Bolehkah Mengisi Radiator Mobil Pakai Air Keran atau Air Minum Kemasan? Begini Jawabannya
Ilustrasi mengisi cairan pada radiator mobil (Istimewa )
17:44
26 Maret 2024

Bolehkah Mengisi Radiator Mobil Pakai Air Keran atau Air Minum Kemasan? Begini Jawabannya

 
  - Mobil modern saat ini kebanyakan sudah hadir menggunakan mekanisme pendinginan terkini yang beda dengan mobil era 1990-an sampai 2000-an awal. Karenanya, air biasa atau basic water tidak disarankan untuk mengisi sistem radiator mobil-mobil terbaru.  

  Gantinya, sudah ada yang namanya coolant, cairan khusus yang mengandung konsentrat untuk mendinginkan mesin kendaraan terkini. Nah, coolant ini kabarnya tidak boleh diganti dengan air biasa atau air mineral sebagai fluida pendingin mesin. Benar demikian?   Dilansir dari Suzuki Arista, semua pabrikan otomotif Indonesia sudah merekomendasikan coolant sebagai air radiator mobil yang tepat. Namun, air mineral yang lebih murah dan mudah didapatkan biasanya menjadi pilihan sebagian besar pemilik mobil, padahal ini bisa memberikan efek negatif pada mesin.   Perlu diketahui bahwa fungsi dari cairan pada radiator bukan hanya untuk mendinginkan mesin saja. Cairan ini dirancang khusus agar titik didihnya lebih tinggi sehingga tidak mudah menguap dan menyebabkan karat.    Dampak Mengisi Radiator Mobil Pakai Air Mineral   Meskipun sama-sama cair, Air tidak memiliki sifat yang sama seperti coolant. Titik didihnya lebih rendah sehingga lebih mudah menguap. Karena itu, ada beberapa dampak negatif yang dapat terjadi saat menggunakan air mineral sebagai air radiator.   Berpotensi Membuat Mesin Overheat   Seperti yang telah kita ketahui bahwa air memiliki titik didih pada angka 100 derajat celcius. Sementara itu, saat bekerja mesin mobil bisa mencapai lebih dari 100 derajat celcius.    Akibatnya, ketika Anda menggunakan air mineral sebagai cairan untuk mengisi radiator mobil, maka komponen pendingin mesin tidak akan bisa meredam suhu panas dari kendaraan saat melaju.   Jika digunakan dalam waktu yang lama, cairan tersebut akan lebih mudah habis karena terjadi penguapan berlebih dan menyebabkan mesin overheat. Hal ini bisa berpotensi merusak beberapa komponen mesin lainnya.   Meskipun menggunakan air mineral tampak lebih hemat, tapi jika hal ini sampai terjadi Anda justru bisa kebobolan biaya untuk perbaikan mobil.   Penyebab Korosi pada Radiator   Tidak hanya berpotensi overheat, air mineral juga dapat menyebabkan korosi pada pelat logam radiator. Berbeda dengan coolant yang sudah dilengkapi dengan zat anti karat, air mineral justru mengandung beberapa zat penyebab karat.   Karat ini bisa terjadi karena adanya proses oksidasi yang terjadi pada saat air menguap. Apabila sudah muncul karat, bisa menyebabkan residu kotoran bisa menimbulkan keropos pada komponen radiator hingga jebol.    Menghambat Tarikan Mesin   Penggunaan air mineral pada radiator juga dapat menghambat tarikan mesin. Ini merupakan efek lanjutan dari radiator yang berkarat. Biasanya, efek ini tidak dirasakan secara langsung dan membutuhkan waktu yang cukup panjang.   Ketika karat sudah muncul, maka internal dari sistem pendingin bisa mengalami kerusakan yang tidak dapat dihindari. Pastinya, dana perbaikannya pun akan jauh lebih mahal dibanding dengan biaya mengganti cairan radiator mobil menggunakan coolant.   Mengganggu Sistem Pendingin   Kebiasaan mengisi radiator menggunakan air mineral memang tampak sangat sederhana. Namun, hal ini ternyata dapat mengganggu kinerja sistem pendingin mobil dan berakibat fatal.   Pasalnya, pada saat mesin sedang bekerja dan sudah mencapai suhu sekitar 80-90 derajat celcius dengan tekanan yang cukup tinggi, maka kandungan yang ada di dalam air mineral bisa menyebabkan endapan pada mesin pendingin.   

  Selain itu, zat lainnya akan ikut beredar dan mengganggu sistem lainnya seperti pompa air, thermostat, hingga berkemungkinan akan menyumbat radiator. (*)  

Editor: Dinarsa Kurniawan

Tag:  #bolehkah #mengisi #radiator #mobil #pakai #keran #atau #minum #kemasan #begini #jawabannya

KOMENTAR