Modal Rp 500.000, Kini Warung Kopi Ini Raup Omzet Rp 50 Juta
- Bermodal Rp 500.000, Deni Saputra bisa mengembangkan usahanya Nyupi Ku-Day. Kini, omzet warung kopi ini sudah meraup omzet Rp 50 juta per bulan.
Seperti apa ceritanya?
Dalam perbincangannya dengan Kompas.com, Deni menyebutkan, cikal bakal Nyupi Ku-Day berawal dari penjualan bubuk kopi pada 2018 di Kemalaraja, Baturaja Timur, Sumatra Selatan.
Pria lulusan Kampus STIE Dwi Sakti Baturaja Ogan Komering Ulu (OKU) itu mengatakan, dengan modal Rp 500.000 dirinya sempat berjualan door to door.
“Dulu pembelian biji kopi mentah Rp 18.000 sekilo yang saya beli dari kampung, sekarang biji kopi sudah Rp 40.000 sekilo, dan saya belinya dari petani di kebun,” ujar Deni, kepada Kompas.com, Sabtu (20/1/2024).
Dia pun harus merogoh sakunya buat biaya roasting biji kopi, karena belum sanggup membeli mesin roasting.
“Sisanya buat upah giling dan proses sangrai. Sekarang, kami sudah pakai tenaga kerja, dan mesin untuk sangrai,” ucap dia.
Saat ini Deni sudah bisa mempekerjakan 8 orang pegawai. “Untuk mengelola coffe shop, saya dibantu oleh 5 karyawan. Sedangkan pengelolaan kebun kopi dibantu 3 orang. Total karyawan saya saat ini seluruhnya ada 8 orang,” sebutnya.
Deni yang terlahir di tengah keluarga petani kopi, mengaku mengembangkan konsep coffee shop karena di daerahnya belum banyak usaha tersebut.
“Idenya dulu di kampung (keluarga) saya memang penghasil kopi, mayoritas pendudukuya juga petani kopi," ujarnya.
Dia kemudian mengembangkan coffee shop dengan konsep hommey. Berkat dukungan keluarga dan teman-temannya ia membuka warung kopi bernama Ngupi Ku-Day pada 2018.
Meski awalnya Deni hanya menjual kopi bubuk, seiring dengan waktu banyak konsumen yang ingin menikmati kopi langsung di tempat. Sehingga dia pun mengembangkan mode dine-in untuk memfasilitasi para penikmat kopi racikannya.
“Tadinya kan saya cuma jual bubuk kopi saja. Banyak konsumer yang setelah beli kopi hasil panen, ingin nyeduh juga disitu, jadi kedorong dari permintaan itu, juga teman-teman saya menyemangati,” ucap Deni.
Doni mengambil tema santai layaknya di rumah bagi para penikmat kopinya. Dia berharap dengan tempat yang hommie bisa menumbuhkan rasa nyaman bagi konsumen, sehingga bisa rutin berkunjung.
“Alhamdulilah, coffee shop-nya ramai setiap hari karena konsep kopinya santai seperti di rumah, dan ini juga berlokasi dekat dengan pemukiman warga jadi enggak pakai live music, regular saja,” jelas dia.
Deni mengatakan, keluarganya memiliki kebun kopi dengan luasan sekitar 2 hektar di Pulau Beringin. Mendirikan Coffee Shop juga merupakan salah satu upaya Deni meningkatkan penjualan kopi milik keluarganya, serta memberikan manfaat bagi orang-orang di sekitarnya dengan membuka lapangan pekerjaan.
“Produk kopi saya sudah masuk ke beberapa hotel dan kafe di Martapura dan Palembang,” jelas dia.
“Impian saya untuk punya kafe sendiri juga tercapai. Omzet saya rata-rata Rp 50 juta per bulan. Jauh sekali dari saat awal membangun usaha,” tambahnya.
Lewat usahanya ini, Deni bermimpi agar produknya bisa menembus pasar luar negeri alias go international.
Hingga saat ini produk kopi bubuk milik Deni sudah memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tanggah (SPP-IRT). Deni berharap dengan keikutsertaannya pada Rumah BUMN (RB) Baturaja dapat mendorong bisnisnya lebih maju lagi.
“Saya ingin agar bisnis ini bisa memberikan peluang kerja buat anak muda di sekitar sini, terutama di Wilayah Baturaja. Saya juga ingin menambah cabang baru dan bisa keluar Sumatera dan bisa ekspor juga,” harapnya.
“Kalau penjualan online masih seputaran Indonesia, seperti Jakarta, dan Palembang. Untuk ekspor, saya belum dapat chanel-nya semoga dengan RB BUMN ini bisa arahnya kesana,” tegasnya.
Sebagai informasi, Deni saat ini bergabung ke RB BUMN Baturaja yang dikelola oleh anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) di Sumatera Selatan, PT Semen Baturaja Tbk. RB BUMN ini bertujuan untuk mendukung peningkatan ekonomi UMKM di wilayah sekitar tempat perusahaan beroperasi.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, pendampingan dan pembinaan yang dilakukan oleh SIG diharapkan dapat melahirkan pengusaha-pengusaha sukses yang ikut berkontribusi. Deni Saputra adalah salah satu dari 261 UMKM yang mendapat pendampingan dan pembinaan di RB Baturaja.
“Pendampingan dilakukan mulai dari bantuan proses perizinan seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikasi halal, beragam pelatihan, hingga packaging dan pemasaran produk,” kata Vita.
“RB Baturaja juga memfasilitasi UMKM binaan untuk berpartisipasi dalam ajang pameran berskala nasional hingga internasional,,” tambahnya.
Vita berharap keterlibatan UMKM dalam berbagai pameran dapat memberikan pengalaman, meningkatkan kompetensi, serta memperluas jangkauan pemasaran produk.
“Sehingga tidak hanya dapat dijangkau oleh warga lokal saja tetapi bisa diterima di tingkat nasional bahkan go international,” tegas Vita.