



TikTok Buka Suara Setelah Pedagang Protes Integrasi Seller Center Tokopedia dan TikTok Shop
Manajemen TikTok merespon protes sejumlah pedagang di lokapasar Tokopedia atas integrasi seller center milik Tokopedia dan TikTok Shop menjadi pusat penjualan baru.
Kritik para pedagang berfokus pada sistem pengelolaan toko di kedua platform lewat satu dashboard. Mereka menilai fitur yang ditawarkan cukup rumit.
Hanya saja, pernyataan para seller atau penjual Tokopedia ini dibantah oleh Juru Bicara TikTok. Menurutnya, penggabungan pusat penjual alias seller center bagian dari peningkatan pelayanan kedua brand penjual, mitra, dan pelanggan di seluruh Indonesia.
“Kami ingin menekankan bahwa upaya integrasi kami, termasuk penggabungan pusat penjual bertujuan untuk memperkuat nilai yang diberikan kedua brand kepada penjual, mitra, dan pelanggan di seluruh Indonesia,” ujar Juru Bicara TikTok kepada Kompas.com, Jumat (13/6/2025).
Ia memastikan ByteDance Ltd, pemilik baru Tokopedia setelah mengakuisisi Tokopedia dari GOTO, tetap memperkuat investasinya di Indonesia untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan.
“Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia sebagai bagian dari strategi untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan,” paparnya.
Sejak akuisisi Tokopedia, fokus perusahaan saat ini memanfaatkan kekuatan TikTok Shop dan Tokopedia dalam memberikan layanan kepada berbagai segmen pengguna.
“Kami menyadari bahwa proses integrasi ini membawa perubahan, dan bersamanya muncul berbagai pertanyaan,” beber Juru Bicara TikTok.
Sebelumnya, Achmad Sholichin, pemilik By Una Magelang, merasa keberatan harus bermigrasi ke seller center Tokopedia dan TikTok Shop.
Sejak lima tahun membangun toko di lokapasar, pria yang kerap disapa Ocin lebih nyaman berdagang di Tokopedia lantaran fitur yang mereka hadirkan terasa simpel dan fitur search mereka terasa lebih pas.
Bahkan menurutnya, platform e-commerce ini memungkinkan para seller bisa meningkatkan penjualan ke pasar yang lebih luas.
Di lain sisi, ia justru belum akrab dengan fitur yang ditawarkan seller center milik TikTok Shop dan Tokopedia. Jika harus dipelajari lagi bakal memakan waktu yang cukup lama, perkara penyesuaian ini membuat pendapatan Ocin berpotensi anjlok.
“Karena memang beda gitu, karena memang dari dulu udah seneng. Karena Tokopedia itu kenapa alasan pertama belum gabung ke Tiktok Shop (seller center),” ujar Ocin kepada Kompas.com.
Menurutnya, pusat penjualan kedua platform berbeda dan tidak dapat diintegrasikan oleh ByteDance Ltd. Tokopedia, lanjut ia, sudah membentuk pasarnya sendiri.
Hal itu memberi peluang bagi Ocin dan para seller lainnya lebih mudah menjajaki produk mereka. “Tokopedia itu udah punya pelanggan, udah ada, pelanggannya itu ibaratnya pelanggan kelas atas lah. Tokopedia itu,” paparnya.
Tag: #tiktok #buka #suara #setelah #pedagang #protes #integrasi #seller #center #tokopedia #tiktok #shop