Soal Kasus Bullying yang Libatkan Anak Vincent Rompies, Psikolog Ungkap Faktor yang Pengaruhi Pelaku
Psikolog Rose Mini Agoes Salim atau yang akrab disapa Bunda Romi menanggapi soal kasus bullying atau perundungan yang terjadi di Binus School Serpong, Tangerang Selatan. 
14:56
22 Februari 2024

Soal Kasus Bullying yang Libatkan Anak Vincent Rompies, Psikolog Ungkap Faktor yang Pengaruhi Pelaku

- Psikolog Rose Mini Agoes Salim atau yang akrab disapa Bunda Romi menanggapi soal kasus bullying atau perundungan yang terjadi di Binus School Serpong, Tangerang Selatan.

Diketahui sebelumnya, kasus bullying yang kini tengah menjadi sorotan publik itu juga melibatkan anak dari artis Vincent Rompies.

Terkait hal tersebut, Bunda Romi pun ikut buka suara.

Dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Kamis (22/2/2024), psikolog Bunda Romi menyinggung soal faktor-faktor yang mempengaruhi pelaku bullying.

Ia menilai faktor yang dapat mempengaruhi pelaku bullying tergantung pada penyebabnya.

Menurutnya, harus dicari tahu lebih dulu penyebab anak melakukan hal tersebut.

"Menurut saya, harus dicari tahu dulu anak ini kenapa melakukan hal tersebut, kurangkah dia mendapatkan perhatian, atau misalnya karena masalah-masalah tertentu yang dia tidak nyaman di rumah kemudian dia melampiaskannya di luar," katanya.

Bahkan faktor keluarga pun bisa menjadi salah satu yang mempengaruhi si anak.

"Tergantung penyebabnya, tapi kalau misalnya faktor keluarga itu salah satunya adalah misalnya karena dia tidak bisa diterima oleh keluarga kalau dia enggak punya (misalnya nilai prestasi akademis yang tinggi), maka dia kemudian masuknya ke tempat yang lain agar bisa dihargai dengan cara seperti itu (bullying)," ungkap Bunda Romi.

Bunda Romi juga mengatakan faktor di sekolah pun bisa menjadi penyebab anak melakukan perundungan.

"Kalau di sekolah, semua teman-temannya rankingnya bagus atau nilainya bagus, dia juga bisa merasa rendah diri, terintimidasi dengan situasi itu, maka dia cari pelarian ke tempat lain," jelasnya.

"Kalau orang tua tahu bahwa anaknya tidak ada prestasi, mungkin dia bisa lihat minat anak ini apa, apakah dia bisa dimasukkan ke olahraga, seni, atau apa, sehingga dia bisa mengambil tempat itu untuk membentuk identitas dirinya, menunjukkan bahwa dia mampu di bidang ini, dan jadi merasa cukup percaya diri pada bidang tersebut," tambah Bunda Romi.

Namun, menurutnya, hal tersebut terkadang tidak diperhatikan oleh orang tua.

"Tapi kadang-kadang ini enggak dilihat, bahkan kalau anak itu misalnya ramah dan gampang berteman, itu orang tua harus bangkitkan di rumah 'kamu oke loh nak, kamu cepat sekali bergaul, cara kamu ngomong itu membuat teman-teman kamu senang ya nak' gitu," terangnya.

Hal tersebut dirasa akan sangat membantu anak menjadi lebih percaya diri.

"Nah itu akan membuat rasa percaya dirinya juga meningkat, tidak usah bikin yang aneh-aneh dia sudah merasa cukup dengan percaya diri," ujar Bunda Romi.

Lebih lanjut, Bunda Romi menjelaskan jika pengaruh nama atau jabatan orang tua pun bisa menjadi faktor si anak menjadi lebih arogan.

"Bisa saja, buktinya kan ada dulu bukan anak artis tapi anak pejabat ya. Jadi dia merasa bahwa ada nama dan akan it's going to be ok kalau misalnya melakukan (bullying)," terangnya.

"Tapi kita enggak pernah tahu yang ini penyebabnya apa, itu PR-nya yang harus dicari tahu, apa yang menyebabkan anak-anak yang ada di geng ini kok jadi sebrutal itu." tambahnya.

Sebagai informasi, pihak sekolah kini sudah bertindak dengan melakukan investigasi internal.

Haris Suhendra, Humas Binus School Serpong mengatakan jika siswa yang terbukti melakukan perundungan sudah dikeluarkan.

Bunda Romi pun menanggapi kabar itu, dirinya menilai jika itu adalah sanksi karena sekolah tidak ingin mengurusi hal tersebut.

Menurutnya, itu bukan cara yang baik untuk membuat si anak berubah.

"Sebetulnya itu sanksi, secara memang sekolah jadi tidak mau ngurusin lagi, tapi kalau kita mau melihat bahwa itu bukan cara yang baik untuk membuat ini anak berubah," katanya.

"Menjadi pendidik kita harusnya membuat anak ini tahu apa yang dia lakukan itu salah dan bagaimana cara memperbaikinya," ujar Bunda Romi.

Cara agar Anak Tidak Melakukan Bullying

Dalam kesempatan sama, Bunda Romi mengungkap bagaimana cara agar anak-anak tidak melakukan bullying.

"Agar anak-anak tidak melakukan bullying, maka harus ada kehangatan di dalam keluarganya, harus ada komunikasi dua arah, harus ada orang tua yang paham apa yang dimiliki anak-anaknya (misal kemampuan-kemampuannya),"

"Membuat anak harus eksis di akademis saja belum tentu semua anak bisa, karena mungkin potensinya bukan di situ. Jadi apa yang anak bisa lakukan (misalnya berenang atau menjadi penari, seni dan sebagainya) itu juga harus dilihat," jelasnya.

Selain itu, anak-anak bisa saja mencontoh hal-hal (baik atau buruk) yang dilakukan dari orang terdekatnya, orang tuanya.

Untuk itu, orang tua si anak juga harus jadi contoh yang baik.

"Kalau kita dalam kehidupan juga serampangan dan sebagainya, itu akan berdampak pada anak. Anak akan mencontoh hal tersebut. Misalnya 'Bapak atau Ibu gue aja boleh, kenapa gue enggak boleh'," ungkap Bunda Romi.

(Tribunnews.com/Latifah)(TribunTangerang.com/Ikhwana Mutuah Mico)

Editor: Yurika NendriNovianingsih

Tag:  #soal #kasus #bullying #yang #libatkan #anak #vincent #rompies #psikolog #ungkap #faktor #yang #pengaruhi #pelaku

KOMENTAR