Tempe Diusulkan Jadi Warisan Budaya Takbenda Dunia ke UNESCO
Giring Ganesha, Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, menyampaikan sambutannya pada Seminar Budaya Tempe bertajuk “Tempe: Dari Kearifan Lokal Menjadi Sajian Global” di Jakarta, Jumat (19/12/2025)(Sandiago)
10:49
20 Desember 2025

Tempe Diusulkan Jadi Warisan Budaya Takbenda Dunia ke UNESCO

– Tempe selama ini dikenal sebagai pangan tradisional yang lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia, terutama sebagai sumber protein nabati yang terjangkau dan bergizi.

Namun, di balik kesederhanaannya, tempe menyimpan pengetahuan fermentasi yang panjang dan nilai budaya yang kuat.

Bahkan, dalam beberapa dekade terakhir, tempe telah melampaui batas geografis Indonesia dan diadopsi secara luas di berbagai negara, mulai dari Jepang, Amerika Serikat, hingga sejumlah negara Eropa, sering kali diposisikan sebagai makanan sehat dan alternatif protein global.

Popularitas tempe di luar negeri sekaligus memunculkan tantangan tersendiri bagi Indonesia, terutama terkait pengakuan asal-usul dan nilai budayanya.

Karena itu, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia terus memperkuat langkah strategis untuk membawa tempe masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Dunia.

Upaya ini ditegaskan dalam Seminar Budaya Tempe bertajuk “Tempe: Dari Kearifan Lokal Menjadi Sajian Global” yang digelar di Jakarta, Jumat (19/12/2025).

Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha, menyatakan bahwa perjuangan untuk menjadikan tempe sebagai warisan dunia bukan sekadar mengenai makanannya, melainkan nilai filosofis dan ilmu pengetahuan di baliknya.

"Membuktikan bahwa yang kita perjuangkan menjadi warisan budaya takbenda dunia adalah ilmunya, value-nya. Ini yang mau kita sebarkan," ujar Giring dalam sambutannya di Jakarta, Jumat (19/12/2025).

Momentum Gaya Hidup Sehat Global

Giring menilai saat ini adalah waktu yang tepat bagi Indonesia untuk memperkenalkan tempe ke kancah internasional. Hal ini seiring dengan tren dunia yang mulai beralih ke pola makan sehat atau clean eating serta meningkatnya jumlah masyarakat vegan.

"Ini adalah momentum yang luar biasa untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang sehat. Dan juga untuk membuat Indonesia naik level lagi di tingkat dunia untuk gastronominya," tambah Giring.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan RI, Endah Tjahjani Dwirini, mengungkapkan bahwa proses pengajuan ke UNESCO sebenarnya telah dimulai sejak tahun lalu. 

"Sampai saat ini, proses berjalan lancar karena proposal penelitian, dokumentasi, dan dukungan komunitas telah disampaikan ke UNESCO. Jika berhasil, tempe akan menjadi WBTB ke-17 dari Indonesia," jelas Endah.

Menuju Sidang UNESCO Maret 2026

Pemerintah menargetkan tempe secara resmi diakui dalam sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage (ICH) yang dijadwalkan pada Maret 2026 mendatang.

Endah menekankan bahwa pengakuan UNESCO bukanlah tujuan akhir. Setelah terdaftar, pemerintah berkomitmen untuk terus mendokumentasikan, meneruskan, dan memanfaatkan pengetahuan tentang tempe.

Salah satu fokusnya adalah menjadikan ilmu pembuatan tempe sebagai pengetahuan global. Melalui inovasi ini, tempe tidak lagi terbatas pada kedelai, tetapi juga merambah jenis kacang-kacangan lain yang diharapkan dapat diadaptasi oleh negara-negara dengan sumber daya alam serupa.

"Kita ingin mengembangkan ilmu pengetahuan tempe, bukan hanya pengetahuan lokal, tapi menjadi pengetahuan global. Diharapkan produk tempe akan memiliki identitas sebagai 'Warisan Dunia Takbenda Tahun 2026' yang menunjukkan pengakuan dunia," ungkapnya.

Endah menambahkan bahwa status WBTB nantinya akan memberikan identitas baru pada produk tempe sebagai warisan dunia, yang diharapkan mampu meningkatkan kebanggaan nasional.

Giring Ganesha, Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, melihat-lihat deretan karya ilustrasi yang menampilkan kekayaan budaya tempe, pada Seminar Budaya Tempe bertajuk “Tempe: Dari Kearifan Lokal Menjadi Sajian Global” di Jakarta, Jumat (19/12/2025)Sandiago Giring Ganesha, Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, melihat-lihat deretan karya ilustrasi yang menampilkan kekayaan budaya tempe, pada Seminar Budaya Tempe bertajuk “Tempe: Dari Kearifan Lokal Menjadi Sajian Global” di Jakarta, Jumat (19/12/2025)

Dalam perspektif kebudayaan, tempe dianggap sebagai cerminan kearifan lokal yang sarat nilai gotong royong dan keharmonisan antara manusia dengan alam. Proses fermentasi tradisional yang menggunakan pembungkus alami seperti daun pisang atau jati menunjukkan dimensi ekologis dan nilai-nilai kebudayaan yang kuat dalam proses pembuatan tempe.

Kementerian Kebudayaan RI berharap kesadaran akan pentingnya tempe sebagai identitas nasional semakin meningkat, sekaligus memberikan dampak ekonomi dan sosial bagi komunitas serta pelaku industri tempe di tanah air.

Tag:  #tempe #diusulkan #jadi #warisan #budaya #takbenda #dunia #unesco

KOMENTAR