Bos Baru Antam Sebut Operasi Gag Nikel Tunggu Arahan Pemerintah
Direktur Utama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam, Achmad Ardianto saat ditemui usai RUPST Antam di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (12/6/2025). (KOMPAS.com/YOHANA ARTHA ULY)
21:36
12 Juni 2025

Bos Baru Antam Sebut Operasi Gag Nikel Tunggu Arahan Pemerintah

- PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam menyatakan kepastian operasional pertambangan anak usahanya, PT Gag Nikel, masih menunggu arahan pemerintah.

Aktivitas tambang PT Gag Nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya berhenti sejak 5 Juni 2025 usai dilarang beroperasi sementara oleh pemerintah.

Direktur Utama Antam yang baru, Achmad Ardianto, mengatakan sebagai induk perusahaan, Antam akan mengikuti arahan pemerintah.

Meski PT Gag Nikel tidak masuk ke dalam daftar perusahaan yang dicabut izin tambangnya oleh pemerintah, namun untuk beroperasi kembali masih menunggu arahan resmi pemerintah.

"Sekarang kita menunggu apa yang pemerintah arahkan, kita juga enggak mau gegabah, bagi kita tentu saja kepentingan masyarakat dan pemerintah negara itu jauh lebih penting," ujar Achmad usai konferensi pers RUPST Antam di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (12/6/2025).

Ia menuturkan, pemerintah tengah melakukan evaluasi terhadap aktivitas pertambangan di Pulau Gag.

Namun, Achmad memastikan proses bisnis yang dilakukan perusahaan mengacu pada kaidah-kaidah pertambangan yang baik.

Menurutnya, temuan-temuan minor pemerintah terhadap kegiatan pertambangan di Pulau Gag akan diperbaiki oleh PT Gag Nikel.

"Walaupun pemerintah sudah mengatakan bahwa tidak ada hal-hal yang fatal yang dilakukan oleh PT Gag, hanya ada hal-hal minor yang perlu diperbaiki, nah itu kita perbaiki," kata dia.

"Setelah itu nanti pemerintah tinggal memberikan arahan bagaimana kita melakukan operasional dengan cara yang baik di sana, gitu," lanjutnya.

PT Gag Nikel mendapatkan izin tambang nikel berbentuk kontrak karya (KK) yang berlaku hingga 2047.

Perusahaan mendapat persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) untuk produksi nikel 3 juta wet metrik ton.

Menurut Achmad produksi nikel perusahaan masih sesuai dengan target, meskipun saat ini mengalami pengehentian operasi sementara.

"Kita sebenarnya on the right track. Kita tidak ada isu. Tapi kita semua paham situasinya, kita ingin juga pemerintah bisa menyelesaikan perusahaan dengan baik, dan kami yakin masyarakat di Raja Ampat juga membutuhkan kemajuan ekonomi yang akan kita lakukan tentunya sesuai dengan apa yang menjadi peraturan perundang-undangan," jelas dia.

Tag:  #baru #antam #sebut #operasi #nikel #tunggu #arahan #pemerintah

KOMENTAR