Mengenal Warung Mbok Yem di Gunung Lawu, Dirindukan Pendaki
Warung mbok Yem di Puncak Gunung Lawu dipastikan aman tidak terbakar mesti kawasan puncak Gunung Lawu habis terbakar. Mbok Yem menolak turun dari Gunung Lawu demi menemani si Temon monyet peliharaannya.(KOMPAS.COM/SUKOCO)
20:56
23 April 2025

Mengenal Warung Mbok Yem di Gunung Lawu, Dirindukan Pendaki

Wakiyem atau Mbak Yem, legenda Gunung Lawu karena menjual nasi pecel di puncak gunung tersebut, meninggal pada Rabu (23/4/2025) di Dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Magetan, Jawa Timur, Rabu (23/4/2025). 

"Benar, meninggalnya di rumah tadi sekitar pukul 13.30 WIB," kata juru bicara keluarga besar Mbok Yem, Syaiful Gimbal, dikutip dari Kompas.com, Rabu (23/4/2025).

Syaiful melanjutkan, jenazah Mbok Yem dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Gonggang.

 

Warung Mbok Yem, warung tertinggi di Indonesia

Bagi para pendaki Gunung Lawu, nama Mbok Yem sudah tidak asing lagi. Bahkan, Mbok Yem mendapat julukan "Legenda Gunung Lawu".

Mbok Yem merupakan pemilik Warung Puncak Lawu Argo Dalem di ketinggian 3.150 meter di atas permukaan laut (mdpl), sekitar 115 mdpl dari puncak Gunung Lawu, dilaporkan Kompas.com, Kamis (1/9/2022). Oleh sebab itu, warung ini juga kerap disebut sebagai warung tertinggi di Indonesia.

Untuk mencapai warung tersebut, diperlukan waktu pendakian sekitar enam sampai tujuh jam melalui Candi Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. 

Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur. Warung ini berada di Hargo Dalem dengan ketinggian 3.150 mdpl. Meski saat ini Mbok Yem tengah dirawat karena ssakit, namun warungnya masih tetap buka untuk melayani pendaki.KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur. Warung ini berada di Hargo Dalem dengan ketinggian 3.150 mdpl. Meski saat ini Mbok Yem tengah dirawat karena ssakit, namun warungnya masih tetap buka untuk melayani pendaki.

Diketahui, warung ini dibangun sejak tahun 1980-an. Rupanya sederhana, hanya berdinding kayu tanpa hiasan atau cat dinding berwarna.

"Selama saya masih kuat untuk bekerja di sini, saya akan tetap bekerja," ucap Mbok Yem waktu itu.

Mbok Yem mengaku sudah berniat mencari nafkah di Gunung Lawu meski bukan hal yang mudah untuk tinggal di gunung dengan ketinggian 3.265 mdpl ini. 

Pasalnya, gunung ini memiliki cuaca yang ekstrem. Selain angin kencang, pada malam hari suhu udara di puncak bisa mencapai minus lima derajat celsius.

Mbok Yem dikenal dengan nasi pecelnya, baginya berjualan nasi pecel di Puncak Gunung Lawu bukan hanya sekadar mencari penghidupan, tetapi juga menolong sesama. 

"Saya senang bisa menolong orang yang membutuhkan di sana. Mereka tidak perlu repot dan khawatir soal makan dan minum saat berada di Puncak Lawu,” ujar Mbok Yem, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (30/4/2022).

Semasa hidupnya, Mbok Yem tidak berjualan sendirian, melainkan dibantu oleh orang lain untuk memenuhi kebutuhan warungnya.

Mbok Yem diketahui hanya turun gunung untuk pulang kampung sekali setahun menjelang Idul Fitri.

Dirindukan pendaki Gunung Lawu

Gunung Lawu kembali bertopi seperti terlihat dari jepretan Parasito Djoyo warga Ngawi yang berjarak sekitar 27 kilometer dari Gunung Lawu. Awan tersebut terlihat dari pukul 05.30 WIB hingg sekitar pukul 06.30 WIB, Kamis (5/9/2024).DOKUMENTASI WARGA/PARASITO Gunung Lawu kembali bertopi seperti terlihat dari jepretan Parasito Djoyo warga Ngawi yang berjarak sekitar 27 kilometer dari Gunung Lawu. Awan tersebut terlihat dari pukul 05.30 WIB hingg sekitar pukul 06.30 WIB, Kamis (5/9/2024).

Nasi pecel dari Warung Mbok Yem termasuk makanan yang para pendaki Gunung Lawu. Salah satunya Danang Yuniantoro yang sudah mendaki gunung ini sebanyak empat kali. 

 

"Kangen. Kalau ke Lawu belum makan nasi pecelnya Mbok Yem, rasanya ada yang kurang," kata Danang.

Sama halnya dengan Danang, Tri Arini Purwaningrum juga punya kenangan di warung Mbok Yem. Perempuan yang berdomisili di Solo, Jawa Tengah, ini bahkan pernah menginap di warung tersebut.

"Rindu nasi pecel Mbok Yem so much. Juga rindu hawa di Gunung Lawu," ujar Arini.

          View this post on Instagram                      

A post shared by Kompas.com (@kompascom)

Tag:  #mengenal #warung #mbok #gunung #lawu #dirindukan #pendaki

KOMENTAR