Kredit UMKM Menurun, BI Soroti Tantangan Penyaluran KUR dan Kualitas Kredit
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung Bimo Epyanto. (Agas Putra Hartanto/Jawa Pos)
18:27
27 Juni 2025

Kredit UMKM Menurun, BI Soroti Tantangan Penyaluran KUR dan Kualitas Kredit

-Penurunan kredit untuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi perhatian serius. Selain penurunan dari sisi volume, kualitas kredit juga mengalami tekanan.

Hal itu ditandai dengan meningkatnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). Per Mei 2025, NPL UMKM tercatat 4,49 persen. Meningkat dari 4,36 persen pada April 2025.

"Ini tentu saja diakibatkan kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan belakangan ini. Kami terus mencermati situasi ini agar tidak berlangsung terlalu lama karena jika dibiarkan, dapat menurunkan daya tahan ekonomi kita," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung Bimo Epyanto saat ditanyai Jawa Pos di kantornya, Kamis (26/6).

Meski demikian, optimisme terhadap prospek penyaluran kredit masih tetap ada, terutama dari sisi perbankan. Dia menyebutkan, bank-bank di Lampung tetap menunjukkan semangat tinggi dalam menyalurkan kredit ke depan. Khususnya ke sektor-sektor utama penopang perekonomian daerah.

Menurut dia, optimisme ini tidak lepas dari performa positif sektor pertanian dan komoditas unggulan. Seperti kopi, kakao, dan padi yang menjadi tulang punggung ekonomi Lampung. Berdampak terhadap kinerja sektor-sektor yang banyak dibiayai perbankan dan berpotensi tetap tumbuh positif.

"Harga-harga komoditas ini dalam beberapa waktu terakhir cukup bagus dan diperkirakan akan stabil hingga akhir tahun,” jelas Bimo Epyanto.

Bimo mengakui tantangan nyata tetap hadir. Termasuk dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Terdapat sejumlah kendala administratif dalam pemenuhan persyaratan KUR oleh para debitur. Yang akhirnya menghambat ekspansi kredit tersebut.

"Pihak bank menyampaikan bahwa mereka kesulitan menyalurkan KUR karena terbentur oleh regulasi. Saya tidak bermaksud menyalahkan siapa pun, tapi ini perlu jadi perhatian bersama,” ungkap Bimo Epyanto.

Padahal, bank memiliki target penyaluran KUR yang cukup besar. Sekitar 22 persen dari total kredit komersial. Hambatan administratif itu ditambah dengan ketidakpastian ekonomi saat ini yang membuat ekspansi kredit UMKM menjadi terbatas.

Di sisi lain, perbankan juga menerapkan prinsip kehati-hatian yang lebih ketat dalam memilih debitur. Sejalan dengan meningkatnya risiko NPL.

Owner UMKM fashion Jan Ayu Linda Soedibyo menyatakan, kondisi ekonomi belakangan ini berdampak terhadap penjualan produk. Khususnya, akibat efisiensi anggaran oleh pemerintah. Sebab, mayoritas pesanan busana dari institusi.

"Pas mulai efisiensi agak terasa. Seragam juga standarnya turun. Harganya juga turun," ungkap Linda saat ditemui di Lampung City Mall. 

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #kredit #umkm #menurun #soroti #tantangan #penyaluran #kualitas #kredit

KOMENTAR