Trekking Santai di Desa Tinalah Kulon Progo, Ada Jalur ''Luna Maya''
Camping Ground di Desa Wisata Tinalah, Kulon Progo.(KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA)
20:42
8 Oktober 2025

Trekking Santai di Desa Tinalah Kulon Progo, Ada Jalur ''Luna Maya''

–  Desa Wisata Tinalah merupakan destinasi wisata berbasis alam dan budaya di lereng utara Perbukitan Menoreh di wilayah Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Saat ini, Desa Tinalah menghadirkan inovasi baru paket wisata untuk menikmati semua potensi yang ada, mulai dari keindahan alam, budaya lokal, objek wisata, kearifan masyarakat dan aktivitas fisik. 

Paket terbaru itu berupa trekking atau jalan kaki menyusuri semua potensi desa. Wisatawan akan merasakan pengalaman berbeda: menyusuri desa, bukit, lembah, persawahan, dan situs sejarah tanpa melewati jalan raya. 

Dalam perjalanan itu, wisata juga sambil mempelajari kearifan lokal yang masih lestari.

"Konsepnya easy trail walk, jalan kaki naik turun bukit, melewati sawah, sungai, dan desa-desa. Jalur ini bukan jalanan aspal, tapi jalur alami yang memang kami siapkan untuk pengembangan wisata,” kata Ketua Desa Wisata Tinalah, Panggih Widodo saat dihubungi, Rabu (8/10/2025).

Paket baru ini pengembangan dari kegiatan trekking pendek yang sebelumnya sudah ada di Tinalah, yakni hanya menyusuri sungai atau bukit.

Wamenparekraf RI, Ni Luh Puspa mampir ke desa wisata Tinalah di kalurahan Pagerharjo, kapanewon Samigaluh, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ni Luh sempat menikmati alamnya, bercengkrama dengan beberapa warga, sempat merasakan langsung lokakarya yang biasa dinikmati wisatawan, seperti melukis di batu kali, melihat proses bikin wingko oleh-oleh khas Tinalah, dan belajar bikin topi anyaman daun kelapa.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Wamenparekraf RI, Ni Luh Puspa mampir ke desa wisata Tinalah di kalurahan Pagerharjo, kapanewon Samigaluh, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ni Luh sempat menikmati alamnya, bercengkrama dengan beberapa warga, sempat merasakan langsung lokakarya yang biasa dinikmati wisatawan, seperti melukis di batu kali, melihat proses bikin wingko oleh-oleh khas Tinalah, dan belajar bikin topi anyaman daun kelapa.Sebelum ini, Desa Wisata Tinalah sudah dikenal dengan aktivitas seperti kemah, outbound, edukasi kerajinan, tempat pertunjukkan dan belajar seni tradisional, hingga live in budaya.

Kini, paket wisata terbaru semakin memperkuat posisi Desa Tinalah sebagai salah satu desa wisata rujukan di wilayah Utara Kulon Progo, utamanya kalau ke Bukit Menoreh.

Desa Tinalah berada di ketinggian 200–500 meter di atas permukaan laut dan memiliki lanskap yang ideal untuk wisata petualangan ringan.

Kehidupan masyarakatnya yang masih menjaga tradisi bertani dan gotong royong juga menjadi daya tarik tersendiri.

Wisatawan yang datang ke desa wisata ini dapat merasakan suasana pedesaan yang asri, hamparan sawah di perbukitan, aliran Sungai Tinalah yang jernih, dilengkapi dengan cerita jejak sejarah perjuangan bangsa. 

Desa ini lantas memadukan kegiatan fisik seperti jelajah alam, fun tubing, dan trail run dengan pengalaman spiritual dan budaya.

Kemudian, muncul potensi wisata edukatif sekaligus pelestarian budaya. Desa ini bahkan direkomendasikan bagi mereka yang ingin rehat sejenak dari hiruk-pikuk kota dan kembali ke akar budaya. 

