8 Sentimen yang Perlu Diperhatikan Pelaku Pasar Modal Pekan Ini
- Pasar modal pada pekan ini atau periode 3 sampai 7 Februari 2025 diprediksi akan bergerak positif dengan 8 sentimen yang menggerakannya.
Adapun, sepekan terakhir pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah sebesar 0,79 persen disertai dengan outflow di pasar reguler sebesar Rp 521,4 miliar.
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi mengatakan, terdapat 8 sentimen yang memengaruhi pasar modal pekan ini.
ilustrasi inflasi
1. Data inflasi Indonesia
Sentimen pertama adalah inflasi Indonesia. Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Januari 2025 pada hari ini, Senin (3/2/2025).
"Inflasi tahunan Indonesia pada Januari 2025 diperkirakan meningkat menjadi 1,88 persen dari 1,57 persen pada Desember 2024," kata dia dalam keterangan resmi, Senin.
Ia menambahkan, Bank Indonesia (BI) telah menetapkan sasaran inflasi untuk 2025 dalam kisaran 2,5 persen plus minus 1 persen, yaitu antara 1,5 hingga 3,5 persen.
Dengan besaran data inflasi tahunan saat ini yang mendekati batas bawah di 1,5 persen, pasar akan lebih berekspektasi inflasi bisa sesuai dengan ekspektasi atau lebih tinggi yang menggambarkan bangkitnya daya beli.
2. Data kunjungan wisatawan
Kedua adalah adanya sentimen data kunjungan wisatawan. Pekan ini, data kunjungan wisatawan mancanegara (Foreign Tourist Arrivals) ke Indonesia akan dirilis, yang menjadi indikator penting bagi pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi nasional.
Jumlah wisatawan asing sangat berpengaruh terhadap berbagai sektor, terutama perhotelan, transportasi, kuliner, dan ritel, yang bergantung pada belanja turis.
Ilustrasi saham.
3. Data PMI manufaktur
Kemudian, ada sentimen ISM Manufacturing PMI. Hari ini, Imam bilang, Institute for Supply Management (ISM) akan merilis data ISM Manufacturing PMI untuk Januari 2025 pada pukul 22:00 WIB.
Konsensus pasar memperkirakan angka PMI akan berada di 49,5, sedikit lebih tinggi dari 49,3 pada bulan Desember 2024.
Dengan proyeksi PMI Januari 2025 di angka 49,5, sektor manufaktur AS diperkirakan masih mengalami kontraksi.
"Data ini penting untuk memantau kesehatan sektor manufaktur dan dapat memengaruhi kebijakan moneter serta keputusan investasi di pasar global," imbuh dia.
4. Pertemuan OPEC+ untuk membahas produksi minyak
Pun terdapat sentimen OPEC+ Meeting. Pada 3 Februari 2025, OPEC+ dijadwalkan mengadakan pertemuan untuk membahas kebijakan produksi minyak mereka.
OPEC dan sekutunya seperti Rusia dan Kazakhstan, telah membatasi produksi minyak mereka sebesar 5,86 juta barel per hari sejak 2022 untuk mendukung stabilitas pasar minyak global.
Sebelum pertemuan, Menteri Energi Arab Saudi, Irak, dan Libya bertemu di Riyadh untuk membahas upaya menstabilkan pasar energi global. Pertemuan ini menunjukkan komitmen OPEC+ dalam menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan minyak.
Meskipun ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump, yang mendorong OPEC untuk menurunkan harga minyak guna membantu mengakhiri konflik di Ukraina, OPEC+ belum memberikan respons resmi terhadap permintaannya.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.
5. Data pertumbuhan ekonomi Indonesia
Selanjutnya, terdapat sentimen produk domestik bruto (PDB) alias pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada pekan ini Indonesia dijadwalkan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal IV-2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut mencapai 5,01 persen secara tahunan (year-on-year).
Sementara itu, Bank Indonesia memperkirakan ekonomi RI 2024 tumbuh di kisaran 4,7 sampai 5,5 persen, dengan nilai tengah di angka 5,1 persen. Konsensus mempunyai perkiraan lebih konservatif di angka 4.96 persen.
6. Cadangan devisa
Lalu, Iman menerangkan, ada juga sentimen cadangan devisa pada pekan ini. Bank Indonesia (BI) dijadwalkan merilis data cadangan devisa Indonesia untuk Januari 2025.
Berdasarkan kalender ekonomi yang tersedia, data tersebut diperkirakan akan diumumkan pada tanggal 7 Februari 2025.
Secara umum, cadangan devisa yang memadai adalah indikator penting dari ketahanan ekonomi suatu negara dalam menghadapi tantangan eksternal dan memastikan kestabilan ekonomi jangka panjang.
Data terakhir menunjukkan bahwa cadangan devisa Indonesia cukup untuk menutupi kebutuhan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang, jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan.
7. Tingkat pengangguran AS
Ada juga sentimen NPF dan Tingkat Pengangguran AS Januari 2025. Data Non-Farm Payrolls (NFP) dan tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) untuk bulan Januari 2025 dijadwalkan akan dirilis pada 7 Februari 2025.
Ilustrasi pengangguran, kehilangan pekerjaan, angka pengangguran.
Merujuk pada konsensus, NPF diproyeksikan akan melandai ke 170.000 dari Desember di angka 256.000. NFP mengukur jumlah pekerjaan baru yang diciptakan di AS selama bulan sebelumnya di semua sektor non-pertanian dan menjadi indikator penting bagi pengeluaran konsumen dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Sedangkan dari sisi tingkat pengangguran AS diproyeksikan akan tetap berada di angka 4,1%. Tingkat pengangguran menunjukkan persentase angkatan kerja yang tidak bekerja dan aktif mencari pekerjaan.
Data ini menjadi indikator penting bagi kesehatan pasar tenaga kerja.
8. Data inflasi China
Terakhir, pelaku sar modal perlu memperhatikan sentimen data inflasi China. Data Indeks Harga Konsumen (IHK) China untuk Januari 2025 dijadwalkan akan dirilis pada 9 Februari 2025, pukul 01:30 GMT (atau 08.30 WIB).
Data inflasi China sangat penting untuk Indonesia karena China adalah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia.
Ketika inflasi di China meningkat, hal ini bisa berpengaruh pada daya beli masyarakat China, yang pada gilirannya dapat memengaruhi permintaan terhadap barang-barang ekspor Indonesia, seperti komoditas dan produk manufaktur.
"Sebaliknya, deflasi atau rendahnya inflasi di China bisa menurunkan permintaan tersebut," tutup dia.
Tag: #sentimen #yang #perlu #diperhatikan #pelaku #pasar #modal #pekan