Fadli Zon: Progres Penulisan Ulang Sejarah Nasional Capai 80%
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon diwawancarai usai diskusi publik Sastra Mendunia di Gedung Kementerian Kebudayaan, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025).(KOMPAS.com/MELVINA TIONARDUS)
16:26
30 Juni 2025

Fadli Zon: Progres Penulisan Ulang Sejarah Nasional Capai 80%

- Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyebut progres penulisan ulang sejarah nasional Indonesia mencapai 80 persen.

"Itu kan para sejarawan yang nulis ya, jadi progresnya sekitar 80 persen. Penulisan sejarah itu yang menulis adalah para sejarawan yang memang profesional," kata Fadli Zon di fasilitas penyimpanan koleksi ilmiah arkeologi milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Cibinong, Kabupaten Bogor, dilansir ANTARA, Senin (30/6/2025).

Kata politikus Partai Gerindra ini, penulisan sejarah melibatkan para sejarawan dari 34 perguruan tinggi di seluruh Indonesia melalui pendekatan ilmiah dan faktual.

Fadli Zon menyampaikan bahwa Indonesia telah lebih dari dua dekade tidak melakukan penulisan sejarah secara menyeluruh.

Ia menilai banyak peristiwa penting dalam lintasan kepemimpinan nasional, mulai dari era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang belum tercatat secara utuh dalam narasi sejarah nasional.

Fadli menegaskan bahwa revisi sejarah bukan bertujuan untuk mengubah fakta, melainkan untuk memperbarui dan melengkapi narasi berdasarkan temuan arkeologis dan dokumentasi yang selama ini terabaikan.

Profil keempat pejuang reformasi yang tewas dalam tragedi 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Kampus A, Jakarta Barat.Kompas.com/Krisda Tiofani Profil keempat pejuang reformasi yang tewas dalam tragedi 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Kampus A, Jakarta Barat.

Ia mencontohkan temuan penting seperti situs Bongal yang mengindikasikan masuknya Islam ke Indonesia sejak abad ke-7, serta sejumlah prasasti dan artefak yang belum banyak diteliti secara serius.

"Jadi enggak ada hal-hal yang aneh-aneh gitu. Jadi kita justru meng-update yang belum ada, tadi seperti temuan-temuan situs Bongal apalagi yang prasejarahnya," ujarnya.

“Ini bagian dari kerja peradaban. Kita ingin sejarah kita tidak stagnan, tapi terus berkembang seiring dengan penemuan baru dan kajian ilmiah,” ujarnya.

Lebih lanjut Fadli Zon menekankan bahwa penulisan sejarah merupakan bagian dari kerja peradaban.

Fadli juga menepis anggapan bahwa penulisan ulang ini bermuatan politik karena seluruh proses diserahkan sepenuhnya kepada para sejarawan profesional dan akademisi.

Diharapkan, hasil penulisan ulang ini akan menjadi rujukan utama dalam pendidikan dan kebijakan kebudayaan nasional, sekaligus memperkuat identitas dan memori kolektif bangsa.

“Kita hanya ingin menghadirkan sejarah yang adil, lengkap, dan relevan dengan perkembangan zaman,” katanya.

Keterangan berbeda disampaikan oleh editor umum penulisan ulang sejarah nasional, Profesor Singgih Tri Sulistiyono, kepada Kompas.com pada Senin (23/6/2025) pekan lalu. Dia menyampaikan persentase progres pekerjaan yang lebih maju ketimbang yang disampaikan Fadli Zon hari ini.

“Draf insyaallah sekitar antara 90-95 persen,” kata Singgih Tri Sulistiyono pekan lalu.

Singgih menjelaskan dirinya proses yang tersisa adalah langkah melengkapi kekurangan semua jilid, termasuk dalam hal sumber sejarah hingga narasi yang belum selesai.

Tag:  #fadli #progres #penulisan #ulang #sejarah #nasional #capai

KOMENTAR