Hari Ini 3 Tahun Lalu, ChatGPT Lahir dan Kini Jadi Standar AI Global
Ringkasan:
- Hari ini tiga tahun lalu ChatGPT lahir. Sejak dirilis 1 Desember 2022, ChatGPT menjadi tonggak penting perkembangan AI modern dan langsung memicu revolusi global berkat kemampuannya menjawab pertanyaan dengan bahasa natural serta akses gratis yang membuatnya cepat meraih ratusan juta pengguna.
- Popularitas ini membuat ChatGPT menjadi standar baru industri AI, mendorong percepatan inovasi di perusahaan besar seperti Google dan Meta, sekaligus memunculkan berbagai tantangan seperti isu privasi dan misinformasi.
- Meski diterpa banyak ujian, ChatGPT terus berevolusi, mulai dari GPT-1 pada 2018 hingga GPT-5.1 pada 2025, dengan peningkatan besar pada pemrosesan data, reasoning, multimodal (teks–gambar–audio–video), dan integrasi ke browser cerdas Atlas.
- Hari ini menjadi hari yang cukup penting bagi perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Tiga tahun lalu, tepatnya 1 Desember 2022, ChatGPT lahir sebagai salah satu pionir platform AI generatif berupa chatbot.
Pada waktu itu, Sam Altman sebagai CEO Open AI, perusahaan yang bertanggung jawab pada pengembangan ChatGPT, mengumumkan langsung kehadiran platform chatbot AI ini ke publik melalui akun X resminya.
Awal kehadiran ChatGPT terasa sangat fenomenal saat itu. ChatGPT diperkenalkan sebagai chatbot AI yang mampu menjawab berbagai pertanyaan secara lengkap dan menjalankan berbagai perintah dengan bahasa natural seperti manusia.
Kemampuan ChatGPT rasa-rasanya saat itu menjadi pembicaraan utama oleh banyak pengguna di dunia. ChatGPT digadang-gadang memiliki kecerdasan yang bisa mengancam keberlangsungan pekerjaan manusia.
Ada berbagai indikasi keunggulannya yang ditampilkan dan bakal berdampak pada manusia. Misalnya, hasil ChatGPT sulit dideteksi yang memaksa perusahaan pada awal 2023 harus mengeluarkan alat pendeteksi hasil AI OpenAI AI Text Classifier.
Belum lagi eksperimen-eksperimen yang menunjukkan kemampuan ChatGPT dalam melewati beberapa tes yang membuatnya seperti platform yang wajib diantisipasi. Misalnya, ChatGPT yang mampu melewati tes masuk Google.
Nama ChatGPT kian berdengung ketika platform ini digadang dapat mengalahkan platform kawakan seperti Google Search karena diklaim lebih mampu menghasilkan jawaban lengkap yang instan.
Menjadi standar AI global
Kehadiran ChatGPT menjadi titik penting bagi perkembangan AI. Jauh sebelum ChatGPT hadir, pengembangan AI sebenarnya sudah banyak dilakukan. Bahkan, language model yang jadi cikal bakal ChatGPT telah dikembangkan sejak 2018.
Sebagai informasi, dasar-dasar AI untuk membuat program, mesin, atau komputer bisa berpikir layaknya manusia, telah ditemukan sejak 1950-an. Kemudian, logika berpikir dasar AI mulai diimplementasikan dalam format game seperti catur pada 1960-an.
Saat itu, AI masih belum bisa menjawab tantangan praktis untuk membantu pekerjaan manusia. Dikutip dari buku “Human Compatible” karangan Stuart Russel, perkembangan AI kian pesat pada sekitar 2011, saat metode pembelajaran mendalam (deep learning) dengan sistem penalaran probabilitas kompleks telah mampu mengenali suara, visual, dan teks.
Akan tetapi, saat itu, tidak semua orang mungkin sudah memahami AI sebagai sebuah sistem yang ahli. AI di benak sebagian besar orang masih terwujud dalam bentuk robot yang bisa menjalankan berbagai tugas.
Padahal, berbagai sistem AI sebenarnya telah diterapkan di kehidupan sehari-hari, misalnya chatbot yang biasa dipakai pada layanan Customer Service atau AI algoritma untuk mengatur otomatis preferensi pengguna dalam memakai platform.
Kehadiran ChatGPT seakan menjadi pionir dalam menunjukkan wujud AI sebagai chatbot yang mampu menjawab berbagai pertanyaan dan perintah pengguna dengan bahasa yang natural, mirip berbicara dengan manusia asli.
Kala itu, salah satu tantangan chatbot-chatbot AI yang sudah ada adalah bahasa interaksi yang masih terkesan kaku seperti robot. Namun, ChatGPT dengan parameter dan pelatihan yang lebih banyak bisa mengatasi tantangan itu.
Selain itu, ChatGPT juga hadir dengan kemudahan akses. Semua orang bisa mencobanya secara gratis. Dengan kemampuan mutakhir dan kemudahan akses itu, ChatGPT mampu merebut hati pengguna.
