Pemerintah Berencana Batasi Game Online Buntut Tragedi SMAN 72, Ikuti Kebijakan China?
-
Pemerintah Indonesia mempertimbangkan pembatasan game online setelah tragedi SMAN 72.
-
Kekhawatiran muncul karena pengaruh game FPS yang menampilkan senjata mirip temuan di TKP.
- China sudah membatasi game online bagi anak-anak sejak tahun 2019.
Pemerintah Indonesia baru-baru ini berencana melakukan pembatasan terhadap game online buntut tragedi ledakan di SMAN 72 Jakarta. Jika diaplikasikan, terdapat spekulasi bila pemerintah Indonesia meniru kebijakan pembatasan game online seperti di China.
Sebagai informasi, China menganggap game tertentu 'berpengaruh buruk' dan menimbulkan 'kecanduan' bagi anak-anak di bawah umur.
Itu mirip dengan pernyataan Prabowo dalam menanggapi ledakan di SMAN 72 Jakarta yang menimbulkan puluhan korban luka.
Kepolisian diketahui menemukan senjata mainan mirip AR-15 (senapan semi-otomatis ringan) di TKP dekat lokasi ledakan.
Senjata mainan itu familiar ditemukan pada game FPS dan Battle Royale, termasuk PUBG Mobile, Call of Duty Mobile, dan Free Fire.
"Beliau (Prabowo) menyampaikan, kita juga masih harus berpikir untuk membatasi dan mencoba bagaimana mencari jalan keluar terhadap pengaruh pengaruh dari game online. Karena, tidak menutup kemungkinan, game online ini ada beberapa yang di situ, ada hal-hal yang kurang baik, yang mungkin itu bisa memengaruhi generasi kita ke depan. Misalnya contoh, PUBG. Itu kan di situ, kita mungkin berpikirnya ada pembatasan-pembatasan ya, di situ kan jenis-jenis senjata, juga mudah sekali untuk dipelajari, lebih berbahaya lagi," kata Mensesneg Prasetyo Hadi pada Minggu (9/11/2025).
PerbesarIlustrasi senjata mainan mirip AR-15 di TKP SMAN 72 dan game PUBG. (ist)Kebijakan China Dalam Membatasi Game Online
China tak sepenuhnya memblokir game online untuk anak-anak, namun membatasi jam bermain mereka.
Itu cukup masuk akal mengingat industri game berkembang pesat di China serta menghasilkan banyak pemasukan serta menciptakan lapangan kerja.
Mengutip The Conversation dan SCMP, China membuat undang-undang khusus yang mengatur game online pada 2019 lalu.
UU tersebut membatasi waktu bermain game bagi anak-anak di bawah 18 tahun hingga 90 menit per hari pada hari kerja dan tiga jam pada akhir pekan.
"Jam malam" akan melarang bermain game dari pukul 22.00 hingga 08.00.
Amandemen tahun 2021 selanjutnya membatasi waktu bermain hanya pukul 8 malam hingga 9 malam (waktu bermain satu jam) pada hari Jumat, Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional.
Pada tahun 2023, China memperluas kerangka regulasi itu melampaui game online dan mencakup platform streaming langsung, situs berbagi video, dan media sosial.
Mereka mewajibkan platform-platform tersebut untuk membangun dan membuat "sistem pencegahan kecanduan".
Sekarang, anak-anak serta remaja di China dibatasi total waktu bermain video game sekitar 15 jam selama liburan sekolah musim dingin selama sebulan.
Tencent Holdings dan NetEase, dua perusahaan video game terbesar di China, telah mengisyaratkan kepatuhan mereka terhadap peraturan yang berlaku.
Mereka melakukan pembatasan, dengan tidak lebih dari 16 jam selama masa liburan sekolah yang dimulai pertengahan Januari 2025.
Tag: #pemerintah #berencana #batasi #game #online #buntut #tragedi #sman #ikuti #kebijakan #china