Saham Gudang Garam (GGRM) Anjlok 89 Persen dari Puncak ke Level Terendah, Sinyal Bahaya untuk Investor?
PT Gudang Garam Tbk(KOMPAS.com/M Agus Fauzul Hakim)
15:04
22 Juni 2025

Saham Gudang Garam (GGRM) Anjlok 89 Persen dari Puncak ke Level Terendah, Sinyal Bahaya untuk Investor?

– Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) terus mengalami tekanan dalam beberapa tahun terakhir. Dari harga yang sempat menyentuh hampir Rp 90.000 per lembar di tahun 2019, kini saham perusahaan rokok asal Kediri ini terpuruk ke level Rp 9.100 pada penutupan perdagangan Jumat, 20 Juni 2025.

Penurunan drastis ini menandai pelemahan lebih dari 89 persen dari puncak harga sahamnya dan menjadi peringatan bagi investor akan perubahan struktural di industri rokok nasional.

Performa saham yang memburuk sejalan dengan kondisi fundamental perusahaan. Mengutip Kontan, laba bersih Gudang Garam pada 2024 tercatat sebesar Rp 980,8 miliar, anjlok 81,57 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 5,32 triliun. Pendapatan juga turun dari Rp 118,95 triliun menjadi Rp 98,65 triliun, atau melemah 17,06 persen.

Segmen utama penopang pendapatan GGRM, yaitu sigaret kretek mesin, menghasilkan Rp 86,62 triliun. Sementara segmen sigaret kretek tangan mencatat Rp 9,36 triliun. Pendapatan lainnya berasal dari rokok klobot, konstruksi, kertas karton, dan bisnis pendukung lainnya.

Namun tekanan tak hanya datang dari sisi pendapatan. GGRM juga menghadapi biaya pokok penjualan sebesar Rp 89,27 triliun, meski lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, margin keuntungan tetap menyempit.

Tak hanya investor yang terdampak, petani tembakau di Kabupaten Temanggung pun terkena imbas. Gudang Garam memutuskan untuk menghentikan pembelian tembakau dari wilayah tersebut. Langkah ini disampaikan langsung oleh Bupati Temanggung, Agus Setyawan, usai bertemu manajemen perusahaan di Kediri.

“Jadi memang tidak lagi kondusif untuk membeli bahan baku, khususnya dari Temanggung,” ujar Agus, dikutip dari Antara, Senin (16/6/2025). Ia menambahkan bahwa stok tembakau di gudang Gudang Garam sudah sangat melimpah, cukup untuk kebutuhan produksi hingga empat tahun ke depan.

Kondisi overstock ini menjadi cermin turunnya permintaan rokok secara nasional, seiring tren hidup sehat, kenaikan tarif cukai, dan persaingan dari rokok murah. Situasi tersebut membuat efisiensi menjadi langkah strategis, meskipun berdampak pada rantai pasok dan mitra usaha di hulu.

Kembali pada pergerakan harga saham, pelemahan GGRM telah berlangsung bertahun-tahun. Di penghujung 2024, saham ini masih berada di angka Rp 13.275. Namun pada 8 April 2025, sempat menyentuh titik terendah tahun ini di Rp 8.675.

Dengan kondisi keuangan yang terus tertekan, serta perubahan arah konsumsi dan regulasi yang menantang, saham GGRM kini menjadi cerminan risiko nyata di sektor barang konsumsi yang dulu dianggap defensif.

Bagi investor, pertanyaannya kini bukan hanya kapan saham GGRM bisa bangkit, tetapi juga apakah prospek jangka panjang industri rokok di Indonesia masih menjanjikan untuk dikoleksi di portofolio.

(Penulis: Rashif Usman | Editor: Dikky Setiawan)

Artikel ini bersumber dari pemberitaan di KONTAN berjudul "Tahun 2024, Laba Gudang Garam (GGRM) Anjlok 81,58 Persen"

 

Tag:  #saham #gudang #garam #ggrm #anjlok #persen #dari #puncak #level #terendah #sinyal #bahaya #untuk #investor

KOMENTAR