Dalam waktu sekitar dua bulan setelah peluncuran, ChatGPT sudah mencapai 100 juta pengguna aktif mingguan. Jumlah pengguna ChatGPT kini terus bertumbuh. Pada 2024, terdapat 400 juta pengguna aktif mingguan.
Kemudian, pada 2025, ChatGPT mampu mencatat 800 juta pengguna aktif mingguan. Setiap hari platform ini diklaim bisa menerima sekitar 2,5 miliar prompt dari pengguna global. Dengan capaian-capain ini, tak heran jika ChatGPT jadi standar AI global.
Setelah dirilis pada 1 Desember 2022, banyak perusahaan yang merilis platform AI mirip ChatGPT seperti Microsoft Bing (kini Copilot) dan Google Bard. Bahkan, ChatGPT mampu membuat “ketar-ketir” perusahaan teknologi raksasa.
Pada awal 2023, perusahaan Meta (induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp) dan Google kompak mempercepat proses pengembangan AI di tengah popularitas ChatGPT yang sangat berkembang pesat.
Diterpa berbagai ujian
Di tengah popularitasnya, ChatGPT banyak diterpa berbagai ujian, terutama pada masalah privasi penggunaan data pengguna yang dipakai untuk melatih model AI, serta masalah jawaban yang mengandung kesalahan informasi.
Saat awal kemunculannya, ChatGPT pernah diblokir sementara di Italia oleh Otoritas Perlindungan Data (Data Protection Authority/DPA) pada Maret 2023 karena mengumpulkan data pribadi dari pengguna secara tidak sah.
Pihak OpenAI dianggap tidak transparan memberikan informasi ke pengguna bahwa data mereka diambil dan digunakan untuk melatih ChatGPT.
Selain itu, alasan kedua adalah ditemukannya kerentanan chatbot tersebut dalam menyebarkan misinformasi, dan tidak adanya verifikasi usia yang mencegah anak di bawah umur terpapar konten terlarang.
Kemudian, di tahun yang sama, OpenAI pernah digugat oleh Brian Hood, Wali Kota Hepburn Shire, Victoria, Australia, karena ChatGPT memuat informasi yang keliru soal dirinya.
Kekeliruan tersebut bermula dari ChatGPT yang salah memberi jawaban ketika ditanyai pertanyaan “Peran apa yang dilakukan Brian Hood dalam kasus suap Securency?”.
Menurut jawaban ChatGPT, Hood disebut pernah terlibat skandal penyuapan ke salah satu pejabat di Indonesia dan Malaysia. “Brian Hood merupakan salah satu mantan eksekutif Securency yang terlibat dalam skandal penyuapan.
Pada 2011, ia dijatuhi tiga dakwaan, yakni konspirasi untuk menyuap pejabat asing di Indonesia dan Malaysia, serta dakwaan membuat pembukuan palsu," begitu tulis ChatGPT. Padahal, faktanya tidak demikian.
Kasus Securency adalah kasus penyuapan yang dilakukan agen percetakan uang kertas bernama Securency sekitar 2011 hingga 2012 lalu. Berdasarkan kisah sebenarnya, saat kasus penyuapan terjadi, Hood-lah yang melaporkan hal tersebut ke pihak berwenang dan jurnalis lokal.
Artinya, Hood adalah whistleblower alias pihak yang mengungkap skandal tersebut, bukan pelaku. Tahun 2014 lalu, Kedutaan Besar Australia di Jakarta juga sudah memastikan bahwa tidak ada keterlibatan pemerintah Indonesia dalam skandal Securency.
Di tengah banyak isu yang menerpa, ChatGPT tetap kokoh beroperasi. Bahkan, ChatGPT terus mengalami perkembangan sejak tiga tahun lalu.
Perkembangan kecerdasan ChatGPT
Untuk diketahui, ChatGPT adalah program language model AI terlatih yang telah dikembangkan OpenAI sejak 2018. Untuk diketahui, language model sendiri adalah program yang dapat menyajikan prediksi kata dengan menganalisis teks dalam kumpulan data berskala besar.
Dalam menyajikan prediksi kata itu, program language model dari OpenAI dirancang menggunakan parameter (model atau nilai yang dipelajari) dan dilatih menggunakan sekumpulan data (dataset) yang berskala besar.
Parameter, dataset, output tindakan, dan tampilan dari program language model OpenAI terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pada 2018, OpenAI memulai untuk membuat program language model bernama Generative Pre-Trained Transformer (GPT).
Di masa-masa awal pengembangannya, pendahulu ChatGPT itu, GPT-1 (generasi pertama) tidak langsung berupa program chatbot. OpenAI masih melakukan serangkaian pengujian tugas yang bisa dilakukan di GPT-1 menggunakan beberapa dataset.
Dari GPT-1, OpenAI kemudian mengenalkan GPT-2 pada 2019. Dikutip dari laman resmi OpenAI, GPT-2 dirancang menggunakan 1,5 miliar parameter dan dilatih menggunakan dataset 8 juta halaman website.
