Mengejutkan, Pakar Ungkap Kejanggalan Bus Pariwisata yang Terlibat Kecelakaan di Subang
AKIBAT REM BLONG: Petugas gabungan berusaha mengevakuasi bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (11/5) tengah malam. (TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG)
18:20
13 Mei 2024

Mengejutkan, Pakar Ungkap Kejanggalan Bus Pariwisata yang Terlibat Kecelakaan di Subang

- Kecelakaan bus pariwisata terulang kembali. Bus yang mengangkut puluhan pelajar SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, tergelincir saat melewati jalan raya Desa Palasari, Subang pada Sabtu (11/5) sore. Sebanyak 11 korban jiwa dinyatakan tewas di lokasi kejadian.   Terkait hal tersebut, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno menyebut, berdasarkan hasil penelusurannya, bus Trans Putra Fajar AD-7524-OG ini tidak terdaftar dan KIR-nya mati tanggal 6 Desember 2023.   "Berdasarkan data BLUe bus ini milik PT Jaya Guna Hage. Diduga bus ini armada AKDP yang berdomisili di Baturetno Wonogiri. Sepertinya, sudah dijual dan dijadikan bus pariwisata dan umurnya diperkirakan sudah 18 tahun," kata Djoko melalui pesan singkatnya kepada JawaPos.com.   Djoko menambahkan, banyak perusahaan bus pariwisata tidak tertib administrasi, padahal sekarang sudah dipermudah, pendaftaran dengan sistem online. Sehingga, dirinya menilai pengawasan terhadap bus pariwisata masih perlu diperketat dan harus ada sanksi bagi perusahaan bus yang lalai terhadap tertib administrasi.    "Sudah saatnya, pengusaha bus yang tidak mau tertib administrasi diperkarakan. Selama ini, selalu sopir yang dijadikan tumbal setiap kecelakaan bus," lanjut Djoko.   Djoko menyebut, sangat jarang sekali perusahaan bus yang diperkarakan hingga di pengadilan. Termasuk pemilik lama juga harus bertanggung jawab. Alhasil, kejadian serupa dengan penyebab yang sama selalu terulang kembali.    "Data STNK, KIR dan perijinan sudah seharusnya dikolaborasikan dan diintegrasikan menjadi satu kesatuan sebagai alat pengawasan secara administrasi," kata Djoko yang juga merupakan Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini.   Fakta selanjutnya yang diungkap Djoko adalah hampir semua bus pariwisata yang terlibat kecelakaan lalu lintas adalah bus bekas AKAP/AKDP. Dan korban-korban fatal dengan polanya sama, yaitu tidak adanya sabuk keselamatan dan body bus yang keropos, sehingga saat terjadi laka terjadi deformasi yang membuat korban tergencet.    "Pemerintah membuat aturan batas usia kendaraan bus tapi setengah hati. Bus yang lama tidak di scrapping. Akan tetapi dijual kembali sebagai kendaraan umum, karena masih plat kuning, sehingga bisa di KIR tapi tidak memiliki izin. Keadaan ini terus terjadi dan tidak bisa dikendalikan," tandas Djoko.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #mengejutkan #pakar #ungkap #kejanggalan #pariwisata #yang #terlibat #kecelakaan #subang

KOMENTAR