Kini, pengelola desa wisata melirik pengembangan wellness tourism atau wisata kebugaran yang sedang digencarkan di kawasan perbukitan Kulon Progo. Mereka mengemas paket wisata baru.

Goa Hingga Rumah Sandi Negara

Desa Wisata Tinalah di Kulon Progo, Yogyakarta.Dok. Kemenparekraf Desa Wisata Tinalah di Kulon Progo, Yogyakarta.Paket trekking ini menempuh jarak sekitar delapan kilometer dan diperkirakan memakan waktu tiga jam perjalanan.

Rute dimulai dari Desa Wisata Tinalah, dilanjutkan ke Dusun Tukharjo, melewati Goa Sriti – gua alam yang menghadirkan formasi stalaktit dan stalagmit, hingga ke Rumah Sandi Negara, sebuah situs sejarah yang dulunya menjadi markas intelijen pada masa perjuangan.

Goa Sriti diketahui menjadi tempat persembunyian Pangeran Diponegoro. Sementara itu, Situs Rumah Sandi Negara merupakan tempat penting perjuangan mempertahankan kedaulatan negara dan AH Nasution disebut punya peran di sana.

Dari sana, peserta akan menyusuri jalur "Luna Maya" yang biasa digunakan sebagai jalur sepeda, melewati bawah Bukit Kleco, area persawahan, dan kembali ke titik awal di Tinalah.

"Kami ingin wisata ini tidak hanya menghibur, tapi juga menyehatkan, sekaligus memperkenalkan kekayaan alam dan budaya lokal," ujar Panggih.

Paket baru itu adalah “Mlaku Bareng Jelajah Desa Wisata Tinalah” yang akan digelar pada Minggu, 19 Oktober 2025. 

Wamenparf RI, Ni Luh Puspa mampir ke desa wisata Tinalah di kalurahan Pagerharjo, kapanewon Samigaluh, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ni Luh sempat menikmati alamnya, bercengkrama dengan beberapa warga, sempat merasakan langsung lokakarya yang biasa dinikmati wisatawan, seperti melukis di batu kali, melihat proses bikin wingko oleh-oleh khas Tinalah, dan belajar bikin topi anyaman daun kelapa.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Wamenparf RI, Ni Luh Puspa mampir ke desa wisata Tinalah di kalurahan Pagerharjo, kapanewon Samigaluh, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ni Luh sempat menikmati alamnya, bercengkrama dengan beberapa warga, sempat merasakan langsung lokakarya yang biasa dinikmati wisatawan, seperti melukis di batu kali, melihat proses bikin wingko oleh-oleh khas Tinalah, dan belajar bikin topi anyaman daun kelapa.Untuk mengikuti kegiatan "Mlaku Bareng", wisatawan cukup membayar Rp175.000 dengan fasilitas berupa pemandu lokal, konsumsi di setiap pos istirahat, makan siang, serta hiburan budaya.

Menyambut ulang tahun Desa Wisata Tinalah, panitia memberikan diskon 50 persen bagi pendaftar antara 1–10 Oktober 2025.

“Kami ingin mengajak wisatawan tidak hanya menikmati pemandangan, tetapi juga mengenali nilai budaya dan sejarah desa. Wisata susur desa ini jadi sarana edukasi sekaligus rekreasi yang sehat dan menyenangkan,” ujar Panggih.

Selama ini, wisata trekking di Desa Tinalah sudah cukup akrab bagi wisatawan asing, terutama mahasiswa dari Belgia dan Jerman.

Namun, dengan pengembangan rute baru ini, Desa Wisata Tinalah berharap semakin banyak wisatawan domestik yang tertarik mengikuti kegiatan berbasis wellness dan ecotourism ini.

"Paket ini kami rancang supaya nyaman untuk siapa saja, bukan hanya wisatawan asing. Jalurnya pun sudah kami sesuaikan agar aman dan menyenangkan," tambahnya.

 

Tag:  #trekking #santai #desa #tinalah #kulon #progo #jalur #luna #maya

KOMENTAR