Jumlah parameter dan dataset yang dipakai di GPT-2 dikatakan 10 kali lipat lebih besar ketimbang GPT-1. GPT-2 memiliki tugas utama untuk memberikan prediksi kata sekaligus mengingat kata atau teks yang diinput sebelumnya.
Salah satu contoh tindakan yang bisa dihasilkan GPT-2 adalah memberikan rekomendasi kata berikutnya dan melakukan parafrasa atas sebuah teks yang diinput. Program language model OpenAI yang mendekati ChatGPT baru hadir di GPT-3.
OpenAI merilis GPT-3 dengan terdapat 175 miliar parameter pada 2020. Tindakan yang bisa dilakukan GPT-3 tidak hanya menyajikan prediksi kata, tetapi juga menjawab pertanyaan dan menyusun artikel dengan kata baru.
GPT-3 kala itu diklaim sudah bisa menghasilkan teks dengan bahasa natural seperti tulisan manusia. Pelatihan GPT-1 hingga GPT-3 belum melibatkan unsur manusia langsung untuk memberikan masukan atas tanggapan atau output tindakan yang dilibatkan.
Pelatih dari unsur manusia asli baru dilibatkan pada GPT-3.5 yang dirilis OpenAI pada awal tahun lalu. Pelibatan tersebut membuat GPT-3.5 dapat meminimalisir memberikan informasi yang salah dan membahayakan.
GPT-3.5 sejatinya dilatih menggunakan dataset yang sama seperti GPT-3, namun supaya bisa memberikan informasi yang lebih akurat dan aman program ini turut debekali pula dengan metode Reinforcement Learning From Human Feedback (RLHF).
Melalui metode itu, pelatih manusia asli dapat memberikan umpan balik atas tanggapan yang disajikan program language model. Dengan umpan balik itu, program dapat belajar untuk menghasilkan tindakan yang diinginkan manusia.
Program GPT-3.5 inilah yang melandasi pembuatan InstructGPT, platform pengolah teks sesuai dengan perintah pengguna. Dari InstructGPT, OpenAI kemudian menyempurnakannya lagi menjadi ChatGPT yang dirilis pada November 2022.
ChatGPT dirancang menggunakan GPT-3.5 dan turut dilatih langsung oleh manusia asli. ChatGPT dapat memberikan tanggapan yang lebih luwes dan detail ketimbang InstructGPT. Tanggapan ChatGPT bisa terasa seperti sedang berdialog dengan sesama manusia.
Supaya bisa menghasilkan tanggapan dengan format dialog seperti itu, selain memberikan umpan balik, pelatih manusia juga diberikan akses untuk membantu menyusun respons yang ditulis ChatGPT.
Setelah kemunculan GPT-3.5 pada akhir 2022 yang menjadi fondasi awal ChatGPT, perkembangan teknologi model bahasa besar buatan OpenAI mengalami lompatan signifikan dalam waktu singkat.
Pada Maret 2023, lahirlah GPT-4, yang menghadirkan peningkatan dalam kemampuan penalaran, pemahaman konteks, dan stabilitas jawaban. GPT-4 bahkan mampu lulus sejumlah ujian profesional.
Di era GPT-4 ini, ChatGPT juga mulai mendukung pemrosesan file seperti PDF, mampu membaca gambar, serta menghadirkan kemampuan analisis data dan eksekusi kode melalui pemrogragam.
Selanjutnya, terdapat model GPT-4 Turbo yang dirilis akhir 2023, yang membuat ChatGPT bisa menghasilkan jawaban yang lebih responsif dan efisien dengan konteks jauh lebih panjang.
Memasuki 2024, OpenAI merilis GPT-4.1 dan GPT-4.2 sebagai penyempurnaan dari GPT-4. Pembaruan ini menghadirkan kemampuan ChatGPT untuk memproses dokumen yang lebih panjang dan kompleks.
Selanjutnya, pada Mei 2024 lahir GPT-4o, model ChatGPT yang didukung kemampuan multimodal yang dapat memahami dan menghasilkan teks, gambar, audio, hingga video dalam satu sistem terpadu.
GPT-4o membuat ChatGPT bisa dipakai untuk percakapan suara dua arah. Di titik ini, ChatGPT seakan menjadi asisten digital dengan kemampuan lintas media yang bisa membantu penjelasan teknis, membaca ulang dokumen, menganalisis foto, sekaligus menjadi pendamping belajar.
Perkembangan ini berlanjut di 2025 dengan hadirnya GPT-5 dan GPT-5.1 yang menitikberatkan peningkatan reasoning, memori jangka panjang, stabilitas percakapan, serta kemampuan memahami instruksi kompleks dalam konteks multi-langkah (multi-step reasoning).
Selain fokus pada chatbot, OpenAI juga baru-baru ini, tepatnya Oktober 2025, memperluas jangkauan layanan ChatGPT dalam format browser. OpenAI menghadirkan browser cerdas Atlas yang terintegrasi dengan ChatGPT.
Tag: #hari #tahun #lalu #chatgpt #lahir #kini #jadi #standar #global