncurkan empat paket stimulus ekonomi dengan nilai total mencapai Rp 119 triliun. Sebelumnya, pemerintah telah menggelontorkan paket stimulus Rp 33 triliun di awal tahun, disusul paket Rp 24,4 triliun pada Juni 2025, dan suntikan paket ketiga Rp 16,2 triliun pada September 2025. Rangkaian kebijakan ini bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat, menopang konsumsi domestik, dan mempertahankan momentum pertumbuhan di tengah perlambatan ekonomi global.

BLT dan Program Magang Jadi Andalan

Program BLT tambahan menjadi komponen terbesar dengan alokasi Rp 30 triliun untuk 35 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Ditujukan khusus bagi rumah tangga pada kelompok pendapatan terbawah. Jumlah penerima meningkat hampir dua kali lipat dibanding periode sebelumnya. Bantuan ini terpisah dari program bantuan reguler yang disalurkan setiap bulan oleh Kementerian Sosial kepada 20,88 juta KPM.

Sementara itu, program magang nasional diperluas menjadi 100 ribu peserta. Dengan 20.000 peserta gelombang pertama mulai magang pada 20 Oktober. Dan gelombang kedua menyusul pada November. Sebanyak 26.181 posisi magang ditawarkan dan telah menarik 156.159 pendaftar.

Menurut Asmo, program ini memberi dorongan tidak langsung terhadap permintaan tenaga kerja. Sehingga membantu menambah pendapatan rumah tangga muda. Perluasan program hingga 100 ribu peserta juga berfungsi sebagai insentif non-fiskal bagi perusahaan.

"Untuk meningkatkan kapasitas produksi tanpa menanggung beban gaji penuh. Dengan asumsi setiap peserta magang menyumbang setengah dari produktivitas pekerja penuh waktu, program ini setara dengan penciptaan 50 ribu lapangan kerja baru secara agregat," terang alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1995 itu.

Dampak Jangka Pendek Positif, Tantangan Tetap Ada

Asmo menilai, paket stimulus ini akan memberikan dampak jangka pendek yang positif. Terutama pada sektor ritel, makanan dan minuman, serta transportasi, yang sensitif terhadap peningkatan konsumsi masyarakat. Meski, efektivitas stimulus juga sangat tergantung pada kelancaran distribusi dan respons sektor usaha terhadap peningkatan permintaan.

"Kombinasi keduanya menjadi katalis positif bagi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2025. Memperkuat daya beli dan konsumsi domestik," harapnya.

Investasi 2025 Berpotensi Tembus Target, Waspadai Risiko Eksternal

Di sisi lain, melihat tren saat ini, target investasi tahun ini sangat mungkin tercapai. Jika realisasi investasi di kuartal IV 2025 tetap berada di kisaran Rp 480 triliun, sesuai dengan rata-rata kuartalan hingga September, maka total investasi 2025 berpotensi melampaui target pemerintah sebesar Rp 1.905,6 triliun. Selain itu, komitmen Danantara untuk merealisasikan sekitar Rp 165 triliun investasi baru selama Oktober hingga Desember 2025 menjadi katalis positif yang mendukung pencapaian tersebut.

Namun, sejumlah risiko tetap perlu diwaspadai. Terutama yang bersumber dari perkembangan geopolitik dan meningkatnya ketegangan perdagangan global. Yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk di negara-negara investor utama Indonesia.

Di sisi lain, keberlanjutan stimulus fiskal dan moneter diperkirakan akan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap di atas 5 persen. Sehingga menopang sentimen positif terhadap investasi domestik. Selain itu, inisiatif strategis seperti hilirisasi industri dan proyek-proyek unggulan pemerintah juga akan berperan penting dalam menarik investasi berskala besar.

"Dengan demikian, pencapaian target investasi langsung tahun ini sangat realistis, meskipun tetap diperlukan kewaspadaan dan strategi untuk menghadapi tantangan baik dari sisi global maupun domestik yang dapat memengaruhi kepercayaan investor," tandas Asmo.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #stimulus #ekonomi #jadi #katalis #hingga #akhir #2025 #investasi #berpotensi #tembus #target

KOMENTAR