



Rugi Rp 60 Miliar Setahun, Bandara Kertajati Milik Siapa?
- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyani, buka-bukaan kalau selama ini Bandara Kertajati Majalengka malah jadi beban pemerintah daerah. Bukannya untung yang didapat, bandara ini terus menerus mencetak kerugian sejak dioperasikan.
Menurut Dedi Mulyadi, pengelola Bandara Ketajati Majalengka bahkan harus menanggung kerugian sampai Rp 60 miliar hanya dalam setahun. Hal ini terjadi karena pemasukan tak cukup untuk menutup biaya operasional dan pemeliharaan (maintenance).
Dedi Mulyadi bahkan menjuluki Bandara Kertajati saat ini dengan sebutan "peuteuy selong". Istilah dalam Bahasa Sunda yang berarti pohon lamtoro yang besar tapi isinya kosong melompong.
Luas bandara ini 1.800 hektare yang terdiri dari 2 runways, serta area terminal penumpang seluas 121.000 meter persegi.
Bandara ini juga dilengkapi dengan area terminal kargo seluas 90.000 meter. Namun dengan luasan sangat besar itu, nyatanya infrastruktur megah ini menjadi mubazir karena minimnya penerbangan.
Bandara Kertajati milik siapa?
Saat ini, pengoperasian Bandara Kertajati menjadi tanggung jawab PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (Perseroda) atau BIJB. BIJB merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dibentuk oleh Pemprov Jawa Barat pada 24 November 2013.
Mengutip laman resmi BIJB, saham mayoritas perusahaan ini dikuasai Pemprov Jawa Barat dengan porsi sebesar 83,88 persen. Pemegang saham terbesar kedua adalah PT Angkasa Pura II dengan persentase 13,78 persen.
Pemegang saham lainnya di BIJB adalah Kopkar Praja 1,65 persen, dan Jasa Sarana sebesar 0,69 persen. Dua entitas terakhir, pemegang sahamnya juga masih terafiliasi dengan Pemprov Jabar.
Sebagai pemilik aset, BIJB sebenarnya sudah beberapa kali mencari investor strategis untuk bersama-sama mengelola bandara ini. Namun sejumlah investor asing belakangan mundur saat negosiasi maupun proses tender.
Jadi polemik sebelum dibangun
Merangkum pemberitaan Kompas.com, ide pembangunan Bandara Kerjati sebenarnya sudah ada sejak lama, yakni di era Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). Proyek ini sedari awal memang menuai polemik.
Salah satunya lokasi bandara yang dinilai terlalu jauh dari pusat Kota Bandung yang merupakan kantong penumpang pesawat udara terbesar di Jawa Barat.
Baru di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan Bandara Kertajati kemudian dieksekusi di tengah banyaknya kritik dari berbagai pihak. Proyek ini bahkan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Pembangunan dimulai pada 2015 dan rampung pada 2017. Dana APBN yang digelontorkan ke proyek pembangunan Bandara Kertajati mencapai Rp 2,6 triliun.
Anggaran ini belum termasuk biaya dari APBD yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk pembebasan lahan.
Namun, kenyataan berkata pahit, bandara ini justru masih sepi, bahkan target penumpang melenceng sangat jauh.
Bandara ini awalnya diproyeksikan bisa melayani hingga 12 juta penumpang per tahun hingga 2024, dan diproyeksikan mencapai 29,3 juta penumpang per tahun pada 2032 (Kemenhub, 2023).
Adapun berdasarkan catatan Kompas.com, sepanjang tahun 2024, pergerakan penumpang dari dan menuju Bandara Kertajati sebanyak 413.240 penumpang. Sebesar 82,8 persen merupakan penerbangan domestik, sementara 17,2 persen merupakan penerbangan internasional.
Artinya bila menggunakan indikator target 12 juta penumpang per tahun, volume penumpang Bandara Kertajati pada 2024, cuma sekitar 3 persen saja.
Bahkan di tahun 2023, jumlah penumpang yang naik turun di bandara ini jauh lebih sedikit, hanya tercatat sebesar 135.535 penumpang.
Tag: #rugi #miliar #setahun #bandara #kertajati #milik #siapa