Wamenkeu Klaim Perang Dagang AS-China Tak Signifikan Pengaruhi APBN
Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu saat acara diskusi Kagama di Gedung RRI, Jakarta, Rabu (14/5/2025).(KOMPAS.com/ISNA RIFKA SRI RAHAYU)
05:00
15 Mei 2025

Wamenkeu Klaim Perang Dagang AS-China Tak Signifikan Pengaruhi APBN

- Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengeklaim bahwa perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China tidak memberikan dampak signifikan terhadap anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025.

Terlebih saat ini, ketegangan antara dua negara itu mulai mereda dengan kesepakatan menunda pengenaan tarif resiprokal selama 90 hari, sehingga membuat kondisi ekonomi lebih stabil.

"Dampaknya pada APBN seperti apa? Very minimal ya sebetulnya, kalau kita lihat kondisi sekarang, pause 90 hari dan juga kemungkinan AS-China bisa agree sehingga kita bisa mencapai reach trade agreement membuat ekonomi kita lebih confident," ujarnya saat diskusi Kagama di Gedung RRI, Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Dia mengungkapkan bahwa kondisi fiskal saat ini masih terbilang baik meski mengalami defisit anggaran sejak Januari 2025.

Kendati demikian, Anggito optimistis defisit anggaran akan berbalik menjadi surplus pada April 2025.

Adapun defisit anggaran hingga Kuartal I 2025 mencapai Rp 104,2 triliun atau 0,43 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Realisasi tersebut mencapai 16,9 persen dari target defisit APBN 2025 yang sebesar Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen dari PDB.

"Kalau kita lihat APBN-nya sih saya optimis ya. Kalau Anda lihat, Maret sudah mulai recovery. Apalagi sekarang APBN kita sudah mulai surplus bahkan ya, primary balance kita juga positif. Kalau lihat Januari-Februari memang agak scary ya, tapi kalau kita lihat Maret-April itu sudah mulai back up ya," ucapnya.

Kendati demikian, pemerintah akan mengupayakan dua strategi untuk memulihkan dan memperkuat kondisi fiskal APBN, yaitu dengan memperkuat belanja negara serta dari sisi investasi dan hilirisasi.

"Ini takes time (butuh waktu) ya, tidak bisa merespons kondisi ekonomi immediately. Tapi harapan kita dengan perbaikan public spending, mulai dari efisiensi dan refocusing spending kita untuk memperkuat domestic demand kita. Juga investasi melalui Danantara dan juga hilirisasi yang diperluas," kata Anggito.

Dia memperkirakan bahwa hasil dari upaya ini mungkin tidak akan langsung terlihat di tahun ini, tetapi baru akan terasa pada 2026.

Bahkan jika kondisi ekonomi global sudah lebih stabil, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih pesat dari tahun ini.

Tag:  #wamenkeu #klaim #perang #dagang #china #signifikan #pengaruhi #apbn

KOMENTAR