5 Cagar Budaya di Metro Lampung, Wisata untuk Pencinta Sejarah
Rumah dokter (dokterswoning) di Kota Metro.(KOMPAS.COM/DOK. TACB Metro)
17:28
16 Januari 2024

5 Cagar Budaya di Metro Lampung, Wisata untuk Pencinta Sejarah

Wisata kota tua menjadi tren belakang ini di beberapa daerah di Indonesia. Pelancong bisa berpelesir sekaligus belajar mengenai sejarah sebuah kota dari bangunan-bangunan antik di daerah itu.

Seperti di Kota Metro, Lampung yang saat ini menjadi satu-satunya kota yang telah mengesahkan tujuh bangunan dan benda peninggalan Belanda menjadi cagar budaya.

Anggota tim ahli cagar budaya (TACB) Kota Metro, Oki Hajiansyah Wahab mengatakan, tujuh bangunan dan benda itu telah disahkan menjadi cagar budaya melalui perda wali kota.

"Sudah ada tujuh cagar budaya yakni enam bangunan dan satu benda yang merupakan peninggalan zaman Belanda," katanya saat dihubungi, Sabtu (13/1/2024).

Dari enam bangunan tersebut, lima diantaranya merupakan peninggalan Belanda saat menduduki Provinsi Lampung.

Wali Kota Metro Wahdi Sirajuddin mengatakan, cagar budaya adalah bukti otentik sejarah perkembangan Kota Metro selama ini.

"Cagar budaya menjadi bukti otentik perjalanan panjang sejarah kota ini. Ini adalah upaya serius pemerintah daerah dalam melindungi dan menjaga identitas Kota Metro sebagai kota sejarah," kata dia.

Kemudian dari sisi ilmu pengetahuan, bangunan historis tidak hanya memberikan pelajaran sejarah namun juga mengajarkan tentang gaya arsitektur serta dasar-dasar penataan kota di masa lalu.

"Banyak peninggalan Belanda yang masih awet hingga sekarang. Hal ini adalah bukti bahwa arsitektur zaman dahulu itu kuat, meski alatnya belum secanggih sekarang," kata dia.

Berikut ini lima cagar budaya yang warisan zaman Belanda dahulu di Kota Metro Lampung:

1. Rumah dokter

Rumah dokter yang dikenal warga dengan nama "dokterswoning" ini dibangun pada masa kolonial Belanda sekitar tahun 1939 silam, sehingga saat ini usai bangunan tersebut telah mencapai 84 tahun.

Pada masanya, bangunan ini diperuntukkan sebagai tempat tinggal bagi dokter-dokter Belanda yang bertugas di Metro.

Saat ini, Dokterswoning tersebut juga menjadi Rumah Informasi Sejarah (RIS) Kota Metro.

2. Rumah Asisten Wedana

Rumah Asisten Wedana (camat) ini berada di Jalan P Diponegoro, Kecamatan Metro Pusat. Rumah ini adalah bukti pemerintahan terstruktur pada zaman Belanda.

Usia bangunan tersebut saat ini telah lebih dari 50 tahun. Rumah ini menjadi saksi sejarah kedatangan kolonis di Kota Metro pada tahun 1936.

Kota Metro yang kala itu masih berupa desa bernama Trimurjo. Karena perkembangan penduduknya yang pesat, maka Metro dijadikan tempat kedudukan Asisten Wedana dan sebagai pusat pemerintahan Onder District Metro.

3. Health Center

Di masa penjajahan Belanda, Health Center (pusat kesehatan) ini digunakan untuk penanggulangan penyakit malaria di Lampung.

Bangunan yang berada di dalam kompleks RS Ahmad Yani, Kota Metro ini dibangun pada tahun 1958.

"Health Center inilah yang menjadi cikal bakal puskesmas," kata Oki.

4. Menara Masjid At Taqwa

Kolase dahul - sekarang menara Masjid At Taqwa Metro.KOMPAS.COM/DOK. TACB Metro Kolase dahul - sekarang menara Masjid At Taqwa Metro.

Menara Masjid Taqwa Kota Metro didirikan bersamaan dengan bangunan masjid pada 21 Juli 1967. Masjid Taqwa Metro sendiri tepat berada di jantung kota.

Dalam rancang bangun Metro sebagai pusat daerah Kolonisasi Sukadana, masjid mendapatkan perhatian dari pemerintah Hindia Belanda.

Adapun lokasi yang disediakan untuk pembangunan masjid berada dalam satu kawasan atau satu komplek dengan lokasi rumah inspektur dan calon inspektur, hingga dokter pemerintah.

5. Klinik Santa Maria

Mini museum di  Klinik Santa Maria. Dok. Tribun Lampung/ Indra Simajuntak Mini museum di Klinik Santa Maria.

Awalnya ini adalah bangunan klinik kesehatan yakni Roomsch Katholieke Missie. Klinik Bersalin Santa Maria terletak di tengah-tengah Kota Metro, di sebelah Gereja Hati Kudus dan tepat di seberang pojok kanan Taman Merdeka.

Klinik Bersalin Santa Maria adalah rumah sakit tertua yang didirikan dengan nama St. Elisabeth atas prakarsa suster-suster Fransiskan di bawah penanganan Pastor M. Neilen, SCJ, sekaligus sebagai imam Gereja pertama yang tinggal di Kota Metro.

Pada zaman Belanda belum ada rumah sakit yang lain, rumah sakit Santa Maria inilah yang menangani rakyat yang sakit, baik sakit malaria atau jenis penyakit lainnya.

Editor: Tri Purna Jaya

Tag:  #cagar #budaya #metro #lampung #wisata #untuk #pencinta #sejarah

KOMENTAR